Tuesday, October 2, 2012

Jangan Takut Bergerak



Pengajian dzuhur kali ini disampaikan oleh Ustadz Valentino Dinsi.

Seni kehidupan adalah ketika gelombang, ada ritme, ada naik turun, seperti grafik harga saham.

Sebagaimana pada surat Al Mulk ayat 2, alladzi khalaqal mauta wal hayata liyabluwakum ayyukum ahsanu amala. Dia yang menciptakan mati dan hidup untuk menguji kami, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya.

Maut adalah kesedihan, hidup adalah kesenangan. Kesedihan dan kesenangan Allah ciptakan untuk menguji siapa yang paling baik amalannya. Bukan siapa yang bos, siapa yang anak buah, atau siapa yang kaya dan miskin, atau siapa yang pintar dan bodoh. Inna akrokum indallaha atqokum, sesungguhnya yang paling mulia di antara kamu adalah yang paling bertakwa. Allah tidak melihat wajah kita, Allah melihat hati dan perbuatan kita.

Kehidupan yang bergerak naik turun, menjadikan hati kita hidup, mendewasakan kita, menjadikan kita matang, dan tumbuh berkembang. Hidup adalah pilihan kita sendiri, apakah kita memilih hidup yang penuh warna atau hidup yang hitam putih. Yang terpenting adalah bagaimaan kita bisa memaknai semua kejadian yang Allah tetapkan. Karena kejadian yang sama menimpa orang yang berbeda, maknanya akan berbeda, tergantung penerimaan masing-masing orang tersebut.

Kondisi suatu keluarga yang tinggal di rumah yang sempit dengan 9 orang anak, berbeda jika dilihat oleh anak dan dilihat oleh orang tua. Jika dilihat oleh sang anak, maka ia dapat melihat kondisi itu bukan sebagai situasi yang sulit. Tetapi orang tuanya akan memandang kondisi tersebut sebagai kondisi yang sulit. Dan hal ini wajar, karena secara umum kondisi semacam itu memang sulit.

Namun, situasi yang kelihatannya menyenangkan, misalnya seseorang dengan rumah yang mewah, bisa saja penghuninya ternyata merasa kesusahan. Maka ini bergantung pada cara seseorang menyikapi kondisi yang dihadapinya.

Ada kalanya situasi di tempat kerja membuat kita memiliki kebiasaan untuk menjadi pemalas. Jika sesuatu berulang, maka akan menjadi kebiasaan. Jika sesuatu kebiasaan diteruskan, maka akan menjadi perilaku. Jika perilaku diteruskan, maka akan menentukan nasib kita.

Kita jangan sampai mendilusi diri kita, menurunkan standar kita, menurunkan kinerja kita, karena pengaruh situasi di luar kita. Ketika kita rajin, lalu ada teman kita yang malas dan mendapatkan gaji yang sama, kita jangan sampai terpengaruh dan berkata, “Buat apa saya rajin, lebih baik saya malas juga, toh gaji yang diperoleh sama.” Ketika kita sudah menghasilkan suatu pencapaian, yang kemudian diakui oleh atasan kita atau orang lain. Jangan sampai kita terpengaruh dan berkata, “Lebih baik saya tidak usah mencapai sesuatu, toh bukan saya yang akhirnya diakui.”

Jadikan diri kita tetap mutiara. Orang lain yang malas, tidak ada kaitannya dengan kita. Diakui atau tidak pencapaian kita, tidak berpengaruh pada kita. Selama kita bertahan menjadi mutiara, suatu saat mutiara akan mengeluarkan cahaya. Bisa karena disingkap oleh keadaan, bisa karena orang lain yang mengangkat, atau bisa karena tangan Allah yang membantu. Jangan kita menjadi arang, yang tidak bernilai.

Rezeki ada 3 macam :

Pertama, yang sudah ditentukan oleh Allah, sama seperti rezeki untuk seluruh makhluknya, misalnya cacing. Maka jika kita hidup standar, kerja standar, bisa dianggap sama dengan cacing. Masuk ke perusahaan menjadi staf, keluar perusahaan juga masih menjadi staf, dapat dikatakan baru pada taraf rezeki pertama ini.

Kedua, rezeki yang dijemput. Masuk staf, keluar CEO, dengan ilmu. Jadilah workaholic, karena hanya yang bersungguh-sungguhlah yang akan mendapatkan, man jadda wajada.

Jenis rezeki yang ketiga, rezeki yang tidak disangka-sangka.

No comments: