Masih dari pencerahan Cak Amin, guru tahfizh saya, tentang Al Qur’an yang secara perlahan-lahan dapat menambah kebaikan, dan mengikis keburukan.
Cak Amin menceritakan tentang seorang ibu yang kaya raya di Jakarta Pusat, dengan suami yang juga sangat sibuk, sampai tidak memiliki waktu lagi untuk mendidik anak-anaknya. Dan anak-anaknya akhirnya berada di jalan yang sangat sesat. Yang laki-laki minum minuman keras dan sering membawa teman perempuan ke rumah. Yang perempuan pergi malam pulang pagi. Dan sulitnya, mereka sudah tidak bisa lagi dinasehati.
Sang Ibu sangat terpukul dan mencari bantuan ke PTIQ, tempat Cak Amin belajar. Di PTIQ, sang Ibu bertemu ustadz di PTIQ dan bercerita tentang masalahnya. Akhirnya, sebagaimana yang biasa diterapkan di PTIQ, bahwa jika ada yang bermasalah, dibacakan Al Qur’an sampai khatam. Maka, kepada Ibu tersebut disarankan agar di rumahnya dibacakan Al Qur’an sampai khatam, misalnya 1 bulan sekali khatam, atau 2 bulan sekali, atau bahkan 1 tahuh sekali.
Sang Ibu memutuskan bahwa ia ingin agar di rumahnya Al Qur’an dapat dikhatamkan seminggu sekali. Maka dipanggillah para hafizh Al Qur’an setiap hari ke rumahnya untuk mewujudkan target tersebut.
Singkat cerita, setelah 10 tahun berlalu, perlahan-lahan, sang anak mulai dapat diajak bicara, dimulai dari hal-hal yang ringan, misalnya bahwa keluar malam tidak baik untuk kesehatan. Sampai akhirnya mereka kembali menjadi anak yang saleh dan salehah, dan bahkan ada yang berniat untuk menghafalkan Al Qur’an.
Subhanallah. Semoga kita semua dapat terus mendekatkan diri kepada Al Qur’an, dan terus memperbaiki diri dan meninggalkan semua keburukan.
No comments:
Post a Comment