Ceramah di Ramadhan hari ke-8 ini disampaikan oleh Ust. Subkhi Al Bughury, yang saya hanya ikuti sebagian di awal karena ada keperluan lain. Semoga bermanfaat.
Di awal Ramadhan, seorang pendeta Kristen Koptik Mesir mengucapkan selamat berpuasa kepada masyarakat muslim Mesir, dan menyatakan bahwa hakikat puasa adalah lapar untuk badan, tetapi ruh kenyang dengan makanan yang berbeda.
Ketika puasa jarang yang terlihat lemas, kekuatan yang menjadi pendorong adalah kenyangnya manusia dengan keimanan dan hikmah.
Menilai produktivitas muslim di bulan Ramadhan, sangat bergantung dari sudut pandang melihatnya. Sebuah restoran Padang di Jakarta setiap bulan Ramadhan tutup, padahal di saat itu pesanan rendang meningkat sangat signifikan. Namun pemilik restoran tersebut berprinsip bahwa cukup mencari rezeki selama 11 bulan. Di bulan Ramadhan seluruh karyawan dipulangkan dengan THR yang sudah dibayarkan, agar dapat berfokus beribadah.
Di beberapa toko, jam 5 sudah tutup, karena akan melakukan persiapan tarawih. 10 hari terakhir Ramadhan, beberapa karyawan cuti karena akan I’tikaf.
Apakah ini produktif?
Bagaimana dengan 10 hari terakhir Ramadhan kita? Apakah kita gunakan untuk membuat kue atau membaca Al Qur'an?
Para Sahabat Rasulullah, di bulan Ramadhan, dalam 7 hari meng-khatam-kan Al Qur’an dengan alokasi sebagai berikut :
Hari pertama : surat 2-3-4 (662 ayat)
Hari kedua : 5 surat
Hari ketiga : 7 surat
Hari keempat : 9 surat
Hari kelima : 11 surat
Hari keenam : 13 surat
Hari ketujuh : Surat Qaf – Surat An Naas
Ada shahabiyah yang selama 40 tahun tidak pernah bicara kecuali berasal dari Al Qur'an.
Seorang kakek berusia 70 tahun dapat menjalani qiyamul lail sepanjang 3 juz dengan bersemangat, sedangkan seorang anak muda, 45 menit saja menjalani tarawih sudah tampak gelisah. Kekuatan bukan semata-mata pada kekuatan fisik, tetapi kekuatan imam.
Produktif yang benar adalah seimbang antara dunia dan akhirat. Pernah ada sebuah kisah ada seorang yang terus berdzikir, tidak pernah keluar dari masjid. Rasulullah menyatakan bahwa saudaranya yang memberikan makan baginya, lebih baik darinya.
Kekuatan fisik pada dasarnya berhubungan dengan kekuatan jiwa. Berbagai perang penaklukan muslim terjadi di bulan Ramadhan. Yang dikehendaki Allah adalah ruh yang sehat. Jika ruh tidak sehat, maka badan pun tidak sehat.
Dalam Al Baqarah 249, dijelaskan tentang kaum Talut yang naik ke bukit, dan mengetahui ada sungai di depan dan berharap akan minum dari sungai tersebut. Allah akan menguji, mereka yang minum bukan golongan kami. Yang tidak minum adalah golongan kami, kecuali hanya 1 kurva. Ketika sampai di sungai, sebagian besar lupa peringatan tersebut. Dari 80 ribu pasukan, hanya 8 ribu yang tidak minum, dan hanya mereka yang dapat melanjutkan perjalanan. Sisanya kekenyangan dan tidak bisa melanjutkan perjalanan. Yang puasa lah yang bisa menang.
No comments:
Post a Comment