Friday, September 9, 2011

Ramadhan 11 – ZIS untuk Produktivitas

Ceramah kali ini disampaikan oleh Ust. Adiwarman Karim, yang karena waktunya cukup singkat, disampaikan dengan sangat singkat, simpel, namun jadi sangat memudahkan dalam pemahaman tentang ZIS. Semoga bermanfaat.

Ceramah dibagi ke dalam 3 bab singkat.

Bab 1A : Tarif dan Waktu Zakat.

Kondisi 1, jika kita sama sekali tidak melakukan apa-apa, tiba-tiba saja kita menerima sejumlah harta, maka besar zakat adalah 20%.

Kondisi 2, jika kita harus melakukan usaha di awal, misalnya menanam tanaman, tetapi tidak perlu melakukan usaha rutin, tidak perlu memberikan pengairan, pemupukan, dll, maka ada “diskon 50%”, besar zakat menjadi 10%.

Kondisi 3, jika kita harus melakukan usaha di awal dan sepanjang proses, misalnya menanam tanaman, mengatur pengairan, menyiangi tanaman liar, dll, maka ada “diskon 50%” lagi, besar zakat menjadi 5%.

Kondisi 4, karyawan, dengan pekerjaan yang spesifik, dan pendapatan yang dipengaruhi banyak factor, ada “diskon 50%” lagi, besar zakat menjadi 2.5%.

Maka, besar zakat 2.5% itu sudah setelah beberapa kali diskon. Maka, segeralah tunaikan kewajiban tersebut.

Kapan zakat disampaikan?
Lebih aman jika zakat disampaikan segera setelah kita menerima rezeki tersebut, walaupun sebenarnya belum muncul kewajiban zakat karena nishab dan haul.
Prinsipnya, “mimma razaqnahum yunfiqun”, dari apa-apa yang direzekikan, diinfakkan.

Dalam bulan Ramadhan setan memang diikat, namun nafsu manusia masih tetap bisa berperan. Dan peran setan sebenarnya ketika seseorang ragu untuk melakukan suatu dosa, setan akan mendorong, menjerumuskan.

Sebelum manusia diciptakan, akal dan nafsu terlebih dahulu diciptakan.
Kemudian Allah mengajukan pertanyaan, “Ma ana, ma anta? Siapa saya, siapa engkau?”
Akal pun menjawab, “Anta rabbi, ana abduka. Engkau Tuhanku, aku hamba-Mu.”

Pertanyaan yang sama disampaikan kepada nafsu, “Ma ana, ma anta. Siapa saya, siapa engkau?”
Nafsu pun menjawab, “Ana ana, anta anta. Aku adalah aku, engkau adalah engkau.” Allah pun memerintahkan agar nafsu dibakar di neraka selama 100 tahun.
Setelah itu, nafsu kembali dipanggil, dan diberi pertanyaan yang sama. “Ma ana, ma anta. Siapa saya, siapa engkau?”
Nafsu pun menjawab, “Ana ana, anta anta. Aku adalah aku, engkau adalah engkau.”
Allah pun memerintahkan agar nafsu tidak diberi makan minum.
Setelah itu, nafsu kembali dipanggil, dan diberi pertanyaan yang sama. “Ma ana, ma anta. Siapa saya, siapa engkau?”
Nafsu pun menjawab, “Anta rabbi, ana abduka. Engkau Tuhanku, aku hamba-Mu.”

Maka agar nafsu tidak merajai diri, puasa adalah cara yang efektif.

Bab 1B : Jenis Harta yang Terkena Zakat

Jika suatu harta idle (tidak dipergunakan) maka kena zakat sesuai nilai harta tersebut.
Rumah, tanah, emas yang tidak dipakai.
Untuk toko, yang terkena zakat adalah barang dagangannya, bukan fixed asset-nya.

Bab 2A : Penerima Zakat

Zakat dapat dibagikan ke dua kelompok :
Pertama, ke orang terdekat, yaitu tetangga. Jumlah yang tidak terlalu banyak, terutama agar tidak timbul fitnah, dan karena 40 rumah di sekeliling adalah masih dalam tanggung jawab kita.
Kedua, dititipkan kepada amil zakat. Jumlahnya lebih besar dari yang disampaikan di kelompok pertama, dan dengan akumulasi dapat digunakan dengan lebih tepat, dan tepat sasaran.

Bab 2B : Fokus Amil Zakat

Bagi amil zakat, sebaiknya wilayah kerja difokuskan ke salah satu bidang. Agar kekuatan terkumpul. Misalnya ke pendidikan saja, kesehatan saja, wirausaha saja. Sehingga pelaksanaannya mirip dengan menjalankan bisnis.
Seperti di zaman Ali Bin Abi Thalib, setiap Gubernur menangani bidang-bidang spesifik.

Bab 3 : Penggunaan Dana Zakat

Dana zakat lebih diutamakan untuk pemberdayaan 8 asnaf, mereka yang berhak menerima zakat. Namun tetap perlu disiapkan dana emergensi, jika tiba-tiba ada yang membutuhkan.

Dana zakat tidak bisa dipinjamkan untuk diminta agar dikembalikan. Kecuali jatah amil sebesar 1/8 dari hak orang miskin, bisa digunakan untuk dipinjamkan.
Dana infaq dapat dipinjamkan, karena dana infaq memang lebih fleksibel.

Beberapa Tanya Jawab

Jika di awal mendapatkan uang kita sudah membayarkan zakat, ketika membeli rumah kita tidak perlu lagi membayar zakat.

40 orang tetangga di sekitar kita, tidak boleh sampai ada yang mati kelaparan. Penerima zakat tidak termasuk orang yang berada dalam tanggungan kita yaitu orang tua, pembantu, supir yang tinggal di rumah kita (makan, dapur, kamar mandi di rumah kita). Tambahan informasi, orang yang di dalam tanggungan kita, maka auratnya boleh lebih longgar (tidak perlu memakai jilbab).

Untuk asuransi dengan unit link, bagian investasi-nya dikeluarkan zakatnya. Return-nya juga kena zakat.
Sebagai penutup, Ust. Adiwarman Karim mengisahkan tentang burung pipit.

Ketika Nabi Ibrahim akan dibakar oleh Raja Namrud, seekor burung pipit merasa kasihan dan ingin menolong Nabi Ibrahim.
Ia pun pergi ke sungai, dan membawa air di paruhnya yang kecil, kembali ke tempat Nabi Ibrahim dibakar, dan meneteskan air dari paruhnya tersebut. Demikian dilakukannya berulang kali.
Allah Mahakuasa, Allah buat api tersebut menjadi dingin, sehingga Nabi Ibrahim tidak terbakar.

Malaikat pun memanggil burung pipit tersebut dan bertanya, “Pit, mengapa kau begitu bersusah payah berulang kali mengambil air yang hanya sedikit, apakah kau pikir air itu akan dapat memadamkan api sebesar itu?”

Burung pipit pun menjawab, “That's the best thing I can do. What I know is to do my best. Let Allah do his part. I have done my part.”

Mungkin dana dari zakat kita sangat kecil, tidak signifikan dibandingkan dengan berbagai kebutuhan dari para asnaf di seluruh dunia. Namun, seberapa kecil pun, lakukan lah yang terbaik peran kita, biarkan Allah menyelesaikan.

2 comments:

dido ferdinanto said...

saya berumur sekitar 30 tahun sebenarnya saya mampu bekerja saya juga mampu usaha(bisnis) tetapi kesulitannya adalah sikap kakak2 saya yang kurang punya hati nurani dan kedua orang tua saya sudah lama meninggal dengan kata lain saya tidak punya modal, saya hanya perlu modal rp 3 juta saja tapi kakak2 saya mengusir saya, kakak2 saya tidak mau memberikan saya makan, kakak2 saya tidak mau memberikan rp 500 rupiah pun kepada saya tapi kakak2 saya memberikan motor dan tabungan kepada anak2nya. tabungan saya hanya ratusan ribu untuk seumur hidup saya terancam mati kelaparan, tetangga ataupun orang2 yang tahu hanya cuek bahkan banyak juga yang mengejek, saya menyaksikan orang2 tidak punya hati nurani, orang2 hanya mengincar ibadah gratis seperti shalat tapi tidak mau berusaha menyelamatkan nyawa saya padahal saya hanya butuh modal rp 3 juta saja, apa sih artinya rp 3 juta bagi orang kaya yang punya mobil tapi mereka tidak punya hati nurani kepada saya, mereka tidak mau berusaha menyelamatkan nyawa saya. saya tidak punya barang berharga yang bisa digadaikan bahkan rumah orang tua pun tidak ada sertifikatnya karena itu rumah jaman belanda. apakah kamu mau berusaha menyelamatkan nyawa saya?
ini email saya kalau kamu mau kontak saya -> naki1401@yepmail.net

bunda khadijah said...

@Pak Dido,

Terima kasih sudah mampir di blog saya. Turut prihatin dengan kesulitan yang Bapak hadapi.
Saran saya, lebih baik Bapak datang ke Dompet Dhuafa / PKPU atau Lembaga ZIS lainnya. Di sana biasanya ada program pemberdayaan masyarakat, berupa bantuan modal usaha.

Semoga membantu.