Saya sedang membaca buku tentang Ustadzah Yoyoh Yusroh. Judulnya “Yoyoh Yusroh, Mutiara yang Telah Tiada” terbitan Gema Insani Press. Sebuah buku kecil yang singkat dan padat, tetapi insya Allah sangat bermanfaat dan memberikan inspirasi yang implementatif.
Membaca buku ini, yang ditulis berdasarkan kesan dari orang-orang yang pernah berinteraksi bersama beliau, semakin jelas bahwa Ustadzah Yoyoh Yusroh benar-benar sosok yang hebat. Istri dan ibu yang hebat. Aktivis yang tidak kenal lelah, dengan aktivitas sosial dan ibadah ruhiyah yang benar-benar luar biasa.
Buku ini sangat saya rekomendasikan terutama untuk para ibu, yang sibuk, yang ingin terus memperbaiki diri, dalam segala aspek kehidupan, terutama dalam pengabdian kepada Allah SWT.
Kembali ke kesan-kesan yang dituliskan oleh orang-orang tersebut.
Membuat saya jadi berpikir. Kira-kira kesan apa yang akan tertinggal di orang-orang terdekat saya, ketika saya pergi selamanya?
Oleh keluarga, akankan saya diingat sebagai istri, ibu, dan anak yang baik? Atau yang sering marah-marah? Yang hadir membawa keceriaan, ketenangan, dan solusi? Atau justru membawa ketegangan, kekesalan, dan masalah?
Bagi para asisten rumah tangga dan staf di kantor, apakah saya diingat sebagai atasan yang cerewet, judes, dan menyusahkan? Atau bijaksana, membimbing, dan mengayomi?
Bagi para bos saya di kantor, apakah saya diingat sebagai karyawan yang dapat diandalkan dan profesional? Ataukah karyawan yang seadanya, atau bahkan berkinerja buruk?
Apakah saya seorang yang baik buat teman-teman kantor, tetangga, saudara-saudara dan kerabat, teman-teman sekolah? Apakah saya seorang yang baik buat para penjual kue, majalah, buku yang sering saya temui? Apakah saya seorang yang baik untuk para pembeli online shop saya?
Dan yang terpenting sebenarnya, bagaimana Allah melihat saya? Apakah saya cukup baik bagi-Nya?
No comments:
Post a Comment