Setiap kali Ramadhan akan tiba, Rasulullah memanggil para Sahabat dan mengingatkan akan datang tamu agung, yaitu bulan Ramadhan. Maka, walaupun mungkin sudah beberapa kali dilakukan, tetap perlu dilakukan penyambutan Ramadhan, atau Tarhib Ramadhan, sebagaimana yang senantiasa Rasulullah lakukan.
Ayat tentang puasa di bulan Ramadhan terdapat pada Al Baqarah 183, yang dikhususkan bagi orang beriman. Maka, mereka yang berpuasa pasti adalah beriman. Yang tidak berpuasa, walaupun tetap saudara kita, adalah orang yang belum beriman. Dalam ayat tersebut, ada makna bahwa Allah ingin agar orang beriman naik kelas. Baik dalam cintanya kepada Allah, juga perbaikan dalam segala urusan.
Persiapan Ramadhan dapat dibagi menjadi 3 hal utama.
Pertama, adalah persiapan ruhiyah, jiwa, hati, untuk menyambut kedatangan tamu luar biasa,
Kondisikan hati agar kita senang menyambut. Jika kita senang, akan dijauhkan dari neraka. Untuk perwujudannya, buat penyambutan di rumah, di lingkungan sekitar, agar semua orang mulai juga bersiap-siap akan kedatangan Ramadhan. Misalnya dibuat spanduk bertuliskan “Ramadhan akan datang. Mari dekatkan diri dengan Al Qur’an”. Kita pun sebaiknya berpikir positif bahwa Ramadhan kali ini akan sukses, serta optimis bisa mencapai target yang kita rencanakan.
Kedua, adalah persiapan harta.
Dengan adanya persiapan harta, kita akan lebih tenang menjalani Ramadhan, termasuk di dalamnya zakat fitrah. Sebaiknya segala urusan telah diselesaikan sebelum Ramadhan, agar di bulan Ramadhan kita dapat berfokus pada ibadah. Baju lebaran, kue lebaran sebaiknya sudah dibereskan, baik untuk anak yatim, tetangga, dan juga keluarga.
Ketiga, persiapan sosial.
Ajak khalayak sebanyak mungkin, sampaikan pengumuman. Ajak teman-teman untuk membuat jadwal persiapan ifthar. Ajak agar teman-teman mengisi waktu Ramadhannya dengan baik, dan tidak menghabiskan waktu dengan hal-hal yang kurang bermanfaat, seperti menonton TV.
Amaliyah Ramadhan, terdiri atas 3 hal utama.
Pertama, adalah puasa.
Bagi muslimah, pastikan haid dan nifas selesai sesuai waktu. Tidak dipercepat ataupun diperlambat. Andaikata kita telah berpuasa seharian, dan 10 menit menjelang maghrib kita mendapat haid, tidak perlu kecewa, janganlah ragu, Allah pasti akan mencatat semua kebaikan yang telah kita lakukan.
Hindarkan diri dari menonton dan mendengar yang dilarang agama, yang dapat mengurangi nilai puasa kita.
Kedua, adalah tarawih.
Terdapat berbagai pendapat tentang jumlah rakaat tarawih, yaitu 11, 23, 33 yang dicontohkan oleh Rasulullah, Umar bin Khattab, dan Umar bin Abdul Aziz. Silakan memilih yang dirasa sesuai.
Ketika menghadapi berbagai kondisi ketika shalat tarawih, hendaknya senantiasa bersyukur.
Ketiga, adalah Al Qur'an.
Untuk tilawah, usahakan agar khatam lebih dari sekali. Jika kita kesulitan untuk bisa mengkhatamkan sendiri, ajak teman-teman.
Dan tetap ingat, agar membatasi penampilan, jangan menggunakan dandanan (tabarruj), haram menggunakan wangi-wangian ke luar rumah.
Usahakan agar tahfizh (hafalan Al Qur’an bertambah), misalnya dengan membuat kelompok hafalan Al Qur’an. Terdapat beberapa hikmah dari menghafal Al Qur’an. Misalnya Rasulullah jika akan mengirim utusan, akan mencari Ahlul Baqarah. Al Waqi’ah, dijauhkan dari kemiskinan.
Beberapa topik kesehatan berkaitan dengan Ramadhan.
Dalam puasa, yang penting adalah kita berpikir sehat. Hal ini disebabkan oleh dua hal.
Yaitu pertama, bahwa sejarah puasa adalah sejarah sehat. Di zaman Rasulullah pernah datang seorang dokter dari Qibti (Mesir) yang menganggur karena Rasulullah dan para sahabat sehat karena sering puasa. Selain itu. Berbagai kemenangan muslimin pada perang, terjadi di bulan Ramadhan. Yang kedua, mereka yang ingin sehat, biasanya disarankan untuk berpuasa.
Dalam ibadah puasa sendiri, ada beberapa aspek kesehatan yang perlu diperhatikan.
Kesehatan gigi dan mulut agar sahur dan buka dapat dilakukan dengan baik. Rasulullah menyikat gigi dengan siwak. Kita dapat juga mengikuti Rasulullah, atau bisa digantikan dengan pasta gigi. Menyikat gigi boleh dilakukan, yang penting rasa segar yang ada di mulut sudah dihilangkan misalnya dengan meludah sekitar 3 kali setelah menyikat gigi. Rasa segar setelahnya adalah hal yang wajar yang tidak membatalkan puasa.
Boleh berobat dengan bekam, hindari obat tetes mata karena ada sebagian yang bisa masuk ke tenggorokan. Infus tidak boleh.
Jika puasa, tampilkan kesehatan, agar image tentang orang puasa adalah baik, bersemangat, tidak lemas dan loyo.
Dalam perjalanan, ada dua pendapat tentang puasa.
Yaitu yang tetap puasa. Jika kondisi ruhiyah baik, sudah biasa bepergian jauh, dan tidak ada perasaan berat.
Ada juga yang mengambil rukhshah (kemudahan), dengan tidak berpuasa. Jika khawatir terganggu ujub (rasa sombong jika berpuasa). Belum pernah mengambil rukhshah. Serta perjalanan yang dilakukan relatif jauh menurut ukuran zaman.
Perhatikan kesehatan keuangan, dengan tidak berlebihan ketika berbuka.
Di bulan Ramadhan, ZIS akan Allah ganti sampai 700 kali, atau bahkan tanpa hisab, maka berikanlah sedekah sebanyak-banyaknya, termasuk untuk untuk ifthar dan juga untuk saudara kita di Palestina.
No comments:
Post a Comment