Di kantor saya yang begitu marak dengan kegiatan ke-Islam-an, pengajian hampir setiap hari ada pengajian, dengan berbagai macam ustadz dan ustadzah.
Jika yang memberikan kajian adalah ustadz dan ustadzah yang favorit, terkenal, atau selebriti, biasanya yang hadir di pengajian sangat banyak. Ada kalanya sampai mushalla sedemikian penuhnya, ada yang harus duduk di luar aula.
Namun, jika yang memberikan kajian adalah ustadz atau ustadzah lain, yang mungkin kurang terkenal, atau mungkin topiknya terdengar klise, ada kalanya timbul rasa kurang bersemangat untuk menghadiri kajian.
Tapi, setelah saya jalani bertahun-tahun di kantor saya yang ajaib ini, ternyata, setiap pengajian selalu, sekali lagi selalu, sekali lagi selalu, bermanfaat.
Walaupun yang mengisi kajian adalah ustadz atau ustadzah yang paling garing sekali pun. Walaupun dengan topik yang sudah pernah disampaikan sekali pun. Walaupun dengan topik yang sudah pernah kita baca sekalilpun. Walaupun dengan materi dan contoh yang sudah berkali-kali disampaikan sekali pun. Walaupun jika contoh itu sudah disampaikan oleh ustadz dan ustadzah yang sama itu sekali pun.
Ternyata selalu, sekali lagi selalu, sekali lagi selalu, ada hal baru yang kita bisa petik.
Yang paling baik tentunya adalah jika ada ilmu baru yang bisa segera kita implementasikan. Namun jika tidak pun, masih ada level dua, yaitu ada ilmu baru sebagai tambahan ilmu bagi kita, yang bisa kita share. Level tiga, walaupun tidak ada ilmu baru, biasanya seringkali ada jawaban atas persoalan yang sedang kita hadapi. Level empat, paling tidak kita diingatkan kembali, kalau-kalau kita sudah lupa :-)
Selain itu, sebenarnya adalah manfaat yang sangat besar dari menghadiri majelis ilmu, yaitu sebagaimana pada hadits berikut :
“Barangsiapa yang melapangkan satu kesusahan dunia dari seorang mukmin, maka Allah melapangkan darinya satu kesusahan di hari Kiamat. Barangsiapa memudahkan (urusan) atas orang yang kesulitan (dalam masalah hutang), maka Allah memudahkan atasnya di dunia dan akhirat. Barangsiapa menutupi (aib) seorang muslim, maka Allah menutupi (aib)nya di dunia dan akhirat. Allah senantiasa menolong hamba selama hamba tersebut senantiasa menolong saudaranya. Barangsiapa yang meniti suatu jalan untuk mencari ilmu, maka Allah memudahkan untuknya jalan menuju Surga. Tidaklah suatu kaum berkumpul di salah satu rumah Allah (masjid) untuk membaca Kitabullah dan mempelajarinya di antara mereka, melainkan ketenteraman turun atas mereka, rahmat meliputi mereka, Malaikat mengelilingi mereka, dan Allah menyanjung mereka di tengah para Malaikat yang berada di sisi-Nya. Barangsiapa yang lambat amalnya, maka tidak dapat dikejar dengan nasabnya.” HR Muslim
Yuk, hadir terus ke pengajian yaaa..
No comments:
Post a Comment