Friday, June 10, 2011

Tips Aman Bermain Flying Fox dengan Konstruksi Non Permanen

Melanjutkan diskusi tentang keamanan flying fox, saya teringat pernah menghadiri sebuah acara ulang tahun di rumah yang halamannya cukup luas, dan di sana dibuat flying fox non permanen. Saya jadi terpikir, bagaimana mengecek keamanan flying fox non permanen?

Maka saya kembali berkonsultasi dengan pakarnya, yaitu Pak Jono..

Berikut penjelasan beliau, semoga bermanfaat :

Pada dasarnya, konstruksi flying fox memang dapat dibedakan menjadi 2 jenis yaitu:

1. Konstruksi permanen : biasanya di tempat2 wisata & markas militer , di rancang permanen dengan menggunakan menara / tower sebagai tempat launchingnya .

2. Konstruksi non permanen : biasanya di pakai pada acara outbound/gathering atau bahkan untuk acara ulang tahun. Dirancang dengan menggunakan media yang ada di lokasi yang dipergunakan. Tempat launching-nya biasanya dari pohon atau perbukitan yang tidak terlalu tinggi.

Untuk point 1 dapat dilihat pembahasannya pada tulisan sebelumnya.

Hal - hal penting yang perlu diperhatikan pada permainan flying fox non permanen:

1. Apabila lintasan dibuat dari pohon ke pohon, perhatikan jenis pohon yang dipergunakan untuk tambatan. Pohon dengan diameter lebih besar dan berakar tunggang memilki kekuatan yang cukup baik untuk dipergunakan.

2. Letak pohon yang dipergunakan tidak berada di kemiringan, tepi tebing atau tanah gembur karena rawan tumbang.

3. Diperlukan temberang pada pohon untuk mengurangi goncangan pohon pada saat peluncuran.

4. Ranting / dahan kering yang ada di pohon harus dibersihkan sebelum dipergunakan agar tidak terjadi patahan pada saat peluncuran dan membahayakan orang yang berada dibawahnya. Ini merupakan hal sering dianggap kecil sehingga jarang diperhatikan).

5. Arena dibawah lintasan harus steril dari anak-anak / peserta lainnya untuk menghindari kecelakaan akibat terlilit tali belay.

6. Teknis pemasangan semua peralatan harus tetap ditangan ahlinya, kalaupun harus dibantu oleh beberapa orang pengawasan terakhir harus mereka yang benar-benar ahli.

7. Sebelum dipergunakan oleh peserta harus dilakukan test oleh team ahli, terkait kecepatan luncur, tempat mendarat dan ayunan kalau seandainya terjadi gagal pengereman.

8. Jangan sungkan2 untuk bertanya latar belakang instruktur, karena biasanya pada permainan yang trend sering kali semua orang berlomba2 untuk buat permainan sejenis tanpa pengetahuan rescue yang memadai. Latar belakang militer, SAR, Pramuka, Pecinta Alam dan mereka yang biasa melakukan kegiatan outdoor adalah salah satu syarat untuk membuat ketenangan peserta / orang tua karena secara umum mereka dibekali kemampuan rescue apabila terjadi hal- hal diluar rencana.

9. Cara paling mudah dan tidak membuat mereka tersinggung adalah dengan pura-pura bertanya, "Mas, kalau misalnya terjadi macet di tengah gimana ya?" Apabila mereka bisa menjelaskan langkah yang akan diambil kalau terjadi seperti itu (banyak sekali teknisnya) berarti dia cukup pengalaman. Tetapi kalau dijawab tidak mungkin macet karena alatnya standar dan aman, maka kemungkinan besar belum berpengalaman.