Pada dasarnya, dari pembicaraan dengan siapa pun kita bisa belajar. Belajar tentang berbagai hal. Bisa belajar cara memotong wortel atau menyapu debu yang tepat dari si Mbak, belajar tentang rute perjalanan bahkan menabung dari supir taksi, belajar tentang cara membersihkan wastafel dari mbak janitor, belajar tentang lokasi penjual makanan dari teman kantor, dan banyak lagi. Bisa jadi yang dipelajari adalah hal yang sangat mikro, tetapi sebenarnya sangat bermanfaat karena orang tersebut sudah sangat menguasai bidang itu.
Daripada bergunjing ataupun membahas yang tidak bermanfaat, lebih baik kita belajar dari siapa pun, bertukar pikiran, bertukar informasi, dan termasuk berbagi pengetahuan dan tips yang kita punya, yang mungkin bermanfaat bagi orang tersebut.
Yang juga bermanfaat tentu membaca buku, sang gudang ilmu. Konon perkembangan seseorang dilihat dari jumlah buku yang pernah ia baca. Dan di negara maju, kabarnya kebanyakan orang selalu membawa buku ke mana pun mereka pergi. Sehingga ketika mereka menunggu, mereka mengisi waktu luang dengan membaca. Di stasiun, di antrian dokter, di antrian bank, di café, dan sebagainya.
Yang lebih penting lagi, adalah melakukan tindak lanjut atas ilmu yang sudah kita pelajari itu. Mengimplementasikan agar ilmu itu tidak sekedar menjadi pengetahuan tapi juga diamalkan. Kita perlu untuk terus melakukan perbaikan. Tidak perlu drastis, bertahap pun oke. Yang penting ada yang dimulai. Dari gerakan pertama, akan terus bergulir sampai menjadi bola salju yang besar.
Misalnya kita belajar bahwa menu yang baik adalah yang banyak buah dan sayur, maka ketika kita belanja, segera kita atur kembali belanjaan sesuai ilmu baru tersebut.
Atau misalnya di suatu siang kita belajar bahwa sebaiknya kita membaca doa rutin setiap pagi dan petang, maka segeralah ketika petang tiba, kita mulai membaca doa tersebut.
Majalah dan koran pun oke, asal kita bisa selektif memilih mana topik yang bermanfaat, dan tidak tergoda membaca hal-hal yang sebenarnya kurang berguna, apa lagi yang malah mengandung mudharat. Oya, membaca tidak termasuk membaca katalog belanja lho ya :-)
Ada satu prinsip di jurusan saya waktu kuliah dulu yang sangat dalam maknanya. Sebenarnya prinsip ini dimaksudkan untuk sistem kerja, tetapi ternyata sangat tepat juga untuk kehidupan kita sehari-hari. Yaitu “There are no best ways, there are always better ways.” Pada dasarnya segala sesuatu pasti ada peluang untuk diperbaiki, walaupun sekecil apapun, terus menerus, menuju kesempurnaan yang berbentuk seperti grafik limit mendekati sumbu x *halah kumat kalkulusnya
Yuk, setiap hari bahkan setiap detik adalah kesempatan untuk mencari ilmu, berbagi ilmu, dan berbuat untuk memperbaiki diri.
No comments:
Post a Comment