Menepati janji merupakan penghargaan kita terhadap orang lain.
Coba kita bayangkan, misalnya ada orang yang sangat kita hargai, Dirut di perusahaan kita, misalnya. Lalu dia minta agar kita membawakan sesuatu untuk beliau di keesokan hari, misalnya buku yang kita punya yang ternyata dia suka. Tentunya kita akan terus ingat, dan keesokan harinya kita akan segera membawa buku tersebut kepada beliau.
Bagaimana jika kita berjanji kepada orang lain yang kita anggap “kurang berharga”? Sebaiknya juga kita perlakukan sama dengan janji kepada Dirut tadi. Orang lain akan sangat senang jika kita memenuhi janji kita.
Apa lagi janji terhadap anak. Rasanya saya pernah baca ada hadits khusus tentang janji terhadap anak, yaitu bahwa kita harus menepati janji kita kepada anak, karena bagi anak, kita adalah sumber rezeki mereka.
Dan bagaimanapun, janji adalah hutang. Dan hutang jika tidak kita lunasi, akan ditagih di akhirat nanti.
Bagaimana supaya kita ingat dengan janji-janji kita?
Cara paling mudah adalah dengan segera mencatatnya. Di HP, di kertas, di tangan, di mana pun.
Cara kedua adalah menggunakan metode “tempel imajiner”, hehe, ini karangan saya saja, maksudnya, kita “tempelkan” janji kita itu dalam pikiran kita ke kegiatan yang rutin kita lakukan. Misalnya, kita janji bawa buku buat bawahan kita, kita “tempel” ke kegiatan sikat gigi menjelang tidur, dan dalam hati kita niatkan, “Nanti sebelum sikat gigi saya akan ambil bukunya dulu.”. Biasanya kita akan ingat.
Duh, saya jadi seram juga nih, apa ada janji saya yang masih belum saya penuhi ya? Tolong diingatkan yaa :-)
No comments:
Post a Comment