Ceramah hari ini disampaikan oleh Ust. Amir Faishol Fath, semoga bermanfaat.
Dalam bahasa Arab, jujur disebut dengan “shidq”. Sifat para nabi. Kalau seorang nabi pernah sekali saja berbohong, maka risalahnya ditolak oleh Allah dan manusia. Kejujuran adalah fitrah manusia, karena tidak ada orang yang suka dibohongi. Kebahagiaan bukan di balik kemewahan, tetapi di balik kejujuran. Kalau seseorang jujur, maka ia pasti bahagia.
Orang yang jujur, dalam bahasa Arab disebut “ash shoodiq” (isim fa’il)
Dalam Al Qur’an surat Al Ahzab dikatakan bahwa manusia yang jujur termasuk ke dalam manusia yang baik yang dijamin Allah masuk surga. Laki-laki yang jujur akan berkumpul dengan perempuan yang jujur.
Orang yang jujur, setiap hari Allah akan berikan ampunan. Ketika didzalimi ataupun diambil haknya, orang yang jujur akan memaafkan, tidak akan membalas.
Kejujuran terbagi dua, yaitu “ash shidqu fil qauli” dan “ash shidqu fil amal”. Yaitu kejujuran dalam perkataan dan dalam perbuatan. Keduanya harus selaras.
Doa agar diberikan kejujuran : Allahumma inni as'aluka shidqa fil qouli wal amali.
Doa agar diberikan ketaatan : Allahumma a inni ala dzikrika wa syukrika wa husni ibadatik
Kaitan antara kejujuran dan profesi, dicontohkan Ustadz dengan penelitian yang dilakukan di Amerika Serikat tentang criteria seorang CEO yang sukses. Maka faktor yang pertama adalah kejujuran, honesty. Kejujuran adalah sunatullah. Siapapun yang jujur, baik dia beriman maupun kafir, akan sukses.
Di Boeing Seattle pernah seorang CEO dipecat karena berbohong kepada istrinya, berselingkuh dengan teman di kantornya. Apa kaitannya? Ternyata perusahaan sangat takut kepada kebohongan. Sebelum membohongi perusahaan, maka lebih baik segera dipecat. Karena kebohongan adalah penyakit. Jika bisa membohongi istri, maka bisa membohongi siapa saja, termasuk perusahaan.
Seseorang bertanya kepada Rasulullah :
Apa ada mu’min mencuri? Ada.
Apakah ada mu’min berzina? Ada.
Hal yakdzibul mu'min? Apakah ada mu’min berbohong? Tidak.
Tidak mungkin seorang yang memiliki iman, akan berbohong. Tidak akan bertemu iman dan kebohongan. Jika bohong maka ia harus membuang keimanannya, dan sebaliknya.
Jujur dalam perkataan : menyampaikan fakta apa adanya.
Jujur dalam perbuatan : apa yang diperbuat benar-benar keluar dari hati nuraninya (untuk orang yang tidak beriman) atau karena mentaati Allah SWT (untuk orang yang beriman).
Kejujuran berkaitan dengan jati diri seseorang.
Suatu ketika Rasulullah dan para sahabat sedang dalam perjalanan, ada yang berjalan kaki, naik kuda, naik unta, turun naik ke bukit dan gunung, beratus-ratus km jauhnya. Ketika sedang beristirahat, Rasulullah bercerita, “Sesungguhnya di Madinah ada seklompok orang yang ikut bersama kalian, tetapi mareka mendapatkan pahala yang sama dengan kalian, karena mereka sebenarnya ingin ikut, tetapi tidak bisa karena sakit (dengan keinginan yang jujur)”.
Dalam ramadhan kita terkondisi untuk jujur. Jika seseorang berpuasa lalu ia suka berbicara bohong, maka Allah tidak memerlukan puasanya.
Atau seseorang yang terbiasa berpuasa Senin Kamis, ketika tiba hari Senin ingin puasa, ternyata haid, maka Allah berikan pahala puasa. Kejujuran memberikan pahala.
Atau seseorang yang berniat untuk tahajjud, dan sudah mengusahakan maksimal untuk itu, namun tidak berhasil untuk terbangun, dan terbangun ketika subuh, maka Allah berikan pahala tahajjud.
Di masa lalu, di pagi hari biasanya orang sudah menyiapkan uang untuk diberikan kepada yang membutuhkan. Pemberilah yang mencari penerima. Karena yang ada adalah perintah untuk member, bukan untuk meminta. Maka ketika seseorang berniat bersedekah, lalu mencari orang yang memerlukan, tetapi tidak berjumpa, dan akhirnya uang tersebut terpakai untuk makan dia sendiri, ia akan tetap mendapatkan pahala sedekah.
Keuntungan orang yang jujur, ada pada surat At Taubah 119, “bertakwalah kepada Allah dan bersahabatlah dengan orang jujur.” Jika kita berteman dengan orang yang jujur, akan mudah mencapai takwa. Itulah sebabnya para sahabat Rasulullah, yang bersahabat dengan Rasulullah, adalah generasi yang terbaik.
Setiap penipuan, walaupun sedikit, dijamin masuk neraka. Sebagaimana dalam surat Al Muthaffifin, “wailul lil muthaffifin”, neraka wail bagi mereka yang mengambil sedikit (thafafa – yuthafifu, artinya mengambil sedikit). Karena Allah tidak suka, itu adalah kebohongan.
Berikut beberapa hadits tentang kejujuran :
Jujur mengantar kepada kebaikan, kebaikan mengantar ke surga. Kebohongan mengantar kepada dosa, dosa mengantar ke neraka.
Inna shidqa tuma'ninah, wal kadzib ribah, orang yang jujur akan tenang, pembohong akan berada dalam kekhawatiran.
Seseorang yang berdoa kepada Allah meminta mati syahid, lalu mati biasa, Allah berikan syahid, karena ia jujur dalam meminta pada Allah.
Org jujur disukai siapa saja, termasuk orang kafir. Abu Sufyan, seorang yang kafir, ketika ditanya oleh Heraklius, Raja Romawi, menggambarkan Rasululah sebagai seseroang yang mengajarkan kejujuran. Kita harus jujur kepada siapa saja, baik muslim maupun non muslim.
Ketika dua orang bertransaksi lalu keduanya jujur, maka Allah akan berikan keberkahan.
No comments:
Post a Comment