Kewajiban puasa disebutkan dalam Al Qur’an surat Al Baqarah 183, namun di dalam ayat tersebut tidak disebutkan bulan pelaksanaannya.
Dalam surat At Taubah 36, disebutkan bahwa ada 4 bulan yang Allah utamakan, dengan sebutan bulan haram. Dalam hadits disebutkan bahwa 4 bulan tersebut adalah Dzulqa'dah, Dzulhijjah, Muharram, dan Rajab. Ramadhan tidak termasuk di dalamnya. Hal ini menunjukkan hikmah dan pelajaran bahwa Ramadhan memiliki keistimewaan dan keagungan.
Dalam surat Al Baqarah 185 disebutkan bahwa dalam Ramadhan diturunkan Al Qur’an sebagai petunjuk, pembeda antara yang haq dan yang bathil. Pesan utama ayat tersebut adalah agar umat manusia menjadikan Al Qur'an sebagai petunjuk, agar selamat di dunia dan akhirat.
Namun, dalam ayat tersebut, Allah menempatkan bulan Ramadhan sebagai keterangan waktu, di awal ayat. Hal ini menunjukkan keistimewaan Ramadhan.
Maka kitapun harus mengagungkan dan mengistimewakan Ramadhan. Bagaimana caranya? Hal ini dapat dipelajari dari khutbah Rasulullah menjelang Ramadhan.
Khutbah diawali dengan “azhalla kum”, akan / telah menaungi kalian. Menaungi artinya melindungi dari mara bahaya, dari musibah. Mizhallah dalam B. Arab adalah payung.
Selain itu, walaupun dalam hadits yang dhaif, dikatakan bahwa mereka yang bahagia dengan datangnya ramdhan, Allah haramkan api neraka baginya. Dikatakan juga bahwa “Ash shoumu junnatun”, benteng, tameng, dari api neraka. Mereka yang menjalankan puasa dengan baik akan terbebas dari api neraka.
Kemudian Rasulullah lanjutkan dengan “syahrun 'azhim”, Rasulullah menyebutkan Ramadhan dengan sifat yang sama dengan sifat Allah. Menandakan bahwa Ramadhan merupakan bagian dari keagungan Allah.
Selanjutnya disebutkan “mubarokun”, yaitu kebaikan yang melimpah ruah, seperti air dalam tempat yang melebihi daya tampungnya. Dalam bahasa Arab, sumur/kolam disebut dengan birkah, karena air membawa kebaikan yang banyak.
Kemudian dijelaskan bahwa di dalam bulan Ramadhan ada malam yang lebih baik dari 1000 bulan, yang jika kita beribadah di malam tersebut, maka setara dengan beribadah selama 83 tahun. Sungguh dengan “tawaran” seperti ini, kita seharusnya “mengejar” malam tersebut, bahkan jika harus cuti dari kantor, bahkan jika ada resiko dipecat dari kantor. Karena usia kita belum tentu mencapai sedemikian panjang, dan usia kita tentunya tidak kita gunakan keseluruhannya untuk beribadah.
Selanjutnya disampaikan bahwa 1 perbuatan sunnah atau kebaikan, sama seperti kewajiban di bulan lain. Hal ini menyebabkan para sahabat berlomba-lomba berbuat kebaikan. Kaum tabiin madinah tarawih sampai 40 rakaat. Membaca Al Qur’an, yang walaupun sebagian mengatakan merupakan kewajiban, sebagian besar mengatakan sunnah, maka kita perbanyak. Imam Syafii 30 kali khatam di ramadhan
Berikutnya dijelaskan bahwa mereka yang memberikan makanan untuk berbuka, akan mendapatkan 3 pahala yaitu pertama dosanya akan diampuni oleh Allah SWT, kedua Allah bebaskan dari api neraka, dan ketiga akan mendapatkan pahala orang yang berpuasa tersebut tanpa mengurangi dari orang yang berpuasa tersebut.
Mendengar penjelasan ini, para sahabat antusias, ingin menjalankan anjuran tersebut. Begitu pulalah sebaiknya sikap kita, ketika mendengarkan anjuran kebaikan, hendaknya kita antusias untuk melaksanakannya.
Beberapa sahabat yang terbatas kemampuannya, menanyakan kepada Rasulullah, bagaimana bagi mereka yang tidak bisa memberikan makanan untuk berbuka bagi orang lain. Allah tetap berikan ganjaran, walaupun memberikan berbuka hanya dengan sebutir kurma, atau segelas air. Yang terpenting adalah semangat untuk memberi, semangat untuk berbagi.
Dikatakan bahwa jika ada yang memberikan untuk orang yang berbuka puasa air satu teguk, ia akan minum dari telagaku dan tidak akan pernah haus selama-lamanya sampai saatnya masuk surga.
Menjelang Ramadhan, hendaknya kita menyusun niat dan rencana untuk ibadah. Catatkan dan tuliskan secara detil. Misalnya membaca Al Qur’an, kapan dan berapa banyak. Tarawih, di masjid mana. Sedekah berapa banyak dan disampaikan ke mana. Tuliskan dari hari ke hari untuk selama bulan Ramadhan.
Termasuk umrah Ramadhan, walaupun rasanya tidak mungkin secara finansial. Karena jika kita sungguh-sungguh berniat, insya Allah, Allah akan berikan kemudahan.
Mengapa perlu kita tuliskan, agar jika nanti tidak Allah berikan kesempatan, kita tetap mendapatkan nilai dari niat-niat baik kita tersebut. Sebagaimana dikatakan bahwa jika kita meniatkan perbuatan baik lalu kita tidak sempat lakukan, Allah catat sebagai 1 kebaikan. Dan jika kita lakukan, akan dibalas dengan 10 kebaikan.
No comments:
Post a Comment