Ceramah dari Ustadzah Eni, semoga bermanfaat.
Ketika Ramadhan datang, maka pertama yang perlu kita lakukan adalah bersyukur karena Allah masih memberikan kesempatan untuk berjumpa dengan Ramadhan. Banyak di antara kita yang tidak sempat lagi berjumpa dengan Ramadhan tahun ini.
Dan sungguh banyak nikmat yang kita sering tidak hitung, padahal sangat berharga. Kedipan mata yang kita sering abaikan, padahal ketika kita tidak bisa berkedip, maka mata akan kering dan rusak. Dan secara medis, jika kita tidak bisa berkedip, diperlukan usaha khusus agar mata senantiasa basah.
Kita harus senang berjumpa dengan Ramadhan. Dikatakan bahwa mereka yang senang, akan dibebaskan tubuhnya dari api neraka. Rasa senang lahir dari hati, terlihat dari wajah yang berseri-seri.
Yang kedua adalah sabar. Karena beribadah membutuhkan kesabaran. Sabar menahan nafsu, sabar melakukan tilawah, sabar bangun di malam hari. Lakukanlah dengan nikmat. Nikmatilah ibadah kita.
Bacaan terbaik adalah Al Qur’an, dan bacaan Al Qur’an terbaik adalah di dalam shalat. Maka perbanyaklah hafalan Al Qur’an. Dalam shalat sunnah boleh membaca Al Qur’an dengan memegang mushaf Al Qur’an.
Jadwal imsakiyah yang sering diedarkan ketika bulan Ramadhan, sebenarnya bukan hanya jadwal sahur dan berbuka puasa. Di sana ada seluruh jadwal shalat. Jadwal itu bisa menjadi lembar mutaba'ah, lembar perhitungan. Ketika kita mencoret 1 hari, kita lakukan evaluasi, dengan berlalunya 1 hari itu. Bagaimana ibadah kita? Apakah dosa kita sudah diampuni? Apakah kebaikan kita sudah diterima? Sahabat menangis di akhir Ramadhan, bagaimana dengan kita?
Ketiga, tunjukkan kualitas diri. Allah mengetahui iman dengan cara diuji. Hasil dari Ramadhan, dibina 1 bulan, menjadi manusia bertakwa, la'allakum tattaquun. Ramadhan adalah rangkaian tarbiyah Allah.
Ada kisah salah seorang sahabat yang hijrah ke Habasyah. Rasulullah berdakwah, lalu diintimidasi. Untuk menyelamatkan agama, maka sebagian muslim hijrah ke Habasyah, yang penduduknya beragama Nasrani. Karena ujian yang berat, salah seorang sahabat menjadi seorang Nasrani.
Sungguh agama harus diperjuangkan. Maka dalam doa, yang kita mintakan adalah keselamatan dalam agama, salamatan fid diin.
Agar kita menjadi pemenang, kita memerlukan persiapan. Agar kita menjadi pemenang yang Allah banggakan di akhir Ramadhan. Jaga pola makan, bangun pagi, buat pikiran yang sehat, karena hati lebih utama untuk membentuk kesehatan, fisik dan metabolisme akan terpengaruh.
Imam Ali berkata bahwa hal yang paling kusukai adalah berpuasa di hari yang terik. Subhanallah.
Dalam tarawih, usahakan jangan sampai menguap. Karena setan akan tertawa ketika seseorang menguap dalam shalatnya. Tahan, sampai menangis pun, tetap tahan. Jangan pernah menunda tarawih.
Lakukan malam itu juga. Jangan berikan peluang pada setan.
Dalam shalat berjamaah, anak dan wanita haid memutus shaf. Karena itu wanita haid, yang memang dianjurkan untuk hadir di waktu shalat Idul Fitri, sebaiknya tidak berada dalam barisan shaf shalat. Shalat dengan shaf terputus tetap sah, hanya saja kurang afdhal dengan terputusnya shaf tersebut.
Urutan shaf shalat berjamaah adalah yang pertama laki-laki dewasa, kemudian anak laki-laki, kemudian perempuan, kemudian anak perempuan.
Jika di masjid ada anak yang membuat keributan atau mengganggu shaf, harus diberi pengertian dengan baik. Di masjid sebaiknya ada askar yang mengatur dengan cara yang baik. Askar bergiliran di antara jamaah, dan dia tidak ikut shalat berjamaah di hari itu. Jangan sampai kita melatih anak shalat, tetapi mengganggu shalat orang lain.
Ibu-ibu yang membawa anak, sebaiknya duduk shaf terakhir. Bawakan anak mainan, minuman, dan segala keperluannya.
Seringkali terjadi, ketika waktunya untuk ke masjid, Mbak (asisten rumah tangga) yang ke masjid, ibu di rumah menjaga anak-anak. Ketika waktunya ke mal, ibu yang ke mal, Mbak di rumah menjaga anak-anak. Sebetulnya terbalik, kita mempekerjakan Mbak adalah agar kita bisa tenang beribadah, bukan tenang ke mal :-) Mbak perlu juga ke masjid, tetapi perlu dipastikan bahwa benar ke mesjid untuk beribadah, bukan untuk ketemu teman lalu ngobrol dengan teman dan tidak shalat tarawih.
Ketika anak ke masjid, maka sebaiknya ibunya ke masjid juga. Bagian dari penteladanan, hari belajar buat keluarga, berangkat bersama seluruh keluarga. Insya Allah menjadi keberkahan
Bagaimana mengetahui bahwa nilai ibadah kita sudah bertambah? Salah satu ukurannya adalah kita makin khusyuk dalam tilawah, dzikir, shalat. Juga kita menjadi memiliki keikhlasan dan mudah untuk berlapang dada. Karena ibadah hati adalah yang paling sulit, juga ibadah yang sampai masuk ke hati.
Dengan kuantitas ibadah yang diperbanyak insya Allah lebih baik. Karena 3 ibadah bernilai 6 lebih baik daripada 1 ibadah bernilai 6. Sambil kita terus memperbaiki kualitas, agar dapat dicapai nilai 10, dengan kuantitas yang juga tinggi.
No comments:
Post a Comment