Yang kelima : Al Mushabarah wal Mujahadah (kesabaran dan kesungguhan). Tentu saja setan tidak akan membiarkanmu. Setan mengatakan kepada Allah, ”Demi kemuliaan-Mu, pasti aku akan menyesatkan mereka semuanya” (QS. Shad : 82), “.. karena Engkau telah menyesatkan akau, pasti aku akan selalu menghalangi mereka dari jalan-Mu yang lurus. Kemudian pasti aku akan mendatangi mereka dari depan, dari belakang, dari kanan, dan dari kiri mereka” (QS. Al A’raf : 16-17). Setan tidak akan senang kita membaca Al Qur’an dan menghafalkannya. Karena harus ada kesabaran dan mujahadah. Al Qur’an semuanya baik, dan tidak dihasilkan darinya kecuali kebaikan. Masalah yang penting adalah sabar terhadap Al Qur’an. setan akan selalu berusaha menggodamu , ”Bagaimana kamu akan menghafal Al Qur’an, kamu tidak akan bisa, engkau punya anak, engkau sibuk, engkau masih kuliah, bagaimana kamu akan lulus?” Saya katakan kepadamu, engkau harus punya sikap yang positif, bahwa Al Qur’an semuanya baik, maka engkau harus menjadikan jiwamu bersabar dalam menghafal Al Qur’an.
Berikutnya adalah mujahadah. Apakah
engkau ingin surga tanpa hisab, engkau ingin masuk surga tanpa capek? Engkau
tidak akan mendapatkan ijazah di universitas kecuali dengan belajar, engkau
tidak akan dapat uang kecuali dengan bekerja. Bagaimana engkau ingin menghafal
Al Qur’an tanpa usaha? Tanpa capek? Maka harus ada Mujahadatun Nafs (mujahadah
jiwa). “Sesungguhnya nafsu itu selalu mendorong kepada kejahatan” (QS.Yusuf :
53), tetapi Allah juga berfirman dalam Al Qur’an, “Sungguh beruntung orang yang
mensucikannya (jiwa itu). Dan sungguh rugi orang yang mengotorinya” (QS.
Asy Syams : 9-10). Maka jiwa ini engkaulah bertanggung jawab atasnya, ini
masalahnya di akal bukan di jiwa. Sehingga harus ada mujahadatun nafs.
Hadits Rasulullah shallalahu ‘alaihi
wasallam sangat jelas, “Sesungguhnya Al Qur’an lebih cepat lepasnya dari unta
pada ikatannya” (dikutip dari HR Bukhari dan Muslim). Jadi Al Qur’an cepat
lepasnya, sehingga enggau harus rmujahadah dalam menghafal Al Qur’an. Bagaimana
bisa bersabar dan bermujahadah terhadap AlQur’an? Sabar dan mujahadah terhadap
Al Qur’an membutuhkan suatu masalah yang penting, yaitu pemahaman terhadap
nilai Al Qur’anul Karim, kebaikan Al Qur’anul karim, dan kemuliaan Al Qur’anul karim.
Setiap kali jiwamu merasa futur, maka ingatlah dirimu dengan kebaikan dan
pahala yang besar. Setiap setan berusaha menggelincirkanmu, maka ingatlah
dirimu dengan kemuliaan Al Qur’an.
Semua yang sudah kita bahas dalam
lima poin di atas, seluruhnya terkait dengan masalah pertama yang telah saya
isyaratkan, yaitu pemahaman. Kita telah bahas tentang niat yang ikhlash karena
Allah, kita telah bahas permohonan kepada Allah untuk menghafal dan meminta
pertolongan kepadaNya, kita telah bahas Ash Shidq dalam permintaan kepada
Allah swt dan ‘azm untuk menghafal Al Qur’an Al ‘Adhim dengan AshShidq dan
memberikan waktu untuk Al Qur’an dengan Ash Shidq, kita telah bahas
tentang pertemanan dan persahabatan dengan Al Qur’an hingga memudahkan kita
dalam menghafal Al Qur’an, kemudian kita telah bahas tentang sabar dan
mujahadah dalam jalan menghafal Al Qur’anul Karim, lima tahapan ini titik tolaknya
dan yang mengarahkan kepadanya adalah pemahaman terhadap nilai Al Qur’anul
Karim.
Bagaimana saya akan bersabar dalam
menghafal Al Qur’anul Karim, bagaimana saya akan dapat menghafal Al Qur’anul
Karim dari pemahaman terhadap faktor-faktor yang menjadikan saya mencintai Al
Qur’anul Karim dan memotivasi saya untuk menghafalnya. Apa faktor-faktor
tersebut, dan bagaimana saya bisamerujuk kepadanya agar menjadi titik tolak
dalam meneguhkan saya dalam menghafal Al Qur’anul Karim?
Inilah masalah yang akan kita bahas
sekarang. Rasulullah shallalahu ‘alaihi wasallam telah bersabda :
“Orang yang mahir dalam membaca Al
Qur’an, maka ia bersama para malaikat yang mulia dan baik. Dan orang yang
membaca Al Qur’an dengan terbata-bata dan bersusah payah, maka baginya dua
pahala (pahala membaca, dan pahala susah payahnya)” (dikutip dari HR.
Muslim dari ‘Aisyah ra).
Dan hadits Rasulullah shallalahu
‘alaihi wasallam, “Bacalah Al Qur’an, sesungguhnya ia akan datang pada hari
qiyamat sebagai penolong bagi pembacanya”(dikutip dari HR. Muslim
dari Abu Umamah ra).
“Barang siapa yang membaca satu
huruf dari Al Qur’an, maka baginya satu kebaikan, dan tiap kebaikan dilipatgandakan
sepuluh kali lipat (dan Allah melipat gandakan bagi siapa saja yang
dikehendakinya). Saya tidak mengatakan alif laam miim satu huruf. Tapi alif
satu huruf, laam satu huruf, dan mim satu huruf ”(dikutip dari HR Turmudzi
dari Ibnu Mas’ud ra). Perhatikan, ini adalah pahala yang besar.
Dengarkan pula hadits Rasulullah shallalahu
‘alaihi wasallam, “Sebaik-baik kalian adalah orang yang belajar Al Qur’an dan
mengajarkanya” (HR. Al Bukhari dari Utsman bin ‘Affan ra). Kebaikan secara
mutlak.
Hadits Rasulullah shallalahu ‘alaihi
wasallam. Dikatakan kepada shohib ul Al
Qur’an, “Siapa shohibul Qur’an? Al Hafidh orang yang hafal, bacalah, dan naiklah, dan tartilkanlah
sebagaimana engkau mentartilkan di dunia . Maka sesungguhnya kedudukanmu adalah
diakhir ayat yang engkau baca” (dikutip dari HR At Turmudzi, Abu Dawud, Ahmad,
Al Baihaqi, dan Ibnu Majah).
Abu Hurairah ra, yang meriwayatkan hadits ini,
mengatakan , “Sesungguhnya penghafal Al Qur’an ketika membaca Al Qur’an dari
awal sampai akhir, hingga selesai surah An Nas, maka dia ternyata sudah berada
di tempat/kedudukan Nabi Muhammad shallalahu ‘alaihi wasallam.” Jadi Al
Hafidh berada di kedudukan siapa? Kedudukan Nabi shallalahu ‘alaihi wasallam.
(bersambung)
No comments:
Post a Comment