Thursday, July 26, 2012

Kemudahan Menghafal Al Qur'an (3)



Yang kelima : Al Mushabarah wal Mujahadah (kesabaran dan kesungguhan). Tentu saja setan tidak akan membiarkanmu. Setan mengatakan kepada Allah, ”Demi kemuliaan-Mu, pasti aku akan menyesatkan mereka semuanya”  (QS. Shad : 82), “.. karena Engkau telah menyesatkan akau, pasti aku akan selalu menghalangi mereka dari jalan-Mu yang lurus. Kemudian pasti aku akan mendatangi mereka dari depan, dari belakang, dari kanan, dan dari kiri mereka” (QS. Al A’raf : 16-17). Setan tidak akan senang kita membaca Al Qur’an dan menghafalkannya. Karena harus ada kesabaran dan mujahadah. Al Qur’an semuanya baik, dan tidak dihasilkan darinya kecuali kebaikan. Masalah yang penting adalah sabar terhadap Al Qur’an. setan akan selalu berusaha menggodamu , ”Bagaimana kamu akan menghafal Al Qur’an, kamu tidak akan bisa, engkau punya anak, engkau sibuk, engkau masih kuliah, bagaimana kamu akan lulus?” Saya katakan kepadamu, engkau harus punya sikap yang positif, bahwa Al Qur’an semuanya baik, maka engkau harus menjadikan jiwamu bersabar dalam menghafal Al Qur’an.

Berikutnya adalah mujahadah. Apakah engkau ingin surga tanpa hisab, engkau ingin masuk surga tanpa capek? Engkau tidak akan mendapatkan ijazah di universitas kecuali dengan belajar, engkau tidak akan dapat uang kecuali dengan bekerja. Bagaimana engkau ingin menghafal Al Qur’an tanpa usaha? Tanpa capek? Maka harus ada Mujahadatun Nafs (mujahadah jiwa). “Sesungguhnya nafsu itu selalu mendorong kepada kejahatan” (QS.Yusuf : 53), tetapi Allah juga berfirman dalam Al Qur’an, “Sungguh beruntung orang yang mensucikannya (jiwa itu). Dan sungguh rugi orang yang mengotorinya” (QS. Asy Syams : 9-10). Maka jiwa ini engkaulah bertanggung jawab atasnya, ini masalahnya di akal bukan di jiwa. Sehingga harus ada mujahadatun nafs.

Hadits Rasulullah shallalahu ‘alaihi wasallam sangat jelas, “Sesungguhnya Al Qur’an lebih cepat lepasnya dari unta pada ikatannya” (dikutip dari HR Bukhari dan Muslim). Jadi Al Qur’an cepat lepasnya, sehingga enggau harus rmujahadah dalam menghafal Al Qur’an. Bagaimana bisa bersabar dan bermujahadah terhadap AlQur’an? Sabar dan mujahadah terhadap Al Qur’an membutuhkan suatu masalah yang penting, yaitu pemahaman terhadap nilai Al Qur’anul Karim, kebaikan Al Qur’anul karim, dan kemuliaan Al Qur’anul karim. Setiap kali jiwamu merasa futur, maka ingatlah dirimu dengan kebaikan dan pahala yang besar. Setiap setan berusaha menggelincirkanmu, maka ingatlah dirimu dengan kemuliaan Al Qur’an.  

Semua yang sudah kita bahas dalam lima poin di atas, seluruhnya terkait dengan masalah pertama yang telah saya isyaratkan, yaitu pemahaman. Kita telah bahas tentang niat yang ikhlash karena Allah, kita telah bahas permohonan kepada Allah untuk menghafal dan meminta pertolongan kepadaNya, kita telah bahas Ash Shidq dalam permintaan kepada Allah swt dan ‘azm untuk menghafal Al Qur’an Al ‘Adhim dengan AshShidq dan memberikan waktu untuk Al Qur’an dengan  Ash Shidq, kita telah bahas tentang pertemanan dan persahabatan dengan Al Qur’an hingga memudahkan kita dalam menghafal Al Qur’an, kemudian kita telah bahas tentang sabar dan mujahadah dalam jalan menghafal Al Qur’anul Karim, lima tahapan ini titik tolaknya dan yang mengarahkan kepadanya adalah pemahaman terhadap nilai Al Qur’anul Karim.

Bagaimana saya akan bersabar dalam menghafal Al Qur’anul Karim, bagaimana saya akan dapat menghafal Al Qur’anul Karim dari pemahaman terhadap faktor-faktor yang menjadikan saya mencintai Al Qur’anul Karim dan memotivasi saya untuk menghafalnya. Apa faktor-faktor tersebut, dan bagaimana saya bisamerujuk kepadanya agar menjadi titik tolak dalam meneguhkan saya dalam menghafal Al Qur’anul Karim?

Inilah masalah yang akan kita bahas sekarang. Rasulullah shallalahu ‘alaihi wasallam telah bersabda :
“Orang yang mahir dalam membaca Al Qur’an, maka ia bersama para malaikat yang mulia dan baik. Dan orang yang membaca Al Qur’an dengan terbata-bata dan bersusah payah, maka baginya dua pahala (pahala membaca, dan pahala susah payahnya)” (dikutip dari HR. Muslim dari ‘Aisyah ra).

Dan hadits Rasulullah shallalahu ‘alaihi wasallam, “Bacalah Al Qur’an, sesungguhnya ia akan datang pada hari qiyamat sebagai penolong bagi  pembacanya”(dikutip dari HR. Muslim dari Abu Umamah ra).

“Barang siapa yang membaca satu huruf dari Al Qur’an, maka baginya satu kebaikan, dan tiap kebaikan dilipatgandakan sepuluh kali lipat (dan Allah melipat gandakan bagi siapa saja yang dikehendakinya). Saya tidak mengatakan alif laam miim satu huruf. Tapi alif satu huruf, laam satu huruf, dan mim satu huruf ”(dikutip dari HR Turmudzi dari Ibnu Mas’ud ra). Perhatikan, ini adalah pahala yang besar.

Dengarkan pula hadits Rasulullah shallalahu ‘alaihi wasallam, “Sebaik-baik kalian adalah orang yang belajar Al Qur’an dan mengajarkanya” (HR. Al Bukhari dari Utsman bin ‘Affan ra). Kebaikan secara mutlak.

Hadits Rasulullah shallalahu ‘alaihi wasallam.  Dikatakan kepada shohib ul Al Qur’an, “Siapa shohibul Qur’an? Al Hafidh orang yang hafal,  bacalah, dan naiklah, dan tartilkanlah sebagaimana engkau mentartilkan di dunia . Maka sesungguhnya kedudukanmu adalah diakhir ayat yang engkau baca” (dikutip dari HR At Turmudzi, Abu Dawud, Ahmad, Al Baihaqi, dan Ibnu Majah).

 Abu Hurairah ra, yang meriwayatkan hadits ini, mengatakan , “Sesungguhnya penghafal Al Qur’an ketika membaca Al Qur’an dari awal sampai akhir, hingga selesai surah An Nas, maka dia ternyata sudah berada di tempat/kedudukan Nabi Muhammad shallalahu ‘alaihi wasallam.” Jadi Al Hafidh berada di kedudukan siapa? Kedudukan Nabi shallalahu ‘alaihi wasallam.

(bersambung)

No comments: