Perubahan, dari sesuatu yang kita rasa sudah terbaik, biasanya memang terasa berat
Harus diyakinkan dalam hati, bahwa perubahan itu adalah yang terbaik untuk kita
Bahwa pasti sudah Allah skenariokan, dengan rencana hasil akhir yang terindah
Tugas kita saat itu adalah berdoa, memohon kekuatan, agar dapat menerima perubahan
Dan berdoa, semoga Allah jadikan perubahan itu menuju kebaikan
Kata Jose Mari Chan : Life is a constant change
Kata Bon Jovi : Only God would know the reason, but I bet He must’ve had a plan
Tetap semangat, hidup terlalu singkat untuk dijalani dengan keluh
Tetap semangat, begitu banyak hal yang bisa disyukuri
Wednesday, December 21, 2011
Monday, December 19, 2011
Keserakahan dan Keeksklusifan
Pagi ini, dua hal ini terpikir oleh saya, dan rasanya dua hal ini menjadi akar segala permasalahan di dunia ini. Hehehe maaf kalau over lebay. Sudah over, lebay pula :-)
Keserakahan, membuat manusia mencari materi sebanyak-banyaknya. Hehe basic itu mah yah :-) Lanjutannya, perusahaan-perusahaan mencari untung sebesar-besarnya, agar dari tahun ke tahun terus meningkat.
Keputusan dijalankannya suatu industri bukan lagi pentingnya suatu benda bagi seseorang, bukan lagi manfaatnya benda bagi seseorang, apa lagi pemikiran ke arah akhirat. Benda diproduksi, dan harus dicari pembelinya, bagaimana pun caranya. Produksi dilakukan seagresif mungkin dengan biaya serendah mungkin, bagaimana pun caranya.
Akibatnya, diabaikanlah halal haram, dilupakanlah dampak pada lingkungan, dianggap tiadalah dampak pada kesehatan. Bagi konsumen, semakin buram batas antara benda yang benar-benar dibutuhkan dengan benda yang diinginkan, dengan benda yang sekedar “menunjang penampilan”.
Keeksklusifan, membuat orang memandang orang lain dengan cara mencari perbedaan. Pihak yang berbeda sedikit saja, tidak boleh bergabung dengan pihak “kita”. Selalu ada “kita” dan “mereka”. Selalu ada rasa bahwa “kita” lebih baik dari “mereka”.
Dari sini muncullah berbagai perpecahan, baik yang sekedar berbeda paham sehingga tidak mau diskusi bersama, bahkan sampai yang memicu pertentangan fisik.
Ketika keserakahan dan keeksklusifan bergabung, semakin tak tentu arahlah percaturan kehidupan. Pergerakan industri yang didasari keserakahan diwarnai pula oleh persaingan antar perusahaan, yang saling menjatuhkan. Di sisi konsumen, keserakahan dan keekskusifan membuat orang terus berbelanja untuk “menentukan kelasnya” bagi mereka yang ada di kelas menengah ke ataaaas. Atau mencari cara yang “semurah-murahnya tapi tetap bergengsi ” dengan barang bajakan bagi mereka yang di kelas menengah.
Saya kurang suka dengan model pembahasan yang mengkritik tanpa memberikan solusi.
Jadi apa solusinya?
Solusinya ada di al-Qashash ayat 77..
وَابْتَغِ فِيمَا آتَاكَ اللَّهُ الدَّارَ الْآخِرَةَ وَلَا تَنسَ نَصِيبَكَ مِنَ الدُّنْيَا
"Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (keni'matan) duniawi..."
Sebagaimana pernah saya copy paste di tulisan tentang nasihat terbalik dan dunia vs akhirat berikut.
Kapan-kapan saya coba elaborasi lagi yaa.. Sementara silakan direnungkan dulu.. :-)
Keserakahan, membuat manusia mencari materi sebanyak-banyaknya. Hehe basic itu mah yah :-) Lanjutannya, perusahaan-perusahaan mencari untung sebesar-besarnya, agar dari tahun ke tahun terus meningkat.
Keputusan dijalankannya suatu industri bukan lagi pentingnya suatu benda bagi seseorang, bukan lagi manfaatnya benda bagi seseorang, apa lagi pemikiran ke arah akhirat. Benda diproduksi, dan harus dicari pembelinya, bagaimana pun caranya. Produksi dilakukan seagresif mungkin dengan biaya serendah mungkin, bagaimana pun caranya.
Akibatnya, diabaikanlah halal haram, dilupakanlah dampak pada lingkungan, dianggap tiadalah dampak pada kesehatan. Bagi konsumen, semakin buram batas antara benda yang benar-benar dibutuhkan dengan benda yang diinginkan, dengan benda yang sekedar “menunjang penampilan”.
Keeksklusifan, membuat orang memandang orang lain dengan cara mencari perbedaan. Pihak yang berbeda sedikit saja, tidak boleh bergabung dengan pihak “kita”. Selalu ada “kita” dan “mereka”. Selalu ada rasa bahwa “kita” lebih baik dari “mereka”.
Dari sini muncullah berbagai perpecahan, baik yang sekedar berbeda paham sehingga tidak mau diskusi bersama, bahkan sampai yang memicu pertentangan fisik.
Ketika keserakahan dan keeksklusifan bergabung, semakin tak tentu arahlah percaturan kehidupan. Pergerakan industri yang didasari keserakahan diwarnai pula oleh persaingan antar perusahaan, yang saling menjatuhkan. Di sisi konsumen, keserakahan dan keekskusifan membuat orang terus berbelanja untuk “menentukan kelasnya” bagi mereka yang ada di kelas menengah ke ataaaas. Atau mencari cara yang “semurah-murahnya tapi tetap bergengsi ” dengan barang bajakan bagi mereka yang di kelas menengah.
Saya kurang suka dengan model pembahasan yang mengkritik tanpa memberikan solusi.
Jadi apa solusinya?
Solusinya ada di al-Qashash ayat 77..
وَابْتَغِ فِيمَا آتَاكَ اللَّهُ الدَّارَ الْآخِرَةَ وَلَا تَنسَ نَصِيبَكَ مِنَ الدُّنْيَا
"Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (keni'matan) duniawi..."
Sebagaimana pernah saya copy paste di tulisan tentang nasihat terbalik dan dunia vs akhirat berikut.
Kapan-kapan saya coba elaborasi lagi yaa.. Sementara silakan direnungkan dulu.. :-)
Thursday, December 15, 2011
Mulai Menghafal Al Qur'an, Dari Mana?
Salah satu pertanyaan yang sering muncul ketika akan memulai menghafal Al Qur'an adalah, dari mana sebaiknya mulai menghafal Al Qur'an?
Apakah dari Juz 1 (Al Fatihah - Al Baqarah), atau dari Juz 30 (An Naas dst sampai An Naba), atau dari Juz 30 (An Naba dst sampai An Naas), atau dari surat-surat pilihan (Yaasiin, Ar Rahman, Al Waqiah, dsb)?
Dari berbagai diskusi, pada dasarnya pilihan mana pun bisa dilakukan, hanya memang ada beberapa plus minus dari masing-masing pilihan tersebut.
Pertama, jika dimulai dari Juz 1 yaitu surat Al Baqarah.
Ada yang menyatakan proses menghafal lebih mudah, karena kata-kata di surat Al Baqarah relatif lebih mudah, dan lebih "familiar", dan lebih banyak pengulangan.
Ayat-ayat Al Baqarah yang panjang memudahkan dalam merangkai hafalan. Namun karena bacaan surat ini relatif jarang kita dengar sebelumnya, proses menghafal benar-benar dari awal.
Kedua, jika dimulai dari Juz 30, dari An Naas dst sampai An Naba.
Dengan metode ini, biasanya hafalan terus dilakukan secara mundur, sampai juz 27 atau 25, bahkan ada yang terus mundur sampai Juz 1.
Biasanya sering diterapkan untuk menghafal di sekolah-sekolah. Metode ini lebih membuat kita termotivasi, karena diawali dengan surat-surat yang pendek, sehingga dalam waktu relatif singkat kita sudah "berprestasi" menghafal "beberapa surat".
Dan surat-surat ini pun biasanya sudah sering kita dengar, sehingga proses menghafalkan pada dasarnya tinggal menyempurnakan apa yang sudah sering kita dengar itu.
Kekurangannya, karena sudah sering terdengar, kita sering "menganggap mudah" sehingga menjadi kurang teliti dalam membacanya (panjang pendek bacaan, bacaan huruf-huruf yang mirip).
Di samping itu, karena biasanya surat-surat ini sudah pernah kita hafal di saat bacaan kita masih belum sempurna, sering kali ada bacaan yang salah kita hafal, yang memerlukan upaya tambahan untuk memperbaiknya.
Ketiga, jika dimulai dari Juz 30, dari An Naba dst sampai An Naas.
Metode ini di satu sisi memulai dari surat-surat pendek, tetapi di sisi lain, dimulainya dari yang terpanjang :-)
Dengan metode ini, biasanya hafalan dilakukan maju mundur, yaitu juz 30 dari An Naba - An Naas, juz 29 dari Al Mulk - Al Mursalat, sampai juz 27 atau juz 25, lalu dilanjutkan dengan Juz 1 sampai Juz 24 atau juz 26.
Ada yang mengatakan metode ini cukup sulit, karena kata-kata di juz 30 itu kurang familiar, plus kita memulai dari surat yang paling panjang, yang paling jarang didengar.
Namun positifnya, kita memulai dari yang "relatif lebih sulit" untuk dilanjutkan dengan yang berangsur-angsur semakin mudah, sampai An Naas.
Dan ada yang menyatakan juga, walaupun juz amma awal itu sulit dihafalkan, tetapi jika sudah hafal, lebih "langgeng" terhafalnya.
Keempat, jika dimulai dari surat-surat pilihan.
Di satu sisi akan lebih memotivasi, karena biasanya surat itu dipilih karena ada keutamaannya. Surat-surat ini pun relatif sudah sering didengar, sehingga mirip dengan pilihan kedua. Yaitu proses menghafalkan pada dasarnya tinggal menyempurnakan apa yang sudah sering kita dengar itu. Dengan kekurangan pada ketidaktelitian membacanya (panjang pendek bacaan, bacaan huruf-huruf yang mirip) karena merasa "sudah sering dengar" serta kemungkinan adanya bacaan yang terlanjur salah kita hafal, yang memerlukan upaya tambahan untuk memperbaiknya.
Kekurangan lain adalah, jika "surat pilihan" sudah habis, motivasi bisa jadi menurun. Selain itu, karena menghafal tidak berurutan, akan diperlukan upaya tambahan ketika akan menghafalkan keseluruhan secara berurutan.
Demikian plus minus dari masing-masing metode, berdasarkan informasi yang pernah saya peroleh :-)
Akan pilih yang mana? Pilih mana pun boleh, yang penting segera dimulai, selagi masih ada kesempatan..
Tetap semangaaaaat :-D
Apakah dari Juz 1 (Al Fatihah - Al Baqarah), atau dari Juz 30 (An Naas dst sampai An Naba), atau dari Juz 30 (An Naba dst sampai An Naas), atau dari surat-surat pilihan (Yaasiin, Ar Rahman, Al Waqiah, dsb)?
Dari berbagai diskusi, pada dasarnya pilihan mana pun bisa dilakukan, hanya memang ada beberapa plus minus dari masing-masing pilihan tersebut.
Pertama, jika dimulai dari Juz 1 yaitu surat Al Baqarah.
Ada yang menyatakan proses menghafal lebih mudah, karena kata-kata di surat Al Baqarah relatif lebih mudah, dan lebih "familiar", dan lebih banyak pengulangan.
Ayat-ayat Al Baqarah yang panjang memudahkan dalam merangkai hafalan. Namun karena bacaan surat ini relatif jarang kita dengar sebelumnya, proses menghafal benar-benar dari awal.
Kedua, jika dimulai dari Juz 30, dari An Naas dst sampai An Naba.
Dengan metode ini, biasanya hafalan terus dilakukan secara mundur, sampai juz 27 atau 25, bahkan ada yang terus mundur sampai Juz 1.
Biasanya sering diterapkan untuk menghafal di sekolah-sekolah. Metode ini lebih membuat kita termotivasi, karena diawali dengan surat-surat yang pendek, sehingga dalam waktu relatif singkat kita sudah "berprestasi" menghafal "beberapa surat".
Dan surat-surat ini pun biasanya sudah sering kita dengar, sehingga proses menghafalkan pada dasarnya tinggal menyempurnakan apa yang sudah sering kita dengar itu.
Kekurangannya, karena sudah sering terdengar, kita sering "menganggap mudah" sehingga menjadi kurang teliti dalam membacanya (panjang pendek bacaan, bacaan huruf-huruf yang mirip).
Di samping itu, karena biasanya surat-surat ini sudah pernah kita hafal di saat bacaan kita masih belum sempurna, sering kali ada bacaan yang salah kita hafal, yang memerlukan upaya tambahan untuk memperbaiknya.
Ketiga, jika dimulai dari Juz 30, dari An Naba dst sampai An Naas.
Metode ini di satu sisi memulai dari surat-surat pendek, tetapi di sisi lain, dimulainya dari yang terpanjang :-)
Dengan metode ini, biasanya hafalan dilakukan maju mundur, yaitu juz 30 dari An Naba - An Naas, juz 29 dari Al Mulk - Al Mursalat, sampai juz 27 atau juz 25, lalu dilanjutkan dengan Juz 1 sampai Juz 24 atau juz 26.
Ada yang mengatakan metode ini cukup sulit, karena kata-kata di juz 30 itu kurang familiar, plus kita memulai dari surat yang paling panjang, yang paling jarang didengar.
Namun positifnya, kita memulai dari yang "relatif lebih sulit" untuk dilanjutkan dengan yang berangsur-angsur semakin mudah, sampai An Naas.
Dan ada yang menyatakan juga, walaupun juz amma awal itu sulit dihafalkan, tetapi jika sudah hafal, lebih "langgeng" terhafalnya.
Keempat, jika dimulai dari surat-surat pilihan.
Di satu sisi akan lebih memotivasi, karena biasanya surat itu dipilih karena ada keutamaannya. Surat-surat ini pun relatif sudah sering didengar, sehingga mirip dengan pilihan kedua. Yaitu proses menghafalkan pada dasarnya tinggal menyempurnakan apa yang sudah sering kita dengar itu. Dengan kekurangan pada ketidaktelitian membacanya (panjang pendek bacaan, bacaan huruf-huruf yang mirip) karena merasa "sudah sering dengar" serta kemungkinan adanya bacaan yang terlanjur salah kita hafal, yang memerlukan upaya tambahan untuk memperbaiknya.
Kekurangan lain adalah, jika "surat pilihan" sudah habis, motivasi bisa jadi menurun. Selain itu, karena menghafal tidak berurutan, akan diperlukan upaya tambahan ketika akan menghafalkan keseluruhan secara berurutan.
Demikian plus minus dari masing-masing metode, berdasarkan informasi yang pernah saya peroleh :-)
Akan pilih yang mana? Pilih mana pun boleh, yang penting segera dimulai, selagi masih ada kesempatan..
Tetap semangaaaaat :-D
Tuesday, December 13, 2011
Hadits : Bersin dan Menguap
Dari Abu Hurairah r.a. dari Nabi saw., beliau bersabda :
“Sesungguhnya Allah itu suka pada bersin dan benci pada menguap. Bila salah seorang diantara kamu sekalian bersin dan memuji Allah Ta’ala (membaca hamdalah) maka wajib bagi setiap muslim yang mendengarnya untuk mengucapkan : “Yarhamukallah” (Semoga Allah mengasihi kamu).
Adapun menguap, maka itu berasal dari syetan; bila salah seorang di antara kamu sekalian menguap maka ia harus menahannya sekuat tenaga, karena bila ada salah seorang diantara kamu sekalian itu menguap maka syetan menertawakannya."
(HR Bukhari)
Dari Abu Hurairah r.a. dari Nabi saw., beliau bersabda :
“Bila salah seorang di antara kamu sekalian bersin maka hendaklah ia mengucapkan : Alhamdulillah; dan bagi saudara atau kawannya hendaknya mengucapkan : “Yarhamukallaah.
Bila ada yang mengucapkan : Yarhamukallaah, maka orang yang bersin itu hendaklah mengucapkan : Yarhamukallaahu wa yushlihu baalakum (Semoga Allah memberi petunjuk kepadamu dan semoga pula Allah senantiasa menunjukkan kebaikan pada hatimu)”.
(HR Bukhari)
(Copy paste dari email Hikmah Pagi di kantor)
“Sesungguhnya Allah itu suka pada bersin dan benci pada menguap. Bila salah seorang diantara kamu sekalian bersin dan memuji Allah Ta’ala (membaca hamdalah) maka wajib bagi setiap muslim yang mendengarnya untuk mengucapkan : “Yarhamukallah” (Semoga Allah mengasihi kamu).
Adapun menguap, maka itu berasal dari syetan; bila salah seorang di antara kamu sekalian menguap maka ia harus menahannya sekuat tenaga, karena bila ada salah seorang diantara kamu sekalian itu menguap maka syetan menertawakannya."
(HR Bukhari)
Dari Abu Hurairah r.a. dari Nabi saw., beliau bersabda :
“Bila salah seorang di antara kamu sekalian bersin maka hendaklah ia mengucapkan : Alhamdulillah; dan bagi saudara atau kawannya hendaknya mengucapkan : “Yarhamukallaah.
Bila ada yang mengucapkan : Yarhamukallaah, maka orang yang bersin itu hendaklah mengucapkan : Yarhamukallaahu wa yushlihu baalakum (Semoga Allah memberi petunjuk kepadamu dan semoga pula Allah senantiasa menunjukkan kebaikan pada hatimu)”.
(HR Bukhari)
(Copy paste dari email Hikmah Pagi di kantor)
Friday, December 9, 2011
8 Karakter Muslimah Produktif dan Bahagia
Pengajian kali ini disampaikan oleh Ustadzah Siti Masitoh dengan topik Muslimah yang Produktif dan Bahagia.
Ceramah diawali dengan kisah hijrah yang sudah cukup sering kita dengar yaitu kisah seorang pembunuh yang telah membunuh 99 orang. Bisa dibaca di sini.
Hijrah dapat dilakukan secara fisik, yaitu berpindah tempat, dan dapat juga dilakukan secara non fisik, berupa perubahan menuju perilaku yang lebih baik.
Muslimah yang bahagia dan produktif memiliki 8 karakter sebagai berikut :
Pertama, salimul aqidah, yaitu akidah yang bersih.
Akidah seorang muslimah harus benar-benar murni, dengan sebenar-benar tauhid, bersih dari segala jenis kemusyrikan. Tidak ada lagi kepercayaan pada ramalan bintang, tidak ada lagi kepercayaan pada orang yang dianggap memiliki indra keenam.
Kedua, shahihul ibadah, yaitu ibadah yang shahih.
Segala ibadah harus dilakukan berdasarkan Al Qur'an dan hadits, berdasarkan yang dicontohkan Rasulullah. Jika kita melakukan yang tidak dicontohkan, maka akan tertolak.
Ketiga, matinul khuluq, yaitu akhlak yang utuh dan kokoh.
Dengan akhlak yang mencontoh kepada Rasulullah, yang digambarkan seperti Al Qur'an berjalan. Terasa mustahil untuk diikuti? Yang penting kita memulai mengikuti sesuai kemampuan kita, sedikit demi sedikit berusaha untuk mencontoh Rasulullah dengan sunnah-sunnahnya. Walaupun merupakan sunnah, yang tidak diwajibkan, dan tidak berdosa jika ditinggalkan, tetapi di dalamnya justru ada keutamaan.
Misalnya, makan dengan tangan kanan, karena Rasulullah menyatakan bahwa setan makan minum tangan kiri. Atau shalat malam, yang Rasulullah lakukan sampai kakinya bengkak, padahal Allah sudah mengampuni seluruh dosa yang telah lalu dan akan datang, namun hal itu adalah bentuk "mensyukuri nikmat yang Allah berikan", demikian sabda Rasulullah.
Keempat, qowiyyul jizm, yaitu jasmani yang kuat.
Muslimah harus memiliki jasmani yang kuat, karena muslimah memiliki banyak aktivitas, berkaitan dengan anak, suami, pekerjaan, juga ibadah kepada Allah. Maka waktu harus diatur dengan sangat baik. Gunakan waktu luang untuk hal yang bermanfaat, untuk menambah wawasan.
Kelima, mujahadatul linafsih, yaitu bersungguh-sungguh menundukkan hawa nafsu.
Keenam, qadirun alal kasbi, yaitu mandiri.
Dapat melakukan segala sesuatu tanpa bergantung kepada orang lain. Bagi muslimah yang punya penghasilan, maka dapat bebas menggunakan penghasilannya tersebut untuk berinfaq. Uang yang diberikan dari suami, harus dimintakan izinnya dahulu, kecuali jika sudah diperjanjikan di awal bahwa istri diperkenankan menggunakan uang tersebut sesuai keinginan istri.
Ketujuh, munuzomun fi suunihi, yaitu pandai mengurus segala urusan.
Dapat mengelola segala urusannya dengan baik. Jangan suka menunda pekerjaan, meskipun sepele. Karena jika sepele sepele dikumpulkan, akhirnya menjadi banyak pele :-)
Kedelapan, nafiun lighoirihi, yaitu bermanfaat bagi orang lain.
Yaitu berusaha memberi manfaat bagi orang lain. Orang lain akan senang jika dibantu, diberi uang, diberi pemikiran. Dapat dikatakan, percuma hidup jika tidak bermanfaat untuk orang lain. Paling tidak, kita bermanfaat untuk keluarga kita.
Pembahasan dilanjutkan dengan tanya jawab, salah satunya mengenai gangguan jin. Jika kita masih sering malas, banyak menunda berbuat kebaikan, ada kemungkinan pada diri kita banyak jin yang berdiam. Bisa dilakukan ruqyah untuk diri sendiri, atau ruqyah oleh orang lain.
Jika ada orang yang menurut kita perlu di-ruqyah, tetapi yang bersangkutan tidak mau (biasanya karena pengaruh dari jinnya tersebut), maka ruqyah bisa dilakukan dari jarak jauh, dengan menyebut nama orang tersebut.
Pada prinsipnya, bagaimana pun, jangan bersahabat dengan jin.
Untuk itu kita perlu terus melakukan tarbiyah dzatiyah, pelatihan diri, agar tidak dikuasai oleh jin yang ada pada diri kita.
Ceramah diawali dengan kisah hijrah yang sudah cukup sering kita dengar yaitu kisah seorang pembunuh yang telah membunuh 99 orang. Bisa dibaca di sini.
Hijrah dapat dilakukan secara fisik, yaitu berpindah tempat, dan dapat juga dilakukan secara non fisik, berupa perubahan menuju perilaku yang lebih baik.
Muslimah yang bahagia dan produktif memiliki 8 karakter sebagai berikut :
Pertama, salimul aqidah, yaitu akidah yang bersih.
Akidah seorang muslimah harus benar-benar murni, dengan sebenar-benar tauhid, bersih dari segala jenis kemusyrikan. Tidak ada lagi kepercayaan pada ramalan bintang, tidak ada lagi kepercayaan pada orang yang dianggap memiliki indra keenam.
Kedua, shahihul ibadah, yaitu ibadah yang shahih.
Segala ibadah harus dilakukan berdasarkan Al Qur'an dan hadits, berdasarkan yang dicontohkan Rasulullah. Jika kita melakukan yang tidak dicontohkan, maka akan tertolak.
Ketiga, matinul khuluq, yaitu akhlak yang utuh dan kokoh.
Dengan akhlak yang mencontoh kepada Rasulullah, yang digambarkan seperti Al Qur'an berjalan. Terasa mustahil untuk diikuti? Yang penting kita memulai mengikuti sesuai kemampuan kita, sedikit demi sedikit berusaha untuk mencontoh Rasulullah dengan sunnah-sunnahnya. Walaupun merupakan sunnah, yang tidak diwajibkan, dan tidak berdosa jika ditinggalkan, tetapi di dalamnya justru ada keutamaan.
Misalnya, makan dengan tangan kanan, karena Rasulullah menyatakan bahwa setan makan minum tangan kiri. Atau shalat malam, yang Rasulullah lakukan sampai kakinya bengkak, padahal Allah sudah mengampuni seluruh dosa yang telah lalu dan akan datang, namun hal itu adalah bentuk "mensyukuri nikmat yang Allah berikan", demikian sabda Rasulullah.
Keempat, qowiyyul jizm, yaitu jasmani yang kuat.
Muslimah harus memiliki jasmani yang kuat, karena muslimah memiliki banyak aktivitas, berkaitan dengan anak, suami, pekerjaan, juga ibadah kepada Allah. Maka waktu harus diatur dengan sangat baik. Gunakan waktu luang untuk hal yang bermanfaat, untuk menambah wawasan.
Kelima, mujahadatul linafsih, yaitu bersungguh-sungguh menundukkan hawa nafsu.
Keenam, qadirun alal kasbi, yaitu mandiri.
Dapat melakukan segala sesuatu tanpa bergantung kepada orang lain. Bagi muslimah yang punya penghasilan, maka dapat bebas menggunakan penghasilannya tersebut untuk berinfaq. Uang yang diberikan dari suami, harus dimintakan izinnya dahulu, kecuali jika sudah diperjanjikan di awal bahwa istri diperkenankan menggunakan uang tersebut sesuai keinginan istri.
Ketujuh, munuzomun fi suunihi, yaitu pandai mengurus segala urusan.
Dapat mengelola segala urusannya dengan baik. Jangan suka menunda pekerjaan, meskipun sepele. Karena jika sepele sepele dikumpulkan, akhirnya menjadi banyak pele :-)
Kedelapan, nafiun lighoirihi, yaitu bermanfaat bagi orang lain.
Yaitu berusaha memberi manfaat bagi orang lain. Orang lain akan senang jika dibantu, diberi uang, diberi pemikiran. Dapat dikatakan, percuma hidup jika tidak bermanfaat untuk orang lain. Paling tidak, kita bermanfaat untuk keluarga kita.
Pembahasan dilanjutkan dengan tanya jawab, salah satunya mengenai gangguan jin. Jika kita masih sering malas, banyak menunda berbuat kebaikan, ada kemungkinan pada diri kita banyak jin yang berdiam. Bisa dilakukan ruqyah untuk diri sendiri, atau ruqyah oleh orang lain.
Jika ada orang yang menurut kita perlu di-ruqyah, tetapi yang bersangkutan tidak mau (biasanya karena pengaruh dari jinnya tersebut), maka ruqyah bisa dilakukan dari jarak jauh, dengan menyebut nama orang tersebut.
Pada prinsipnya, bagaimana pun, jangan bersahabat dengan jin.
Untuk itu kita perlu terus melakukan tarbiyah dzatiyah, pelatihan diri, agar tidak dikuasai oleh jin yang ada pada diri kita.
Thursday, December 8, 2011
Hijrah Mudah untuk Muslimah
Secara umum, perempuan identik dengan tiga yang sepertinya negatif, yang padahal berakar dari sesuatu yang belum tentu negatif, sehingga bisa diubah, ditransformasikan, dihijrahkan menjadi sesuatu yang positif.
Tiga hal itu adalah gossip, belanja, dan sifat emosional. Apa benar bisa berubah menjadi hal yang positif? Bisaaaa..
Pertama, gossip.
Gossip sebenarnya berawal dari keinginan untuk update informasi.
Keinginan ini bisa diubah sedikit saja, yaitu hijrah jenis informasi yang kita ingin update. Daripada update informasi tentang selebriti, tetangga, bos, teman kantor, bukankah lebih bermanfaat jika kita update informasi tentang perkembangan dunia, perkembangan teknologi, agama, dan ilmu lain yang bermanfaat? Maka kalau kita di depan TV, daripada nonton siaran infotainment, lebih baik cari siaran berita. Daripada baca tabloid gossip, lebih baik baca majalah berita, majalah resep, buku kesehatan, atau buku kisah istri-istri Rasulullah. Daripada makan siang sambil menggosip lebih baik makan siang dengan cepat lalu ikut pengajian di mushalla.
Kedua, hobi belanja.
Hobi belanja ini, berawal dari keinginan untuk mempercantik diri.
Transformasinya adalah, mengubah sasaran yang dipercantik. Kecantikan fisik pakaian, sepatu, tas, kamar, dapur, rumah, meja kerja, kendaraan, HP, dan semua yang saat ini menemani kita, hanya akan menemani kita di dunia ini saja. Padahal kita hidup di dunia hanya sebentar, hanya seperti pagi hari yang segera berlalu. Maka yang paling penting untuk dipercantik adalah rumah kita di akhirat nanti. Maka hijrahkan belanja kecantikan kita ke kecantikan akhirat. Banyaklah memberikan infaq, shadaqah, perbanyak ibadah. Daripada belanja tas baru padahal tas lama masih ada, lebih baik menyumbang ke korban bencana alam. Daripada beli HP baru padahal HP lama masih bagus hanya sedikit lemot saja, lebih baik menyantuni anak yatim.
Ketiga, sifat emosional.
Sifat emosinal berawal dari perasaan yang halus dan sensitif yang sayangnya sering mengakibatkan marah-marah, mudah tersinggung, dan ngambek.
Sifat emosional dan perasaan halus ini bisa ditransformasikan dengan mengubah sasarannya. Daripada berperasaan yang halus dan sensitif kepada omongan orang lain lalu sering marah, ngambek, dan tersinggung, lebih baik berperasaan halus dan sensitif terhadap orang yang perlu bantuan, kepada ajakan menuju kebaikan, kepada anak kita yang membutuhkan kesabaran dan bimbingan, kepada bawahan kita yang perlu pengertian kita.
Bagaimana, mudah kan untuk berhijrah?
Di bulan Muharram, bulan hijrahnya Rasulullah, mari kita ubah citra muslimah, menjadi muslimah yang berdaya. Muslimah ayo berhijrah!
Tiga hal itu adalah gossip, belanja, dan sifat emosional. Apa benar bisa berubah menjadi hal yang positif? Bisaaaa..
Pertama, gossip.
Gossip sebenarnya berawal dari keinginan untuk update informasi.
Keinginan ini bisa diubah sedikit saja, yaitu hijrah jenis informasi yang kita ingin update. Daripada update informasi tentang selebriti, tetangga, bos, teman kantor, bukankah lebih bermanfaat jika kita update informasi tentang perkembangan dunia, perkembangan teknologi, agama, dan ilmu lain yang bermanfaat? Maka kalau kita di depan TV, daripada nonton siaran infotainment, lebih baik cari siaran berita. Daripada baca tabloid gossip, lebih baik baca majalah berita, majalah resep, buku kesehatan, atau buku kisah istri-istri Rasulullah. Daripada makan siang sambil menggosip lebih baik makan siang dengan cepat lalu ikut pengajian di mushalla.
Kedua, hobi belanja.
Hobi belanja ini, berawal dari keinginan untuk mempercantik diri.
Transformasinya adalah, mengubah sasaran yang dipercantik. Kecantikan fisik pakaian, sepatu, tas, kamar, dapur, rumah, meja kerja, kendaraan, HP, dan semua yang saat ini menemani kita, hanya akan menemani kita di dunia ini saja. Padahal kita hidup di dunia hanya sebentar, hanya seperti pagi hari yang segera berlalu. Maka yang paling penting untuk dipercantik adalah rumah kita di akhirat nanti. Maka hijrahkan belanja kecantikan kita ke kecantikan akhirat. Banyaklah memberikan infaq, shadaqah, perbanyak ibadah. Daripada belanja tas baru padahal tas lama masih ada, lebih baik menyumbang ke korban bencana alam. Daripada beli HP baru padahal HP lama masih bagus hanya sedikit lemot saja, lebih baik menyantuni anak yatim.
Ketiga, sifat emosional.
Sifat emosinal berawal dari perasaan yang halus dan sensitif yang sayangnya sering mengakibatkan marah-marah, mudah tersinggung, dan ngambek.
Sifat emosional dan perasaan halus ini bisa ditransformasikan dengan mengubah sasarannya. Daripada berperasaan yang halus dan sensitif kepada omongan orang lain lalu sering marah, ngambek, dan tersinggung, lebih baik berperasaan halus dan sensitif terhadap orang yang perlu bantuan, kepada ajakan menuju kebaikan, kepada anak kita yang membutuhkan kesabaran dan bimbingan, kepada bawahan kita yang perlu pengertian kita.
Bagaimana, mudah kan untuk berhijrah?
Di bulan Muharram, bulan hijrahnya Rasulullah, mari kita ubah citra muslimah, menjadi muslimah yang berdaya. Muslimah ayo berhijrah!
Tuesday, December 6, 2011
Yuk Mendongeng untuk Anak
Hari Minggu yang lalu anak saya ikut lomba “story telling” di salah satu lembaga bahasa di Jakarta.
Acara dibuka oleh salah seorang guru di lembaga tersebut, yang menjelaskan bahwa lomba “story telling” ini dibuat untuk “menciptakan” sebanyak mungkin “story teller”, pendongeng, di masa depan.
Dari mendongeng, banyak sekali manfaat yang bisa diperoleh :
1. Mengembangkan imajinasi anak
Dengan dongeng yang disampaikan secara lisan, anak akan membayangkan apa yang diceritakan, dan di sanalah imajinasi berkembang.
2. Menambah pengetahuan anak
Dalam dongeng bisa dimasukkan berbagai pengetahuan, dan karena disampaikan secara menarik, anak belajar dalam suasana yang menyenangkan.
3. Anak menyerap banyak kosa kata
Dongeng yang disampaikan dengan lisan membuat anak mempelajari banyak kata. Apa lagi jika dongeng disampaikan dalam bahasa Inggris, maka kosa kata Bahasa Inggris anak-anak akan sangat berkembang (masalahnya mamanya sanggup nggak mendongeng bahasa Inggris, hehe..)
4. Anak mengerti akan moral
Dalam dongeng, dengan interaksi antar tokohnya, dapat disampaikan pesan moral, yang membuat anak memahami tentang moral tanpa perlu merasa digurui atau dinasehati.
5. Mendekatkan hubungan orang tua dan anak
Ketika mendongeng, maka anak akan bersama orang tua paling tidak selama 15 sampai 30 menit, dengan suasana yang rileks. Hal ini akan semakin mendekatkan hubungan orang tua dan anak.
Mendongeng, yang paling mudah dilakukan dengan membaca buku dongeng. Buku seperti ini sangat banyak dijual, tinggal dipilih cerita mana yang menurut kita bermanfaat untuk anak.
Cara lain yang saya rasa lebih signifikan manfaatnya adalah mendongeng langsung tanpa buku. Jadi cerita dikarang oleh orang tua, saat itu juga. Di sana akan muncul dinamika, karena anak bisa langsung berinteraksi, menyampaikan ide untuk cerita, terjadi diskusi ke berbagai topik.
Inilah cerita si Mung Mung yang sudah saya ceritakan ke anak-anak saya sampai ke episode ke-40-an, dan saat ini si Mung Mung sedang bermain ke luar angkasa bertemu dengan temannya, si Fish Free :-)
Yuk, mulai mendongeng untuk anak-anak kita, mumpung anak-anak masih mau mendengarkan :-)
Acara dibuka oleh salah seorang guru di lembaga tersebut, yang menjelaskan bahwa lomba “story telling” ini dibuat untuk “menciptakan” sebanyak mungkin “story teller”, pendongeng, di masa depan.
Dari mendongeng, banyak sekali manfaat yang bisa diperoleh :
1. Mengembangkan imajinasi anak
Dengan dongeng yang disampaikan secara lisan, anak akan membayangkan apa yang diceritakan, dan di sanalah imajinasi berkembang.
2. Menambah pengetahuan anak
Dalam dongeng bisa dimasukkan berbagai pengetahuan, dan karena disampaikan secara menarik, anak belajar dalam suasana yang menyenangkan.
3. Anak menyerap banyak kosa kata
Dongeng yang disampaikan dengan lisan membuat anak mempelajari banyak kata. Apa lagi jika dongeng disampaikan dalam bahasa Inggris, maka kosa kata Bahasa Inggris anak-anak akan sangat berkembang (masalahnya mamanya sanggup nggak mendongeng bahasa Inggris, hehe..)
4. Anak mengerti akan moral
Dalam dongeng, dengan interaksi antar tokohnya, dapat disampaikan pesan moral, yang membuat anak memahami tentang moral tanpa perlu merasa digurui atau dinasehati.
5. Mendekatkan hubungan orang tua dan anak
Ketika mendongeng, maka anak akan bersama orang tua paling tidak selama 15 sampai 30 menit, dengan suasana yang rileks. Hal ini akan semakin mendekatkan hubungan orang tua dan anak.
Mendongeng, yang paling mudah dilakukan dengan membaca buku dongeng. Buku seperti ini sangat banyak dijual, tinggal dipilih cerita mana yang menurut kita bermanfaat untuk anak.
Cara lain yang saya rasa lebih signifikan manfaatnya adalah mendongeng langsung tanpa buku. Jadi cerita dikarang oleh orang tua, saat itu juga. Di sana akan muncul dinamika, karena anak bisa langsung berinteraksi, menyampaikan ide untuk cerita, terjadi diskusi ke berbagai topik.
Inilah cerita si Mung Mung yang sudah saya ceritakan ke anak-anak saya sampai ke episode ke-40-an, dan saat ini si Mung Mung sedang bermain ke luar angkasa bertemu dengan temannya, si Fish Free :-)
Yuk, mulai mendongeng untuk anak-anak kita, mumpung anak-anak masih mau mendengarkan :-)
Kajian Pagi di Blackberry Messenger
Sejak dua hari yang lalu, saya menerima kajian pagi di Blackberry saya.
Datangnya dari Ust. Syarif Matnadjih, di PIN 22E5CDE4.
Kajiannya singkat saja, tentang hadits Shahih Bukhari beserta sedikit ulasannya.
Yuk add di BBM masing-masing yaa..
Insya Allah banyak manfaatnya, seperti yang disampaikan Ust. Syarif pada undangannya, "belajar sepanjang masa, demi menyiapkan pertemuan dengan-Nya."
Datangnya dari Ust. Syarif Matnadjih, di PIN 22E5CDE4.
Kajiannya singkat saja, tentang hadits Shahih Bukhari beserta sedikit ulasannya.
Yuk add di BBM masing-masing yaa..
Insya Allah banyak manfaatnya, seperti yang disampaikan Ust. Syarif pada undangannya, "belajar sepanjang masa, demi menyiapkan pertemuan dengan-Nya."
10 Muharram dan Yatim
Dari Pengajian Kesembilan Kitab Hadits Sahih Bukhari Ust. Syarif Matnadjih (PIN 22E5CDE4, silakan add jika ingin menerima kajian ini setiap harinya) :
حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ عَبْدِ الْوَهَّابِ قَالَ حَدَّثَنِي عَبْدُ الْعَزِيزِ بْنُ أَبِي حَازِمٍ قَالَ حَدَّثَنِي أَبِي قَالَ سَمِعْتُ سَهْلَ بْنَ سَعْدٍ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ أَنَا وَكَافِلُ الْيَتِيمِ فِي الْجَنَّةِ هَكَذَا وَقَالَ بِإِصْبَعَيْهِ السَّبَّابَةِ وَالْوُسْطَى
Nabi saw bersabda :
"Aku dan yang memelihara yatim di Syurga seperti ini, sembari beliau membentangkan jari telunjuk dan jari tengah"
(HR. Bukhari : 5304)
Hari ini bertepatan dengan 10 Muharrom dan sebagian mayarakat Indonesia menjadikan tanggal 10 Muharram sebagai 'Hari Raya Yatim'.
Tidak ada dalil yang menguatkan anggapan ini, tetapi alquran dan alhadits banyak sekali bercerita tentang keutamaan berlaku baik kepada anak yatim.
Maka lebih tepat bila menjadikan sepanjang hari adalah menjadi 'hari raya' anak yatim, dimana kita berlomba memberikan yang terbaik kepada mereka (baca: yatim), memelihara dan menyantuni mereka adalah bagaikan memelihara dan menyantuni 'putra-putri' Nabi Saw, karena Nabi adalah Abal Yataama (bapaknya anak-anak yatim), kabar gembira buat mereka yang memelihara yatim adalah 'kepastian' masuk Syurga dan berdekatan dengan Nabi saw di Syurga..
Ya Rabb... Lembutkan hati kami terhadap para yatim dan berikan kami kemampuan memelihara mereka di rumah kami... أمِينْ يَا مُجِيبَ السَّائِلِينْ
Selamat Menunaikan Puasa Sunnah 'Asyuro
Wallahu A'lam Bisshowaab
حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ عَبْدِ الْوَهَّابِ قَالَ حَدَّثَنِي عَبْدُ الْعَزِيزِ بْنُ أَبِي حَازِمٍ قَالَ حَدَّثَنِي أَبِي قَالَ سَمِعْتُ سَهْلَ بْنَ سَعْدٍ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ أَنَا وَكَافِلُ الْيَتِيمِ فِي الْجَنَّةِ هَكَذَا وَقَالَ بِإِصْبَعَيْهِ السَّبَّابَةِ وَالْوُسْطَى
Nabi saw bersabda :
"Aku dan yang memelihara yatim di Syurga seperti ini, sembari beliau membentangkan jari telunjuk dan jari tengah"
(HR. Bukhari : 5304)
Hari ini bertepatan dengan 10 Muharrom dan sebagian mayarakat Indonesia menjadikan tanggal 10 Muharram sebagai 'Hari Raya Yatim'.
Tidak ada dalil yang menguatkan anggapan ini, tetapi alquran dan alhadits banyak sekali bercerita tentang keutamaan berlaku baik kepada anak yatim.
Maka lebih tepat bila menjadikan sepanjang hari adalah menjadi 'hari raya' anak yatim, dimana kita berlomba memberikan yang terbaik kepada mereka (baca: yatim), memelihara dan menyantuni mereka adalah bagaikan memelihara dan menyantuni 'putra-putri' Nabi Saw, karena Nabi adalah Abal Yataama (bapaknya anak-anak yatim), kabar gembira buat mereka yang memelihara yatim adalah 'kepastian' masuk Syurga dan berdekatan dengan Nabi saw di Syurga..
Ya Rabb... Lembutkan hati kami terhadap para yatim dan berikan kami kemampuan memelihara mereka di rumah kami... أمِينْ يَا مُجِيبَ السَّائِلِينْ
Selamat Menunaikan Puasa Sunnah 'Asyuro
Wallahu A'lam Bisshowaab
Monday, December 5, 2011
Pastikan Hadits yang Sahih
Seringkali kita menerima informasi hikmah, ajakan ibadah, yang dikatakan merujuk kepada hadits Rasulullah.
Ternyata, banyak juga hadits lemah, hadits palsu, bahkan yang ternyata sama sekali bukan hadits.
Untuk itu, kita perlu memiliki cara referensi agar bisa memastikan suatu hadits adalah sahih.
Berikut copy paste dari broadcast message di blackberry messenger, cara dan referensi jika kita menerima informasi yang dikatakan bersumber dari hadits :
(1). Tanyakan kepada yang mengirim pesan, hadits tersebut riwayat siapa? Dari kitab mana?
(2). Jika ia menggunakan nama Imam Bukhari dan Muslim, maka tanyakan dalam Shahih Bukhari dan Muslim, no berapa? atau Juz dan Halaman berapa? atau dalam Bab apa? Supaya bisa dilacak kebenarannya.
(3). Jika menerima informasi tentang hadits harap langsung tanyakan dulu sumber haditsnya kepada mereka yang menguasai ilmunya. Jangan langsung disebarkan. Sebab bila itu hadits palsu maka kita ikut menyebarkan kebohongan atas nama Nabi shallallahu 'alaihi wasallam.
(4).Usahakan di rumahada kitab pokok bagi seorang muslim yaitu:
a. Kitab Al Qur'an dan Tafsir dari Ulama ahli Tafsir yang Masyhur.
b. Kitab Shahih Bukhari dan kitab Shahih Muslim serta Syarahnya(Tafsirnya).
c. Kitab hadits yang telah diteliti keshahihan oleh ahli hadits.
d. Kitab Fiqh dari Ulama Ahlus Sunnah yang Faqqih (betul-betul ahli fiqh.
Dengan demikian kedustaan-kedustaan tentang Allah dan Rasul-Nya serta Agama dapat ditangkal.
Semoga bermanfaat.
Ternyata, banyak juga hadits lemah, hadits palsu, bahkan yang ternyata sama sekali bukan hadits.
Untuk itu, kita perlu memiliki cara referensi agar bisa memastikan suatu hadits adalah sahih.
Berikut copy paste dari broadcast message di blackberry messenger, cara dan referensi jika kita menerima informasi yang dikatakan bersumber dari hadits :
(1). Tanyakan kepada yang mengirim pesan, hadits tersebut riwayat siapa? Dari kitab mana?
(2). Jika ia menggunakan nama Imam Bukhari dan Muslim, maka tanyakan dalam Shahih Bukhari dan Muslim, no berapa? atau Juz dan Halaman berapa? atau dalam Bab apa? Supaya bisa dilacak kebenarannya.
(3). Jika menerima informasi tentang hadits harap langsung tanyakan dulu sumber haditsnya kepada mereka yang menguasai ilmunya. Jangan langsung disebarkan. Sebab bila itu hadits palsu maka kita ikut menyebarkan kebohongan atas nama Nabi shallallahu 'alaihi wasallam.
(4).Usahakan di rumahada kitab pokok bagi seorang muslim yaitu:
a. Kitab Al Qur'an dan Tafsir dari Ulama ahli Tafsir yang Masyhur.
b. Kitab Shahih Bukhari dan kitab Shahih Muslim serta Syarahnya(Tafsirnya).
c. Kitab hadits yang telah diteliti keshahihan oleh ahli hadits.
d. Kitab Fiqh dari Ulama Ahlus Sunnah yang Faqqih (betul-betul ahli fiqh.
Dengan demikian kedustaan-kedustaan tentang Allah dan Rasul-Nya serta Agama dapat ditangkal.
Semoga bermanfaat.
Puasa 9 dan 10 Muharram
Copy paste dari broadcast message Blackberry, semoga bermanfaat :-)
Bismillah, Saudara2, bpk/ibu Rahimakumullah.
Saya dapat pertanyaan tentangg BBM hadits di bawah:
Fadhillah Bulan Muharram..
"Barang siapa berpuasa pada 9-10 Muharram (besok Senin & Selasa), maka seolah-olah ia telah melakukan ibadah selama 2 tahun, dan siapapun yang mengingatkan orang lain fadhillah ini, seolah-olah ia telah melakukan ibadah selama 80 tahun"
Penjelasan : Tidak ada dalil pahala ibadah 2 tahun dan pahala ibadah 80 tahun, ini adakah hadits palsu/maudhu'.
Yang benar adalah hadits ini :
عَنْ أَبِي قَتَادَةَ رضي الله عنه أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ صِيَامُ يَوْمِ عَاشُورَاءَ إِنِّي أَحْتَسِبُ عَلَى اللَّهِ أَنْ يُكَفِّرَ السَّنَةَ الَّتِي قَبْلَهُ
Dari Abu Qatadah radhiyallohu anhu bahwa Nabi Muhammad shallallohu alaihi wasallam bersabda, “Puasa hari ‘Asyuro aku berharap kepada Allah akan menghapuskan dosa tahun lalu” [ HR. Tirmidzi (753), Ibnu Majah (1738) dan Ahmad(22024).
Hadits semakna dengan ini juga diriwayatkan oleh Imam Muslim dalam kitab Shohih beliau (1162) ]
Bagi yang ingin berpuasa ‘Asyuro hendaknya berpuasa juga sehari sebelumnya
Ibnu Abbas radhiyallohu ‘anhuma berkata :
Ketika Rasulullah shallallohu alaihi wasallam berpuasa pada hari ‘Asyura dan memerintahkan kaum muslimin berpuasa, mereka (para shahabat) menyampaikan, "Ya Rasulullah ini adalah hari yang diagungkan Yahudi dan Nasrani". Maka Rasulullah shallallohu alaihi wasallam pun bersabda :
فَإِذَا كَانَ الْعَامُ الْمُقْبِلُ إِنْ شَاءَ اللَّهُ صُمْنَا الْيَوْمَ التَّاسِعَ قَالَ فَلَمْ يَأْتِ الْعَامُ الْمُقْبِلُ حَتَّى تُوُفِّيَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
:"Jika tahun depan insya Allah (kita bertemu kembali dengan bulan Muharram), kita akan berpuasa juga pada hari kesembilan (tanggal sembilan).“
Akan tetapi belum tiba Muharram tahun depan hingga Rasulullah shallallohu alaihi wasallam wafat di tahun tersebut [ HR. Muslim (1134) ]
عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ أَنَّهُ قَالَ صُومُوا التَّاسِعَ وَالْعَاشِرَ وَخَالِفُوا الْيَهُودَ
Ibnu Abbas radhiyallohu anhuma beliau berkata, “Berpuasalah pada tanggal sembilan dan sepuluh Muharram, berbedalah dengan orang Yahudi” [ Diriwayatkan dengan sanad yang shohih oleh Baihaqi di As Sunan Al Kubro (8665) dan Ath Thobari di Tahdzib Al Aatsaar(1110)]
Bismillah, Saudara2, bpk/ibu Rahimakumullah.
Saya dapat pertanyaan tentangg BBM hadits di bawah:
Fadhillah Bulan Muharram..
"Barang siapa berpuasa pada 9-10 Muharram (besok Senin & Selasa), maka seolah-olah ia telah melakukan ibadah selama 2 tahun, dan siapapun yang mengingatkan orang lain fadhillah ini, seolah-olah ia telah melakukan ibadah selama 80 tahun"
Penjelasan : Tidak ada dalil pahala ibadah 2 tahun dan pahala ibadah 80 tahun, ini adakah hadits palsu/maudhu'.
Yang benar adalah hadits ini :
عَنْ أَبِي قَتَادَةَ رضي الله عنه أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ صِيَامُ يَوْمِ عَاشُورَاءَ إِنِّي أَحْتَسِبُ عَلَى اللَّهِ أَنْ يُكَفِّرَ السَّنَةَ الَّتِي قَبْلَهُ
Dari Abu Qatadah radhiyallohu anhu bahwa Nabi Muhammad shallallohu alaihi wasallam bersabda, “Puasa hari ‘Asyuro aku berharap kepada Allah akan menghapuskan dosa tahun lalu” [ HR. Tirmidzi (753), Ibnu Majah (1738) dan Ahmad(22024).
Hadits semakna dengan ini juga diriwayatkan oleh Imam Muslim dalam kitab Shohih beliau (1162) ]
Bagi yang ingin berpuasa ‘Asyuro hendaknya berpuasa juga sehari sebelumnya
Ibnu Abbas radhiyallohu ‘anhuma berkata :
Ketika Rasulullah shallallohu alaihi wasallam berpuasa pada hari ‘Asyura dan memerintahkan kaum muslimin berpuasa, mereka (para shahabat) menyampaikan, "Ya Rasulullah ini adalah hari yang diagungkan Yahudi dan Nasrani". Maka Rasulullah shallallohu alaihi wasallam pun bersabda :
فَإِذَا كَانَ الْعَامُ الْمُقْبِلُ إِنْ شَاءَ اللَّهُ صُمْنَا الْيَوْمَ التَّاسِعَ قَالَ فَلَمْ يَأْتِ الْعَامُ الْمُقْبِلُ حَتَّى تُوُفِّيَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
:"Jika tahun depan insya Allah (kita bertemu kembali dengan bulan Muharram), kita akan berpuasa juga pada hari kesembilan (tanggal sembilan).“
Akan tetapi belum tiba Muharram tahun depan hingga Rasulullah shallallohu alaihi wasallam wafat di tahun tersebut [ HR. Muslim (1134) ]
عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ أَنَّهُ قَالَ صُومُوا التَّاسِعَ وَالْعَاشِرَ وَخَالِفُوا الْيَهُودَ
Ibnu Abbas radhiyallohu anhuma beliau berkata, “Berpuasalah pada tanggal sembilan dan sepuluh Muharram, berbedalah dengan orang Yahudi” [ Diriwayatkan dengan sanad yang shohih oleh Baihaqi di As Sunan Al Kubro (8665) dan Ath Thobari di Tahdzib Al Aatsaar(1110)]
Friday, December 2, 2011
Sabar
Ceramah Dzuhur kali ini diisi oleh Ust. M. Muhit Murtadha. Mohon maaf saya tidak datang dari awal, mudah-mudahan bermanfaat.
Dalam hal kesabaran dan ketakwaan, maka manusia dapat diklasifikasikan menjadi 4 kelompok.
Pertama adalah mereka yang sabar dan juga bertakwa, yaitu mereka yang ahli ibadah, dan juga kuat dan mampu untuk bersabar ketika ditimpa musibah.
Kedua adalah mereka yang bertakwa tetapi tidak bersabar, yaitu mereka yang ahli ibadah, namun tidak kuat dan tidak mampu untuk bersabar dalam musibah.
Ketiga adalah mereka yang memiliki kesabaran tetapi tidak bertakwa, yaitu orang-orang yang memiliki perilaku kurang baik, tetapi konsisten dalam ketidakbaikan tersebut.
Keempat yang terburuk adalah mereka yang tidak memiliki ketakwaan, juga tidak memiliki kesabaran.
Ada beberapa adab dalam bersabar :
Pertama, bersabar dilakukan di awal peristiwa itu terjadi.
Dikisahkan ada seorang wanita yang putranya meninggal dunia, dan wanita ini sangat bersedih, menangis tersedu-sedu di makam putranya itu. Rasulullah melewati wanita tersebut dan mengingatkan agar ia bertakwa dan bersabar. Wanita ini tanpa menoleh mengusir Rasulullah. Maka Rasulullah pun berlalu. Lalu seseorang yang melihat kejadian tersebut menyampaikan kepada wanita itu bahwa tadi yang menegur adalah Rasulullah. Wanita itu pun mendatangi Rasulullah. Rasulullah pun menjelaskan bahwa kesabaran itu pada pukulan pertama.
Kedua, mengucapkan innalillahi wa inna ilaihi roji’un waktu ada musibah dan membaca doa, memohon agar diberikan pahala dalam musibah dan diberikan ganti yang lebih baik.
Ketiga, berusaha menenangkan menahan fisik dan lisan. Yaitu menahan untuk tidak memukul, membanting, merusak, serta menahan lisan agar tidak mengucapkan kata-kata yang tidak baik.
Salah satu bentuk kesabaran adalah berusaha untuk tidak menunjukkan bekas musibah.
Seperti pada kisah Ummu Sulaim, ketika anaknya meninggal dunia pada saat suaminya, Abu Thalhah sedang tidak ada di rumah. Ketika suaminya tiba di rumah dan menanyakan kabar anaknya yang memang sedang sakit, Ummu Sulaim menjawab, “Anak kita lebih tenang dari sebelumnya.” Lalu Ummu Sulaim pun melayani suaminya, menyiapkan makan, dan melakukan hubungan suami istri. Ketika kondisi sudah tenang, barulah Ummu Sulaim menyampaikan bahwa putra mereka telah meninggal.
Abu Thalhah pun marah dan melaporkan istrinya itu kepada Rasulullah. Rasulullah pun bertanya, apakah semalam Abu Thalhah berhubungan suami istri, Abu Thalhah mengiyakan, dan Rasulullah mendoakan agar hubungan itu diberkahi. Beberapa waktu kemudian ternyata Ummu Sulaim mengandung dan lahir seorang anak yang dinamai Abdullah yang kemudian memiliki banyak keturunan yang hafal Al Qu’ran.
Ada seorang sahabat juga yang tidak menunjukkan kesedihan ketika terjadi musibah, dan ketika sahabat lain bertanya tentang hal itu, ia menjawab, “Mengapa harus berlarut-larut dalam kesedihan, bukankah Allah menjanjikan 3 hal bagi mereka yang mengalami musibah lalu mengucapkan innalillahi wa inna ilaihi rojiun, yaitu shalawat dari Allah, rahmat, serta termasuk dalam orang yang mendapatkan petunjuk."
Salah satu tanda seseorang mengagungkan Allah adalah ketika tidak merasa perlu mengadukan musibah kepada siapapun. Karena salah satu harta simpanan kebaikan adalah ketika dapat menyembunyikan rasa duka. Dan justru gembira ketika ada musibah, karena di sana ada pahala yang besar.
Dalam hal kesabaran dan ketakwaan, maka manusia dapat diklasifikasikan menjadi 4 kelompok.
Pertama adalah mereka yang sabar dan juga bertakwa, yaitu mereka yang ahli ibadah, dan juga kuat dan mampu untuk bersabar ketika ditimpa musibah.
Kedua adalah mereka yang bertakwa tetapi tidak bersabar, yaitu mereka yang ahli ibadah, namun tidak kuat dan tidak mampu untuk bersabar dalam musibah.
Ketiga adalah mereka yang memiliki kesabaran tetapi tidak bertakwa, yaitu orang-orang yang memiliki perilaku kurang baik, tetapi konsisten dalam ketidakbaikan tersebut.
Keempat yang terburuk adalah mereka yang tidak memiliki ketakwaan, juga tidak memiliki kesabaran.
Ada beberapa adab dalam bersabar :
Pertama, bersabar dilakukan di awal peristiwa itu terjadi.
Dikisahkan ada seorang wanita yang putranya meninggal dunia, dan wanita ini sangat bersedih, menangis tersedu-sedu di makam putranya itu. Rasulullah melewati wanita tersebut dan mengingatkan agar ia bertakwa dan bersabar. Wanita ini tanpa menoleh mengusir Rasulullah. Maka Rasulullah pun berlalu. Lalu seseorang yang melihat kejadian tersebut menyampaikan kepada wanita itu bahwa tadi yang menegur adalah Rasulullah. Wanita itu pun mendatangi Rasulullah. Rasulullah pun menjelaskan bahwa kesabaran itu pada pukulan pertama.
Kedua, mengucapkan innalillahi wa inna ilaihi roji’un waktu ada musibah dan membaca doa, memohon agar diberikan pahala dalam musibah dan diberikan ganti yang lebih baik.
Ketiga, berusaha menenangkan menahan fisik dan lisan. Yaitu menahan untuk tidak memukul, membanting, merusak, serta menahan lisan agar tidak mengucapkan kata-kata yang tidak baik.
Salah satu bentuk kesabaran adalah berusaha untuk tidak menunjukkan bekas musibah.
Seperti pada kisah Ummu Sulaim, ketika anaknya meninggal dunia pada saat suaminya, Abu Thalhah sedang tidak ada di rumah. Ketika suaminya tiba di rumah dan menanyakan kabar anaknya yang memang sedang sakit, Ummu Sulaim menjawab, “Anak kita lebih tenang dari sebelumnya.” Lalu Ummu Sulaim pun melayani suaminya, menyiapkan makan, dan melakukan hubungan suami istri. Ketika kondisi sudah tenang, barulah Ummu Sulaim menyampaikan bahwa putra mereka telah meninggal.
Abu Thalhah pun marah dan melaporkan istrinya itu kepada Rasulullah. Rasulullah pun bertanya, apakah semalam Abu Thalhah berhubungan suami istri, Abu Thalhah mengiyakan, dan Rasulullah mendoakan agar hubungan itu diberkahi. Beberapa waktu kemudian ternyata Ummu Sulaim mengandung dan lahir seorang anak yang dinamai Abdullah yang kemudian memiliki banyak keturunan yang hafal Al Qu’ran.
Ada seorang sahabat juga yang tidak menunjukkan kesedihan ketika terjadi musibah, dan ketika sahabat lain bertanya tentang hal itu, ia menjawab, “Mengapa harus berlarut-larut dalam kesedihan, bukankah Allah menjanjikan 3 hal bagi mereka yang mengalami musibah lalu mengucapkan innalillahi wa inna ilaihi rojiun, yaitu shalawat dari Allah, rahmat, serta termasuk dalam orang yang mendapatkan petunjuk."
Salah satu tanda seseorang mengagungkan Allah adalah ketika tidak merasa perlu mengadukan musibah kepada siapapun. Karena salah satu harta simpanan kebaikan adalah ketika dapat menyembunyikan rasa duka. Dan justru gembira ketika ada musibah, karena di sana ada pahala yang besar.
Monday, November 28, 2011
Perlukah Disedihkan?
Kemarin ada teman yang baru saja terkena penyakit jantung, dan agak khawatir bahwa kematian akan segera tiba. Satu hal yang membuatnya sedih adalah karena dia belum dikaruniai anak, dan dia merasa “kurang lengkap”.
Dia merujuk ke hadits yang berikut :
Jika seseorang meninggal dunia, maka terputuslah amalannya kecuali tiga perkara (yaitu): sedekah jariyah, ilmu yang dimanfaatkan, atau do’a anak yang sholeh” (HR. Muslim no. 1631)
Maka, karena dia masih belum punya anak, dia merasa sumber amalan untuk akhiratnya jadi berkurang satu.
Memang benar, dari 3 sumber tersebut, teman saya itu berkurang satu sumber. Sehingga seolah-olah, dibandingkan dengan orang lain, yang bisa memperoleh kiriman pahala sejumlah 3, dia hanya bisa menerima 2 saja.
Padahal, sebenarnya cara pandangnya bisa diubah. 3 sumber tersebut adalah cara, alternatif, atau metode “pengiriman” amal soleh bagi seseorang setelah wafat. Namun jumlahnya bisa sangat berbeda-beda antar sumber, juga bisa berbeda-beda bagi setiap orang.
Bisa saja seseorang yang hanya punya 1 sumber, misalnya amal jariyah, tetapi jumlah amal jariyah yang dilakukannya selama hidup sangat besar, sehingga kelanjutannya ketika ia wafat pun menjadi sangat besar.
Bisa juga ada seseorang yang sebenarnya punya 3 sumber, ia punya anak, ia pernah beramal jariyah, ia pernah punya ilmu yang bermanfaat, tetapi tidak masing-masing sangat minimal kualitasnya, maka kelanjutannya ketika ia wafatpun bisa jadi sangat minim.
Selain itu, rezeki berupa anak adalah ketetapan dari Allah. Tidak ada yang perlu disedihkan dari ketetapan yang sudah Allah berikan. Pasti itu adalah ketetapan yang terbaik.
Dan kalau kembali merujuk ke 3 sumber amal soleh tadi,seseorang yang tidak dikaruniai anak sebenarnya secara logis akan memiliki keleluasaan dibandingkan dengan mereka yang mempunyai anak. Yaitu di sisi waktu dan keuangan. Dan keluangan itu sebenarnya sangat bisa didayagunakan untuk memaksimalkan dua sumber pahala yang lain. Waktu dapat dimanfaatkan untuk menuntut ilmu, dan memperbanyak amal soleh dan ibadah. Dana dapat memperbanyak amal jariyah dan juga infaq shadaqah lainnya.
Kalaulah ada yang perlu disedihkan, maka itu adalah kesedihan karena kita masih belum maksimal mendekat kepada-Nya, belum maksimal melakukan perintah-Nya, dan belum maksimal meninggalkan larangan-Nya, serta belum maksimal bersabar dan bersyukur atas segala yang telah Allah berikan.
Dia merujuk ke hadits yang berikut :
Jika seseorang meninggal dunia, maka terputuslah amalannya kecuali tiga perkara (yaitu): sedekah jariyah, ilmu yang dimanfaatkan, atau do’a anak yang sholeh” (HR. Muslim no. 1631)
Maka, karena dia masih belum punya anak, dia merasa sumber amalan untuk akhiratnya jadi berkurang satu.
Memang benar, dari 3 sumber tersebut, teman saya itu berkurang satu sumber. Sehingga seolah-olah, dibandingkan dengan orang lain, yang bisa memperoleh kiriman pahala sejumlah 3, dia hanya bisa menerima 2 saja.
Padahal, sebenarnya cara pandangnya bisa diubah. 3 sumber tersebut adalah cara, alternatif, atau metode “pengiriman” amal soleh bagi seseorang setelah wafat. Namun jumlahnya bisa sangat berbeda-beda antar sumber, juga bisa berbeda-beda bagi setiap orang.
Bisa saja seseorang yang hanya punya 1 sumber, misalnya amal jariyah, tetapi jumlah amal jariyah yang dilakukannya selama hidup sangat besar, sehingga kelanjutannya ketika ia wafat pun menjadi sangat besar.
Bisa juga ada seseorang yang sebenarnya punya 3 sumber, ia punya anak, ia pernah beramal jariyah, ia pernah punya ilmu yang bermanfaat, tetapi tidak masing-masing sangat minimal kualitasnya, maka kelanjutannya ketika ia wafatpun bisa jadi sangat minim.
Selain itu, rezeki berupa anak adalah ketetapan dari Allah. Tidak ada yang perlu disedihkan dari ketetapan yang sudah Allah berikan. Pasti itu adalah ketetapan yang terbaik.
Dan kalau kembali merujuk ke 3 sumber amal soleh tadi,seseorang yang tidak dikaruniai anak sebenarnya secara logis akan memiliki keleluasaan dibandingkan dengan mereka yang mempunyai anak. Yaitu di sisi waktu dan keuangan. Dan keluangan itu sebenarnya sangat bisa didayagunakan untuk memaksimalkan dua sumber pahala yang lain. Waktu dapat dimanfaatkan untuk menuntut ilmu, dan memperbanyak amal soleh dan ibadah. Dana dapat memperbanyak amal jariyah dan juga infaq shadaqah lainnya.
Kalaulah ada yang perlu disedihkan, maka itu adalah kesedihan karena kita masih belum maksimal mendekat kepada-Nya, belum maksimal melakukan perintah-Nya, dan belum maksimal meninggalkan larangan-Nya, serta belum maksimal bersabar dan bersyukur atas segala yang telah Allah berikan.
Thursday, November 24, 2011
Bocoran Latihan Evakuasi
Saya berkantor di gedung 27 lantai. Jadi kalau ada evakuasi, harus turun tangga darurat maksimal sampai 27 lantai :-) Lumayan membuat kaki pegel sampai keesokan harinya dan pusing kepala ketika turun karena tangganya bolak-balik.
Ini membuat karyawan agak "enggan" mengikuti kegiatan evakuasi lewat tangga darurat itu.
Maka biasanya, jika sudah ada isu akan ada latihan evakuasi, karyawan mulai cari-cari bocoran, dan berusaha turun duluan dengan lift, sehingga terbebas dari "ritual tangga darurat."
Dalam 3 hari terakhir, isu ini sudah mulai santer di kantor saya. Jadi dua hari yang lalu, teman saya sudah turun duluan karena katanya latihan akan dilakukan jam 11 siang, ternyata tidak jadi. Kemarin, teman saya yang lain turun duluan, karena latihan katanya akan dilakukan jam 14, ternyata tidak jadi lagi. Hari ini, isu sudah semakin santer, hampir seluruh teman selantai sudah turun, karena katanya jam 14 akan ada latihannya, yang akhirnya kembali tidak jadi :-D Hari ini paling fenomenal, karena di lantai bawah orang kabarnya sudah sangat ramai, sudah seperti latihan evakuasi yang sebenarnya.
Padahal, latihan evakuasi dengan ritual tangga darurat itu perlu.
Pertama, agar orang terbiasa, sehingga tidak panik ketika nanti benar-benar terjadi kebakaran dan harus lewat tangga darurat.
Kedua, agar Bagian Keamanan bisa melakukan perkiraan, berapa lama waktu yang diperlukan untuk mengevakuasi semua karyawan dalam gedung.
Di luar perlunya latihan evakuasi, sikap "mencari bocoran" ini rasanya kurang patut ya? Kalau sesuatu memang dirahasiakan, kenapa kita perlu mencari informasinya? Kalau sesuatu memang diminta untuk dilakukan kenapa kita perlu mencari cara supaya terbebas darinya?
Ini membuat karyawan agak "enggan" mengikuti kegiatan evakuasi lewat tangga darurat itu.
Maka biasanya, jika sudah ada isu akan ada latihan evakuasi, karyawan mulai cari-cari bocoran, dan berusaha turun duluan dengan lift, sehingga terbebas dari "ritual tangga darurat."
Dalam 3 hari terakhir, isu ini sudah mulai santer di kantor saya. Jadi dua hari yang lalu, teman saya sudah turun duluan karena katanya latihan akan dilakukan jam 11 siang, ternyata tidak jadi. Kemarin, teman saya yang lain turun duluan, karena latihan katanya akan dilakukan jam 14, ternyata tidak jadi lagi. Hari ini, isu sudah semakin santer, hampir seluruh teman selantai sudah turun, karena katanya jam 14 akan ada latihannya, yang akhirnya kembali tidak jadi :-D Hari ini paling fenomenal, karena di lantai bawah orang kabarnya sudah sangat ramai, sudah seperti latihan evakuasi yang sebenarnya.
Padahal, latihan evakuasi dengan ritual tangga darurat itu perlu.
Pertama, agar orang terbiasa, sehingga tidak panik ketika nanti benar-benar terjadi kebakaran dan harus lewat tangga darurat.
Kedua, agar Bagian Keamanan bisa melakukan perkiraan, berapa lama waktu yang diperlukan untuk mengevakuasi semua karyawan dalam gedung.
Di luar perlunya latihan evakuasi, sikap "mencari bocoran" ini rasanya kurang patut ya? Kalau sesuatu memang dirahasiakan, kenapa kita perlu mencari informasinya? Kalau sesuatu memang diminta untuk dilakukan kenapa kita perlu mencari cara supaya terbebas darinya?
Friday, November 18, 2011
Milis Penghafal Al Qur'an
Di hari Jum'at pagi yang insya Allah penuh berkah, di tanggal 22 Dzulhijjah
1432, dalam bulan haji yang insya Allah penuh berkah, Milis Penghafal Al Qur'an
dimulai :-) Bismillahirrahmanirrahim..
Alamatnya : hafal-quran@yahoogroups.com
Semoga Group ini dapat menjadi sarana berbagi semangat, masukan, dan motivasi
untuk para penghafal Al Quran, baik yang baru memulai, yang sudah punya banyak
hafalan, yang sudah menjadi hafizh Al Qur'an, bahkan bagi yang sampai pada tahap
berniat menghafal Al Qur'an.
Untuk awal-awal, sambil menunggu mulai terjadinya diskusi, milis akan dimulai dengan pengiriman artikel tentang menghafal Al Qur'an, semoga bermanfaat.
Tetap semangat, tiada hari tanpa menghafal Al Qur'an :-)
Jika ingin bergabung, kirim email kosong ke hafal-quran-subscribe@yahoogroups.com
Yuuuk.. :-)
1432, dalam bulan haji yang insya Allah penuh berkah, Milis Penghafal Al Qur'an
dimulai :-) Bismillahirrahmanirrahim..
Alamatnya : hafal-quran@yahoogroups.com
Semoga Group ini dapat menjadi sarana berbagi semangat, masukan, dan motivasi
untuk para penghafal Al Quran, baik yang baru memulai, yang sudah punya banyak
hafalan, yang sudah menjadi hafizh Al Qur'an, bahkan bagi yang sampai pada tahap
berniat menghafal Al Qur'an.
Untuk awal-awal, sambil menunggu mulai terjadinya diskusi, milis akan dimulai dengan pengiriman artikel tentang menghafal Al Qur'an, semoga bermanfaat.
Tetap semangat, tiada hari tanpa menghafal Al Qur'an :-)
Jika ingin bergabung, kirim email kosong ke hafal-quran-subscribe@yahoogroups.com
Yuuuk.. :-)
Friday, November 11, 2011
Jihad Halal - Telepon 1 Restoran Setiap Minggu
Kajian Muslimah siang ini diisi oleh Ibu Ir. Osmena Gunawan, Wakil Direktur Sosialisasi MUI, tentang produk halal.
Ketika saya datang, kajian sudah dimulai, dengan slide berisi gambar babi imut dan produk-produk yang dihasilkannya. Wuiih, ternyata banyak juga lho hasil dari babi ini.. Termasuk kulit dan bulunya..
Dari hasil penelitian LPPOM-MUI, ternyata banyak sekali makanan yang dirasa aman, ternyata rentan mengandung babi, misalnya krecek (kerupuk kulit), tauco dan kecap yang dicampur tulang babi agar lebih enak. Bahan dari babi dipilih karena harganya biasaya jauh lebih murah. Juga kapsul obat, yang mengandung gelatin.
Untuk itu penting sekali bagi kita untuk memastikan semua makanan yang kita makan sudah tersertifikasi halal. Ini ditandai dengan label halal warna hijau, dengan ada tulisan "Majelis Ulama Indonesia".
Seringkali ada makanan atau restoran yang bertanda "Halal", atau "Dijamin Halal", atau "100% Halal", tetapi sebenarnya belum disertifikasi halal oleh MUI.
Proses sertifikasi sebenarnya tidak sulit, dan juga sama sekali tidak mahal. Akan dibedakan antara UKM dan usaha besar, dan juga ada subsidi silang, sehingga bisa benar-benar gratis. Rentang biaya sertifikasi adalah antara 1.5 - 4.5 juta rupiah saja. Murah kan?
Jika ada pertanyaan seputar sertifikasi halal, bisa langsung datang ke LPPOM MUI, Jl. Proklamasi No. 51 Menteng Jakarta. Selain itu juga ada sertifikasi dari sisi kesehatan, kebersihan, kelayakan konsumsi, BPOM Departemen Kesehatan, Gd. F Lt. 2 Tlp 021-4211759 Jakarta.
Beberapa restoran besar multinasional seperti KFC, McDonalds, Pizza Hut, sudah tersertifikasi halal. Justru makanan-makanan tradisional, terutama yang dibuat oleh non-muslim, rentan untuk tidak halal. Ibu Osmena pernah mensurvei pembuat pempek non-muslim, yang dalam kulkasnya menyimpan ikan dan babi. Walaupun babi tersebut untuk dikonsumsi pribadi, tetap ada resiko bahwa minyak yang digunakan untuk menggoreng pempek akan tercampur dengan bekas babi tersebut.
Selain sertifikasi, LPPOM MUI juga membuat SJH, yaitu Sistem Jaminan Halal, untuk memastikan bahwa produk terjaga kehalalannya secara berkesinambungan. Ada tiga tingkat SJH, yaitu A (sangat baik, trace-ability jelas, sertifikasi bisa dilanjutkan), B (sertifikasi tetap bisa dilanjutkan, ada beberapa tata letak yang kurang sesuai, C (sertifikasi tidak bisa dilanjutkan, banyak hal yang tidak jelas, sering terjadi perubahan). Jika sudah memperoleh nilai SJH A 3 kali berturut-turut, maka dapat diberikan Sertifikat SJH.
Bagi ibu-ibu yang sering memasak atau membuat kue, agar dicek kembali kehalalan bahan pembuatnya, apakah sudah benar-benar tersertifikasi seperti mentega, margarin, minyak, kecap, dll.
Sempat dibahas juga tentang alkohol. Yang diharamkan adalah khamr, yaitu minuman yang mengandung alkohol. Alkohol sendiri sebagai bahan kimia, tidak haram. Maka parfum dengan alkohol, sebenarnya titik kritisnya bukan pada alkoholnya, namun justru pada parfumnya, yang pada pemrosesannya melalui penggunaan lemak yang bisa jadi dari lemak babi. Untuk obat batuk, pilih yang tidak mengandung alkohol. Minuman beralkohol, walaupun alkoholnya sudah dihilangkan, tetap haram.
Tape, walaupun mengandung alkohol, karena bukan dimaksudkan untuk mabuk, dapat dikatakan tidak haram (walaupun untuk hal ini ada yang berpendapat tetap haram), yang benar-benar haram adalah jika air tape dipisahkan dan dikhususkan untuk membuat minuman keras, seperti pada brem Bali.
Ibu Osmena mengajak kami semua untuk berjihad, menyebarkan kepedulian halal ini dengan satu langkah sederhana, yaitu menelepon 1 restoran yang belum tersertifikasi halal setiap minggunya. Seolah-olah kita akan membuat acara dengan peserta yang cukup besar di restoran tersebut, lalu kita tanyakan apakah restoran tersebut sudah tersertifikasi halal. Jika belum, kita batalkan pemesanan. Sepertinya bisa dicoba yaa, insya Allah akan menjadi bagian dari perjuangan kita untuk memastikan produk halal untuk masyarakat Indonesia.
Beberapa pembahasan lain tentang kehalalan :
- Imunisasi, belum ada yang bersertifikasi halal
- Aqua, sudah bersertifikasi halal
Setiap bulan, LPPOM MUI menerbitkan daftar produk halal. Bisa dicek di website www.halalmui.org. Ada juga majalah 2 bulanan, Jurnal Halal, langganan yuuuuk :-)
Semoga produk-produk di Indonesia semakin jelas status kehalalannya. Dan muslim Indonesia dapat hidup dengan lebih aman dan tenang dengan produk yang jelas kehalalannya.. Aamiin ya rabbal aalamiin.. :-)
Ketika saya datang, kajian sudah dimulai, dengan slide berisi gambar babi imut dan produk-produk yang dihasilkannya. Wuiih, ternyata banyak juga lho hasil dari babi ini.. Termasuk kulit dan bulunya..
Dari hasil penelitian LPPOM-MUI, ternyata banyak sekali makanan yang dirasa aman, ternyata rentan mengandung babi, misalnya krecek (kerupuk kulit), tauco dan kecap yang dicampur tulang babi agar lebih enak. Bahan dari babi dipilih karena harganya biasaya jauh lebih murah. Juga kapsul obat, yang mengandung gelatin.
Untuk itu penting sekali bagi kita untuk memastikan semua makanan yang kita makan sudah tersertifikasi halal. Ini ditandai dengan label halal warna hijau, dengan ada tulisan "Majelis Ulama Indonesia".
Seringkali ada makanan atau restoran yang bertanda "Halal", atau "Dijamin Halal", atau "100% Halal", tetapi sebenarnya belum disertifikasi halal oleh MUI.
Proses sertifikasi sebenarnya tidak sulit, dan juga sama sekali tidak mahal. Akan dibedakan antara UKM dan usaha besar, dan juga ada subsidi silang, sehingga bisa benar-benar gratis. Rentang biaya sertifikasi adalah antara 1.5 - 4.5 juta rupiah saja. Murah kan?
Jika ada pertanyaan seputar sertifikasi halal, bisa langsung datang ke LPPOM MUI, Jl. Proklamasi No. 51 Menteng Jakarta. Selain itu juga ada sertifikasi dari sisi kesehatan, kebersihan, kelayakan konsumsi, BPOM Departemen Kesehatan, Gd. F Lt. 2 Tlp 021-4211759 Jakarta.
Beberapa restoran besar multinasional seperti KFC, McDonalds, Pizza Hut, sudah tersertifikasi halal. Justru makanan-makanan tradisional, terutama yang dibuat oleh non-muslim, rentan untuk tidak halal. Ibu Osmena pernah mensurvei pembuat pempek non-muslim, yang dalam kulkasnya menyimpan ikan dan babi. Walaupun babi tersebut untuk dikonsumsi pribadi, tetap ada resiko bahwa minyak yang digunakan untuk menggoreng pempek akan tercampur dengan bekas babi tersebut.
Selain sertifikasi, LPPOM MUI juga membuat SJH, yaitu Sistem Jaminan Halal, untuk memastikan bahwa produk terjaga kehalalannya secara berkesinambungan. Ada tiga tingkat SJH, yaitu A (sangat baik, trace-ability jelas, sertifikasi bisa dilanjutkan), B (sertifikasi tetap bisa dilanjutkan, ada beberapa tata letak yang kurang sesuai, C (sertifikasi tidak bisa dilanjutkan, banyak hal yang tidak jelas, sering terjadi perubahan). Jika sudah memperoleh nilai SJH A 3 kali berturut-turut, maka dapat diberikan Sertifikat SJH.
Bagi ibu-ibu yang sering memasak atau membuat kue, agar dicek kembali kehalalan bahan pembuatnya, apakah sudah benar-benar tersertifikasi seperti mentega, margarin, minyak, kecap, dll.
Sempat dibahas juga tentang alkohol. Yang diharamkan adalah khamr, yaitu minuman yang mengandung alkohol. Alkohol sendiri sebagai bahan kimia, tidak haram. Maka parfum dengan alkohol, sebenarnya titik kritisnya bukan pada alkoholnya, namun justru pada parfumnya, yang pada pemrosesannya melalui penggunaan lemak yang bisa jadi dari lemak babi. Untuk obat batuk, pilih yang tidak mengandung alkohol. Minuman beralkohol, walaupun alkoholnya sudah dihilangkan, tetap haram.
Tape, walaupun mengandung alkohol, karena bukan dimaksudkan untuk mabuk, dapat dikatakan tidak haram (walaupun untuk hal ini ada yang berpendapat tetap haram), yang benar-benar haram adalah jika air tape dipisahkan dan dikhususkan untuk membuat minuman keras, seperti pada brem Bali.
Ibu Osmena mengajak kami semua untuk berjihad, menyebarkan kepedulian halal ini dengan satu langkah sederhana, yaitu menelepon 1 restoran yang belum tersertifikasi halal setiap minggunya. Seolah-olah kita akan membuat acara dengan peserta yang cukup besar di restoran tersebut, lalu kita tanyakan apakah restoran tersebut sudah tersertifikasi halal. Jika belum, kita batalkan pemesanan. Sepertinya bisa dicoba yaa, insya Allah akan menjadi bagian dari perjuangan kita untuk memastikan produk halal untuk masyarakat Indonesia.
Beberapa pembahasan lain tentang kehalalan :
- Imunisasi, belum ada yang bersertifikasi halal
- Aqua, sudah bersertifikasi halal
Setiap bulan, LPPOM MUI menerbitkan daftar produk halal. Bisa dicek di website www.halalmui.org. Ada juga majalah 2 bulanan, Jurnal Halal, langganan yuuuuk :-)
Semoga produk-produk di Indonesia semakin jelas status kehalalannya. Dan muslim Indonesia dapat hidup dengan lebih aman dan tenang dengan produk yang jelas kehalalannya.. Aamiin ya rabbal aalamiin.. :-)
Thursday, November 10, 2011
Ilmu dalam Islam
Pengajian Dzuhur kali ini tentang Cabang Iman ke-18 yaitu Menyebarkan Ilmu. Namun karena saya datang tidak dari awal, akhirnya saya hanya memperoleh sebagian informasinya, jadi judulnya sedikit saya ubah, menjadi Ilmu dalam Islam, semoga bermanfaat.
Ada 3 aspek ilmu dalam Islam yaitu qalam, zuhud, dan fiqih. (Maaf definisinya saya tidak sempat mencatat).
Orang yang zuhud, dalam kondisi berkecukupan ataupun keterbatasan akan tetap tenang.
Inaba adalah satu tingkat di atas taubat, yaitu pembuktian, bahwa akan total kembali pada Allah.
Jika seseorang Allah kehendaki menjadi baik, maka Allah bukakan pintu berbuat, dan Allah tutupkan pintu berdebat. Orang akan berfokus untuk terus berbuat. Jika ada kekurangan atau kesalahan, diperbaiki.
Dalam ber-Islam, ilmu dan amal adalah satu paket, dan di dalamnya tidak terkandung perdebatan. Jika seseorang belajar Islam, maka dia akan bersikap Islami. Jika energi habis untuk berdebat, maka akan berkurang energi untuk berbuat.
Berbeda dengan ilmu lain. Seseorang yang menguasai ilmu bisnis, bisa jadi belum pernah menjalankan bisnis sekalipun. Seseorang yang menjadi pengamat, biasanya tidak pernah menjadi pelaku.
Manusia yang merasa cukup dengan qalam, tanpa fiqih dan tanpa zuhud, akan menjadi orang zindik, yaitu yang suka berbuat dosa, tidak beriman.
Manusia yang hanya zuhud, tapi tanpa fiqih dan qalam, akan terjebak pada bid’ah.
Manusia yang berfokus pada fiqih, tanpa zuhud dan waro, akan menghalalkan segala cara. Zuhud dan waro mengarahkan untuk berfokus ke hal yang baik.
Yang terbaik adalah variasi dari tauhid, qalam, fiqih, dan tauhid, yang akan membawa keselamatan.
Ada 3 aspek ilmu dalam Islam yaitu qalam, zuhud, dan fiqih. (Maaf definisinya saya tidak sempat mencatat).
Orang yang zuhud, dalam kondisi berkecukupan ataupun keterbatasan akan tetap tenang.
Inaba adalah satu tingkat di atas taubat, yaitu pembuktian, bahwa akan total kembali pada Allah.
Jika seseorang Allah kehendaki menjadi baik, maka Allah bukakan pintu berbuat, dan Allah tutupkan pintu berdebat. Orang akan berfokus untuk terus berbuat. Jika ada kekurangan atau kesalahan, diperbaiki.
Dalam ber-Islam, ilmu dan amal adalah satu paket, dan di dalamnya tidak terkandung perdebatan. Jika seseorang belajar Islam, maka dia akan bersikap Islami. Jika energi habis untuk berdebat, maka akan berkurang energi untuk berbuat.
Berbeda dengan ilmu lain. Seseorang yang menguasai ilmu bisnis, bisa jadi belum pernah menjalankan bisnis sekalipun. Seseorang yang menjadi pengamat, biasanya tidak pernah menjadi pelaku.
Manusia yang merasa cukup dengan qalam, tanpa fiqih dan tanpa zuhud, akan menjadi orang zindik, yaitu yang suka berbuat dosa, tidak beriman.
Manusia yang hanya zuhud, tapi tanpa fiqih dan qalam, akan terjebak pada bid’ah.
Manusia yang berfokus pada fiqih, tanpa zuhud dan waro, akan menghalalkan segala cara. Zuhud dan waro mengarahkan untuk berfokus ke hal yang baik.
Yang terbaik adalah variasi dari tauhid, qalam, fiqih, dan tauhid, yang akan membawa keselamatan.
Cabang Iman - Memuliakan Al Qur'an
Pengajian Dzuhur kali ini dari Ust. Muhsinin Fauzi, tentang Cabang Iman ke-19, yaitu Memuliakan Al Qur'an.
Dalam memuliakan Al Qur’an, terdiri atas 6 hal :
Pertama, belajar Al Qur'an.
Dalam belajar Al Qur’an, yang pertama adalah belajar membaca Al Qur’an dengan benar. Dari keseluruhan bacaan, yang wajib untuk dibaca dengan benar ada 3 hal, yang bila perlu, dicek kebenarannya kepada ahli tajwid, yaitu takbiratul ihram, Al Fatihah, dan tasyahud (termasuk dalam rukun shalat).
Namun, untuk kesempurnaan iman, seluruh bacaan harus benar, baik dari hukum tajwid maupun makhraj huruf.
Bagian kedua dari belajar Al Qur’an adalah mempelajari makna Al Qur’an, karena itulah satu-satunya cara untuk memahami hukum Islam, memahami halal dan haram.
Kedua, mengajarkan Al Quran
Setiap orang harus mengambil peran mengajar, karena ini adalah cabang keimanan.
Hal ini terlihat sederhana, namun merupakan hal pokok yang oleh orang kota seperti kita pada umumnya, sering ditinggalkan. Orang-orang yang tinggal di desa justru lebih berfokus untuk berbuat baik, mengajar anak-anak mereka di waktu maghrib, dan seluruh cabang iman dikerjakan, walaupun hidup dalam kesederhanaan.
Semakin tinggi kehidupan dan pemikiran kita, seharusnya cabang keimanan dapat dikerjakan dengan lebih berdaya. Jangan sampai justru ditinggalkan dan dinomorduakan.
Kita punya tanggung jawab untuk mengajar, dimulai dengan anak-anak kita sebagai obyeknya. Walaupun justru saat ini anak kita yang lebih baik dari kita.
Saat ini justru kita sering berkata kepada anak kita, “Nak, jangan seperti ayah/ibu, kamu harus lebih baik.” Nanti seterusnya anak kita berbicara demikian pada anaknya, dan seterusnya.
Kita harus memulai untuk mulai memperbaiki diri, dan menjadi contoh untuk anak kita. Ketika anak kita sudah mulai menghafal 1 – 2 juz, maka seharusnya kita juga dampingi mereka, barengi mereka, atau justru lebih baik dari mereka.
Ketiga, belajar tafsir Al Qur’an, agar dapat memahami hukum Islam, memahami halal dan haram.
Sampai aspek ketiga ini, kelihatannya akan sangat menyita waktu. Mungkin kita akan bertanya, lalu kapan kerjanya? Justru jangan dibenturkan.
Namun di sisi lain, jika ditelaah lebih jauh, aktivitas untuk menjalani seluruh cabang keimanan memang akan sangat membutuhkan waktu. Maka, kalaulah ada konsep passive income, maka yang membutuhkan konsep tersebut adalah umat Islam. Namun, tujuannya bukan untuk memiliki waktu luang untuk bersenang-senang, tetapi memiliki waktu untuk menjalani seluruh cabang keimanan.
Rasulullah sendiri di usia 25 tahun sudah memiliki bisnisnya sendiri, lalu berkongsi dengan Khadijah, dan di usia 40 tahun sudah dijalankan oleh orang lain, sehingga beliau dapat berfokus untuk ibadah.
Namun, tidak perlu berkecil hati. Yang penting kita sudah memiliki niat yang kuat. Allah akan bantu, agar kita dapat menjalankan tugas-tugas kita dalam waktu-waktu yang tersisa.
Keempat, memuliakan ahli Al Qur’an dan penghafal Al Qur’an.
Kelima, tadabbur Al Qur'an, yang merupakan maksud pertama diturunkannya Al Qur’an, yang hanya dapat dilakukan jika kita memiliki kebersihan hati dan memahami makna Al Qur’an.
Keenam, seluruh sikap-sikap yang masuk ke dalam kategori memuliakan, dan bukan menghinakan. Misalnya membawa dengan baik, tidak menginjak, tidak meletakkan sembarangan.
Dalam memuliakan Al Qur’an, terdiri atas 6 hal :
Pertama, belajar Al Qur'an.
Dalam belajar Al Qur’an, yang pertama adalah belajar membaca Al Qur’an dengan benar. Dari keseluruhan bacaan, yang wajib untuk dibaca dengan benar ada 3 hal, yang bila perlu, dicek kebenarannya kepada ahli tajwid, yaitu takbiratul ihram, Al Fatihah, dan tasyahud (termasuk dalam rukun shalat).
Namun, untuk kesempurnaan iman, seluruh bacaan harus benar, baik dari hukum tajwid maupun makhraj huruf.
Bagian kedua dari belajar Al Qur’an adalah mempelajari makna Al Qur’an, karena itulah satu-satunya cara untuk memahami hukum Islam, memahami halal dan haram.
Kedua, mengajarkan Al Quran
Setiap orang harus mengambil peran mengajar, karena ini adalah cabang keimanan.
Hal ini terlihat sederhana, namun merupakan hal pokok yang oleh orang kota seperti kita pada umumnya, sering ditinggalkan. Orang-orang yang tinggal di desa justru lebih berfokus untuk berbuat baik, mengajar anak-anak mereka di waktu maghrib, dan seluruh cabang iman dikerjakan, walaupun hidup dalam kesederhanaan.
Semakin tinggi kehidupan dan pemikiran kita, seharusnya cabang keimanan dapat dikerjakan dengan lebih berdaya. Jangan sampai justru ditinggalkan dan dinomorduakan.
Kita punya tanggung jawab untuk mengajar, dimulai dengan anak-anak kita sebagai obyeknya. Walaupun justru saat ini anak kita yang lebih baik dari kita.
Saat ini justru kita sering berkata kepada anak kita, “Nak, jangan seperti ayah/ibu, kamu harus lebih baik.” Nanti seterusnya anak kita berbicara demikian pada anaknya, dan seterusnya.
Kita harus memulai untuk mulai memperbaiki diri, dan menjadi contoh untuk anak kita. Ketika anak kita sudah mulai menghafal 1 – 2 juz, maka seharusnya kita juga dampingi mereka, barengi mereka, atau justru lebih baik dari mereka.
Ketiga, belajar tafsir Al Qur’an, agar dapat memahami hukum Islam, memahami halal dan haram.
Sampai aspek ketiga ini, kelihatannya akan sangat menyita waktu. Mungkin kita akan bertanya, lalu kapan kerjanya? Justru jangan dibenturkan.
Namun di sisi lain, jika ditelaah lebih jauh, aktivitas untuk menjalani seluruh cabang keimanan memang akan sangat membutuhkan waktu. Maka, kalaulah ada konsep passive income, maka yang membutuhkan konsep tersebut adalah umat Islam. Namun, tujuannya bukan untuk memiliki waktu luang untuk bersenang-senang, tetapi memiliki waktu untuk menjalani seluruh cabang keimanan.
Rasulullah sendiri di usia 25 tahun sudah memiliki bisnisnya sendiri, lalu berkongsi dengan Khadijah, dan di usia 40 tahun sudah dijalankan oleh orang lain, sehingga beliau dapat berfokus untuk ibadah.
Namun, tidak perlu berkecil hati. Yang penting kita sudah memiliki niat yang kuat. Allah akan bantu, agar kita dapat menjalankan tugas-tugas kita dalam waktu-waktu yang tersisa.
Keempat, memuliakan ahli Al Qur’an dan penghafal Al Qur’an.
Kelima, tadabbur Al Qur'an, yang merupakan maksud pertama diturunkannya Al Qur’an, yang hanya dapat dilakukan jika kita memiliki kebersihan hati dan memahami makna Al Qur’an.
Keenam, seluruh sikap-sikap yang masuk ke dalam kategori memuliakan, dan bukan menghinakan. Misalnya membawa dengan baik, tidak menginjak, tidak meletakkan sembarangan.
77 Cabang Keimanan
Berikut cuplikan pengajian Ust. Muhsinin Fauzi hari ini, tentang 77 Cabang Keimanan.
77 cabang keimanan terdiri atas 77 hal yang dapat kita lakukan sebagai bukti keimanan kita.
77 cabang keimanan ini dapat diandaikan seperti paket soal yang diberikan kepada kita, untuk dikerjakan selama hidup kita, yang dapat diandaikan seperti sebuah ruang ujian, dengan batas waktu sepanjang usia kita, yang dapat diandaikan selama 60 menit.
Ketika seseorang masuk ke ruang ujian, ada yang terpukau dengan makanan yang ada di ruangan tersebut, sehingga sampai menjelang habis waktu ujian, belum satu soal pun dikerjakan. Ini adalah pengandaian orang yang sibuk dengan mencari makan, menikmati makan, wisata kuliner dari hari ke hari dan melupakan ibadah.
Ada yang terpukau dengan kondisi ruangan dengan berbagai asesoris di setiap sudutnya, sehingga sampai menjelang habis waktu ujian, belum satu soal pun dikerjakan. Ini adalah pengandaian orang yang sibuk dengan mengagumi berbagai lokasi di dunia, menikmati pemandangan, wisata ke berbagai lokasi dari hari ke hari dan melupakan ibadah.
Ada yang terpukau dengan teman-teman lawan jenis di ruang ujian, sehingga sampai menjelang habis waktu ujian, belum satu soal pun dikerjakan. Ini adalah pengandaian orang yang sibuk berbagai hubungan dengan lawan jenis, dari hari ke hari dan melupakan ibadah.
Ada yang terpukau dengan berbagai kursi dalam ruang ujian, berpindah dari satu kursi ke kursi lain, sehingga sampai menjelang habis waktu ujian, belum satu soal pun dikerjakan. Ini adalah pengandaian orang yang sibuk mengejar jabatan dan kedudukan, dari hari ke hari dan melupakan ibadah.
Namun, ada yang duduk kursi, mengerjakan soal, ketika lapar makan, kadang-kadang berbincang dengan teman, kemudian kembali mengerjakan soal. Ini adalah pengandaian orang yang berfokus pada ibadah, yang ditugaskan Allah, yang tetap memiliki kesempatan untuk melakukan berbagai aktivitas lain di dunia.
Ada yang selesai mengerjakan seluruh soal dalam 30 menit, 40 menit, yaitu mereka yang sudah menjadi orang yang sangat saleh dan matang dalam beragama di usia 30 atau 40 tahun. Ada juga yang sampai menit ke 50 belum juga selesai. Yaitu mereka yang masih terus berproses sampai usia 50-an.
Mungkin juga kita termasuk orang yang sudah mengerjakan semua tugas. Tetapi bisa jadi tugas tersebut belum sempurna kita kerjakan. Perlu terus kita periksa kembali, perbaiki kembali, dan terus diperbaiki. Sehingga ketika waktu habis, ketika kita dipanggil, soal-soal itu sudah kita kerjakan dengan sempurna.
Misalnya dalam hal mencari harta. Kita memang ditugaskan Allah untuk mencari harta, untuk diberikan kepada yang berhak. Maka yang terpenting bukan hartanya banyak, tetapi zakatnya yang banyak.
Jangan sampai kita sempat untuk mencari harta, namun terus menunda-nunda memberikan zakat, sampai akhirnya belum sempat memberikan zakat ketika akhir hidup kita tiba.
Dan dalam berzakat, yang terpenting adalah juga besarannya. Infaq sebaiknya diberikan dalam jumlah yang sebaik-baiknya. Jika diandaikan, misalnya kita berinfaq 2000 rupiah, padahal untuk perjalanan Jakarta – Depok saja, untuk naik ojek ke stasiun, kita perlu 6000 rupiah. Dengan 2000 rupiah kita akan diturunkan di tengah perjalanan. Bagaimana dengan 2000 rupiah kita ingin mencapai surga-Nya?
Kita sebaiknya terus berdoa agar semakin lama, zakat dan qurban kita semakin bertambah. Allah akan berikan, bisa dalam bentuk tambahan rezeki, sehingga kita semakin lapang untuk menambah zakat dan qurban. Atau juga dengan rezeki yang tetap, kita rela untuk menambah zakat dan qurban, dan mengorbankan kepentingan kita yang lain.
77 cabang keimanan terdiri atas 77 hal yang dapat kita lakukan sebagai bukti keimanan kita.
77 cabang keimanan ini dapat diandaikan seperti paket soal yang diberikan kepada kita, untuk dikerjakan selama hidup kita, yang dapat diandaikan seperti sebuah ruang ujian, dengan batas waktu sepanjang usia kita, yang dapat diandaikan selama 60 menit.
Ketika seseorang masuk ke ruang ujian, ada yang terpukau dengan makanan yang ada di ruangan tersebut, sehingga sampai menjelang habis waktu ujian, belum satu soal pun dikerjakan. Ini adalah pengandaian orang yang sibuk dengan mencari makan, menikmati makan, wisata kuliner dari hari ke hari dan melupakan ibadah.
Ada yang terpukau dengan kondisi ruangan dengan berbagai asesoris di setiap sudutnya, sehingga sampai menjelang habis waktu ujian, belum satu soal pun dikerjakan. Ini adalah pengandaian orang yang sibuk dengan mengagumi berbagai lokasi di dunia, menikmati pemandangan, wisata ke berbagai lokasi dari hari ke hari dan melupakan ibadah.
Ada yang terpukau dengan teman-teman lawan jenis di ruang ujian, sehingga sampai menjelang habis waktu ujian, belum satu soal pun dikerjakan. Ini adalah pengandaian orang yang sibuk berbagai hubungan dengan lawan jenis, dari hari ke hari dan melupakan ibadah.
Ada yang terpukau dengan berbagai kursi dalam ruang ujian, berpindah dari satu kursi ke kursi lain, sehingga sampai menjelang habis waktu ujian, belum satu soal pun dikerjakan. Ini adalah pengandaian orang yang sibuk mengejar jabatan dan kedudukan, dari hari ke hari dan melupakan ibadah.
Namun, ada yang duduk kursi, mengerjakan soal, ketika lapar makan, kadang-kadang berbincang dengan teman, kemudian kembali mengerjakan soal. Ini adalah pengandaian orang yang berfokus pada ibadah, yang ditugaskan Allah, yang tetap memiliki kesempatan untuk melakukan berbagai aktivitas lain di dunia.
Ada yang selesai mengerjakan seluruh soal dalam 30 menit, 40 menit, yaitu mereka yang sudah menjadi orang yang sangat saleh dan matang dalam beragama di usia 30 atau 40 tahun. Ada juga yang sampai menit ke 50 belum juga selesai. Yaitu mereka yang masih terus berproses sampai usia 50-an.
Mungkin juga kita termasuk orang yang sudah mengerjakan semua tugas. Tetapi bisa jadi tugas tersebut belum sempurna kita kerjakan. Perlu terus kita periksa kembali, perbaiki kembali, dan terus diperbaiki. Sehingga ketika waktu habis, ketika kita dipanggil, soal-soal itu sudah kita kerjakan dengan sempurna.
Misalnya dalam hal mencari harta. Kita memang ditugaskan Allah untuk mencari harta, untuk diberikan kepada yang berhak. Maka yang terpenting bukan hartanya banyak, tetapi zakatnya yang banyak.
Jangan sampai kita sempat untuk mencari harta, namun terus menunda-nunda memberikan zakat, sampai akhirnya belum sempat memberikan zakat ketika akhir hidup kita tiba.
Dan dalam berzakat, yang terpenting adalah juga besarannya. Infaq sebaiknya diberikan dalam jumlah yang sebaik-baiknya. Jika diandaikan, misalnya kita berinfaq 2000 rupiah, padahal untuk perjalanan Jakarta – Depok saja, untuk naik ojek ke stasiun, kita perlu 6000 rupiah. Dengan 2000 rupiah kita akan diturunkan di tengah perjalanan. Bagaimana dengan 2000 rupiah kita ingin mencapai surga-Nya?
Kita sebaiknya terus berdoa agar semakin lama, zakat dan qurban kita semakin bertambah. Allah akan berikan, bisa dalam bentuk tambahan rezeki, sehingga kita semakin lapang untuk menambah zakat dan qurban. Atau juga dengan rezeki yang tetap, kita rela untuk menambah zakat dan qurban, dan mengorbankan kepentingan kita yang lain.
Friday, October 28, 2011
Bersyukur ala Mbak Cici Tegal
Kajian Muslimah di kantor saya hari ini diisi oleh Mbak Cici Tegal, tentang Bersyukur, yang sangat inspiratif dan juga disertai tips-tips yang mudah untuk dilakukan. Semoga bermanfaat.
Kajian diawali dengan sharing dari Mbak Cici bahwa sebaiknya kita memiliki ayat-ayat tertentu dari Al Qur’an, yang kita jadikan pegangan untuk kita baca di saat kita dalam kesulitan. Misalnya, ayat tentang kekuatan bersedekah, bahwa jika kita bersedekah, Allah akan berikan balasan 10 kali lipat, 7 kali lipat.
Kehidupan artis yang “banyak yang enak-enak”, di satu sisi merupakan berkah, merupakan kenikmatan. Namun yang perlu diwaspadai adalah kita sering kali menjadi lupa kepada Allah jika kita sedang mendapatkan kesenangan.
Di kala dalam kesulitan biasanya kita semakin mendekatkan diri kepada Allah, shalat sunnah, shalat tahajjud. Namun ketika kita sedang diberi kemudahan, rezeki dalam bentuk pekerjaan yang menyibukkan, kita seringkali jadi “kendor” dalam beribadah.
Maka yang terbaik adalah ketika kita mendapatkan kesenangan, segera bersyukur dengan mengucapkan Alhamdulillah, tapi juga segera mengucapkan Astaghfirullah, agar terjaga dari perbuatan buruk.
1 ayat lain yang juga selalu menjadi pegangan Mbak Cici adalah “Kullu nafsin dzaaiqotul maut”, bahwa semua yang hidup akan mati. Ini akan membuat kita berusaha menghindar dari perbuatan buruk, karena kita bisa saja mati saat itu dan berakhir buruk.
Mbak Cici memberikan gambar gelas yang berisi air setengahnya. Bisa ada dua pandangan dalam melihat gelas tersebut, yang pertama adalah “Tinggal setengah”, dan yang kedua adalah “Masih setengah”.
Dua pilihan kata yang terasa sederhana, tetapi menghasilkan makna dan suasana hati yang sangat berbeda.
Ketika kita melihat “tinggal setengah”, maka kita merasa air itu tidak mencukupi, kurang, sebentar lagi habis. Ketika melihat seperti ini, kita akan mengucap “Innalilahi”, sebagai ungkapan bahwa kita mengalami musibah.
Jika kita melihat “Masih setengah”, membuat kita lega, bahwa keadaan tersebut lebih baik daripada tidak ada air sama sekali. Ketika kita melihat demikian, kita mengucap “Alhamdulillah” sebagai tanda syukur.
Dalam surat Ibrahim ayat 7 disebutkan bahwa jika kita bersyukur, Allah akan tambahkan bagi kita.
Dalam The Secret, karya Rhonda Byrne, bahwa alam semesta itu “hidup”, dan di dalamnya selalu ada tarik menarik. Yang buruk akan menarik yang buruk, yang baik akan menarik yang baik.
Jika kita perhatikan dalam kehidupan sehari-hari, ada kalanya ketika di pagi hari mengalami keburukan yang akhirnya berkepanjangan seharian. Yang pagi hari kejedot lemari lah, yang air ketika mandi nggak nyala lah, yang ritsleting baju macet lah, yang jalanan juga macet berat lah..
Itu adalah bentuk respon alam atas pemikiran buruk kita. Ketika kita berpikir buruk, maka keburukan pun akan terus berdatangan.
Mbak Cici mengikuti terapi bersyukur kepada Ust. Ardian Parlindungan, yang dimulai dengan ucapan terima kasih di pagi hari, bahwa kita masih hidup, sehat, lengkap. Mulailah hari dengan berpikir optimis, bahwa kita siap menerima segala kenikmatan dari Allah di hari itu.
Dilanjutkan dengan minum air putih (Mbak Cici minum air putih plus perasan jeruk), yang didahului dengan ucapan “Bismillah” disertai keyakinan bahwa akan memberikan kebaikan.
Ayat yang juga sangat membuat optimis ketika sedih adalah dalam surat Adh Dhuha. Yang walaupun ditujukan kepada Rasulullah, yang juga untuk kita. Bahwa Allah tidak akan meninggalkan kita, dan Allah tidak membenci kita. Bahwa ketika kita yatim, sendiri, Allah lah yang akan melindungi. Ketika kita bingung, Allah akan berikan petunjuk. Ketika kita kekurangan, Allah akan berikan kecukupan.
Kita sering kali tidak menyadarinya.
Dan, ini ada syaratnya, seperti yang ada pada lanjutan ayat di Adh Dhuha tersebut. Yaitu bahwa kepada anak yatim, kita jangan sewenang-wenang. Kepada peminta-minta, berikanlah sedekah. Dan yang terpenting adalah atas nikmat dari Allah, sebutkanlah nikmat-nikmat itu dengan bersyukur.
Rhonda Byrne menyebutkan bahwa bersyukur alat pengganda hebat sebagaimana pada surat Ibrahim tadi. Dan pada akhirnya ketika banyak kemudahan datang, maka bersyukur dapat mengubah hidup.
Jika setiap menerima gaji kita, kita bersyukur, maka insya Allah gaji tersebut akan cukup, dan Allah akan datangkan rezeki dari mana saja.
Dicontohkan Einsten mengucapkan terima kasih 100x sehari.
Dengan bersyukur, kita mengubah mindset. Jangan memikirkan yang tidak ada. Syukuri yang ada.
Ketika datang aneka tagihan, tetap senang, tetap bersyukur. Tagihan kartu kredit, bukankah kita sendiri yang menggunakan? Maka saat itu kita harus bersyukur, bahwa sudah “dibantu” untuk berbelanja oleh kartu kredit. Bersyukur bahwa kita punya kartu kredit, karena banyak orang yang tidak bisa memiliki kartu kredit.
Yang penting bersyukur dahulu. Bagaimana pun caranya. Nanti pasti ada jalannya. Percayalah bahwa Allah akan memberikan jalan. Yang buruk tidak udah dipikirkan.
Bersyukur juga dapat menjadi self healing. Pernah ada kisah nyata, seorang wanita yang mengalami kelainan pada jantungnya. Selama 4 bulan wanita tersebut berkonsentasi, bersyukur atas keberadaan jantungnya, dan membayangkan jantung tersebut sehat. Dan setelah diperiksa lagi, jantungnya sudah sehat.
Jika merasa sulit bersyukur, cobalah mengkhayal.
Setiap sebelum tidur, sujud syukur, ingat-ingatlah segala kenikmatan yang telah Allah berikan hari itu. Setiap bangun pagi, Alhamdulillah siap menerima segala kenikmatan dari Allah hari itu. Silakan dicoba selama 3 hari. Hidup akan terasa lebih ringan.
Ketika kita kesal pada suatu keadaan, atau pada seseorang, segera lupakan, alihkan, pikirkan hal yang lain. Karena ketika kita kesal, segala hal yang buruk akan datang. Fokuslah kepada yang menyenangkan kita, yang kita sukai, yang kita sedang fokus mengerjakannya.
Sedikit di luar topik, tips untuk mengajak pengajian bagi kalangan yang luas dan heterogen seperti kalangan artis. Mbak Cici biasanya mengajak ke pengajian ustadz yang lucu, dengan kegiatan yang menyenangkan dengan sisipan dakwah seringan mungkin. Harus pelan-pelan, tidak bisa langsung, dan jangan menghakimi. Semua orang perlu proses, yang bisa jadi berjalan puluhan tahun.
Kajian diawali dengan sharing dari Mbak Cici bahwa sebaiknya kita memiliki ayat-ayat tertentu dari Al Qur’an, yang kita jadikan pegangan untuk kita baca di saat kita dalam kesulitan. Misalnya, ayat tentang kekuatan bersedekah, bahwa jika kita bersedekah, Allah akan berikan balasan 10 kali lipat, 7 kali lipat.
Kehidupan artis yang “banyak yang enak-enak”, di satu sisi merupakan berkah, merupakan kenikmatan. Namun yang perlu diwaspadai adalah kita sering kali menjadi lupa kepada Allah jika kita sedang mendapatkan kesenangan.
Di kala dalam kesulitan biasanya kita semakin mendekatkan diri kepada Allah, shalat sunnah, shalat tahajjud. Namun ketika kita sedang diberi kemudahan, rezeki dalam bentuk pekerjaan yang menyibukkan, kita seringkali jadi “kendor” dalam beribadah.
Maka yang terbaik adalah ketika kita mendapatkan kesenangan, segera bersyukur dengan mengucapkan Alhamdulillah, tapi juga segera mengucapkan Astaghfirullah, agar terjaga dari perbuatan buruk.
1 ayat lain yang juga selalu menjadi pegangan Mbak Cici adalah “Kullu nafsin dzaaiqotul maut”, bahwa semua yang hidup akan mati. Ini akan membuat kita berusaha menghindar dari perbuatan buruk, karena kita bisa saja mati saat itu dan berakhir buruk.
Mbak Cici memberikan gambar gelas yang berisi air setengahnya. Bisa ada dua pandangan dalam melihat gelas tersebut, yang pertama adalah “Tinggal setengah”, dan yang kedua adalah “Masih setengah”.
Dua pilihan kata yang terasa sederhana, tetapi menghasilkan makna dan suasana hati yang sangat berbeda.
Ketika kita melihat “tinggal setengah”, maka kita merasa air itu tidak mencukupi, kurang, sebentar lagi habis. Ketika melihat seperti ini, kita akan mengucap “Innalilahi”, sebagai ungkapan bahwa kita mengalami musibah.
Jika kita melihat “Masih setengah”, membuat kita lega, bahwa keadaan tersebut lebih baik daripada tidak ada air sama sekali. Ketika kita melihat demikian, kita mengucap “Alhamdulillah” sebagai tanda syukur.
Dalam surat Ibrahim ayat 7 disebutkan bahwa jika kita bersyukur, Allah akan tambahkan bagi kita.
Dalam The Secret, karya Rhonda Byrne, bahwa alam semesta itu “hidup”, dan di dalamnya selalu ada tarik menarik. Yang buruk akan menarik yang buruk, yang baik akan menarik yang baik.
Jika kita perhatikan dalam kehidupan sehari-hari, ada kalanya ketika di pagi hari mengalami keburukan yang akhirnya berkepanjangan seharian. Yang pagi hari kejedot lemari lah, yang air ketika mandi nggak nyala lah, yang ritsleting baju macet lah, yang jalanan juga macet berat lah..
Itu adalah bentuk respon alam atas pemikiran buruk kita. Ketika kita berpikir buruk, maka keburukan pun akan terus berdatangan.
Mbak Cici mengikuti terapi bersyukur kepada Ust. Ardian Parlindungan, yang dimulai dengan ucapan terima kasih di pagi hari, bahwa kita masih hidup, sehat, lengkap. Mulailah hari dengan berpikir optimis, bahwa kita siap menerima segala kenikmatan dari Allah di hari itu.
Dilanjutkan dengan minum air putih (Mbak Cici minum air putih plus perasan jeruk), yang didahului dengan ucapan “Bismillah” disertai keyakinan bahwa akan memberikan kebaikan.
Ayat yang juga sangat membuat optimis ketika sedih adalah dalam surat Adh Dhuha. Yang walaupun ditujukan kepada Rasulullah, yang juga untuk kita. Bahwa Allah tidak akan meninggalkan kita, dan Allah tidak membenci kita. Bahwa ketika kita yatim, sendiri, Allah lah yang akan melindungi. Ketika kita bingung, Allah akan berikan petunjuk. Ketika kita kekurangan, Allah akan berikan kecukupan.
Kita sering kali tidak menyadarinya.
Dan, ini ada syaratnya, seperti yang ada pada lanjutan ayat di Adh Dhuha tersebut. Yaitu bahwa kepada anak yatim, kita jangan sewenang-wenang. Kepada peminta-minta, berikanlah sedekah. Dan yang terpenting adalah atas nikmat dari Allah, sebutkanlah nikmat-nikmat itu dengan bersyukur.
Rhonda Byrne menyebutkan bahwa bersyukur alat pengganda hebat sebagaimana pada surat Ibrahim tadi. Dan pada akhirnya ketika banyak kemudahan datang, maka bersyukur dapat mengubah hidup.
Jika setiap menerima gaji kita, kita bersyukur, maka insya Allah gaji tersebut akan cukup, dan Allah akan datangkan rezeki dari mana saja.
Dicontohkan Einsten mengucapkan terima kasih 100x sehari.
Dengan bersyukur, kita mengubah mindset. Jangan memikirkan yang tidak ada. Syukuri yang ada.
Ketika datang aneka tagihan, tetap senang, tetap bersyukur. Tagihan kartu kredit, bukankah kita sendiri yang menggunakan? Maka saat itu kita harus bersyukur, bahwa sudah “dibantu” untuk berbelanja oleh kartu kredit. Bersyukur bahwa kita punya kartu kredit, karena banyak orang yang tidak bisa memiliki kartu kredit.
Yang penting bersyukur dahulu. Bagaimana pun caranya. Nanti pasti ada jalannya. Percayalah bahwa Allah akan memberikan jalan. Yang buruk tidak udah dipikirkan.
Bersyukur juga dapat menjadi self healing. Pernah ada kisah nyata, seorang wanita yang mengalami kelainan pada jantungnya. Selama 4 bulan wanita tersebut berkonsentasi, bersyukur atas keberadaan jantungnya, dan membayangkan jantung tersebut sehat. Dan setelah diperiksa lagi, jantungnya sudah sehat.
Jika merasa sulit bersyukur, cobalah mengkhayal.
Setiap sebelum tidur, sujud syukur, ingat-ingatlah segala kenikmatan yang telah Allah berikan hari itu. Setiap bangun pagi, Alhamdulillah siap menerima segala kenikmatan dari Allah hari itu. Silakan dicoba selama 3 hari. Hidup akan terasa lebih ringan.
Ketika kita kesal pada suatu keadaan, atau pada seseorang, segera lupakan, alihkan, pikirkan hal yang lain. Karena ketika kita kesal, segala hal yang buruk akan datang. Fokuslah kepada yang menyenangkan kita, yang kita sukai, yang kita sedang fokus mengerjakannya.
Sedikit di luar topik, tips untuk mengajak pengajian bagi kalangan yang luas dan heterogen seperti kalangan artis. Mbak Cici biasanya mengajak ke pengajian ustadz yang lucu, dengan kegiatan yang menyenangkan dengan sisipan dakwah seringan mungkin. Harus pelan-pelan, tidak bisa langsung, dan jangan menghakimi. Semua orang perlu proses, yang bisa jadi berjalan puluhan tahun.
Tuesday, October 25, 2011
Dunia vs Akhirat
Sistem pendidikan dan kehidupan saat ini sangat didominasi oleh materialisme dan kapitalisme. Hehe, bahasanya isme-isme banget ya :-) Maksudnya, secara umum, yang menjadi kerangka berpikir dalam seseorang menempuh pendidikan dan lalu melakukan pekerjaan adalah untuk tujuan ekonomi, yaitu untuk mencari uang.
Seorang anak disekolahkan sejak SD, SMP, SMA, sampai kuliah, agar dapat memiliki pekerjaan yang baik, memperoleh penghasilan, dan hidup layak. Ada memang yang memiliki tujuan untuk mencari ilmu, tetapi rasanya sangat jarang ya. Kalau pun ada, sering kali ujungnya adalah tetap untuk menjadi sumber penghasilan.
Dalam model kehidupan seperti itu, aspek akhirat biasanya menjadi nomer kesekian. Sehingga hidup menjadi benar-benar untuk mengejar materi, kekayaan, semakin banyak, dan semakin banyak, untuk dirinya sendiri dan untuk keluarganya. Ada juga memang yang baik hati, bersedia berbagi. Bagus jika demikian :-)
Tingkat berikutnya, melakukan perubahan kerangka berpikir bahwa seluruh kegiatan menempuh pendidikan, bekerja, dan memperoleh penghasilan adalah bagian dari ibadah. Toh memang muslim yang kaya lebih disukai Allah daripada muslim yang miskin. Dan bukankah dengan menjadi kaya, banyak amal soleh yang bisa dilakukan.
Yang paling baik sebetulnya, adalah sebagaimana pada Al Qur’an :
“Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi. (Al Qashash : 77)”
Maka kewajiban untuk mengejar akhirat, mempelajari ilmu akhirat, itulah yang paling utama. Itulah yang bersifat fardhu ain, tiap-tiap manusia berkewajiban untuk mempelajari dan memahaminya. Kehidupan dunia sekedar pada tingkat “jangan kamu melupakan”.
Tadi pagi saya sempat berdiskusi dengan anak saya tentang perlunya uang. Anak saya teringat dengan salah satu buku komik Smurf yang bercerita tentang adanya uang yang justru malah membuat desa Smurf yang sebelumnya damai dengan sistem barter menjadi penuh pertikaian.
Anak saya lalu mengusulkan, sebaiknya kita kembali ke sistem barter. Namun perlu dipastikan bahwa dalam suatu masyarakat, misalnya skala RT, masing-masing orang memiliki peran untuk kehidupan masyarakat tersebut. Ada yang bertani, ada yang beternak, ada yang membuat kain, ada yang membuat pakaian. Hehehe, menarik juga ya.. :-)
Mungkin kita tidak perlu ekstrim kembali ke sistem barter. Tetapi satu hal yang penting dalam pembahasan tersebut adalah, bahwa untuk aspek kehidupan dunia, yang terpenting adalah bahwa setiap peran dalam masyarakat, ada yang menguasainya. Agar kehidupan masyarakat dapat berjalan dengan baik, tetap dalam rangka menunjang kehidupan akhirat.
Sedangkan peran utama kehidupan, proporsi terbesar waktu, kegiatan utama yang terlihat di dalam keseharian, adalah kegiatan mencari ilmu akhirat, berbagi ilmu akhirat, dan melakukan ibadah semaksimal mungkin.
Kira-kira apa bisa terwujud ya? :-)
Seorang anak disekolahkan sejak SD, SMP, SMA, sampai kuliah, agar dapat memiliki pekerjaan yang baik, memperoleh penghasilan, dan hidup layak. Ada memang yang memiliki tujuan untuk mencari ilmu, tetapi rasanya sangat jarang ya. Kalau pun ada, sering kali ujungnya adalah tetap untuk menjadi sumber penghasilan.
Dalam model kehidupan seperti itu, aspek akhirat biasanya menjadi nomer kesekian. Sehingga hidup menjadi benar-benar untuk mengejar materi, kekayaan, semakin banyak, dan semakin banyak, untuk dirinya sendiri dan untuk keluarganya. Ada juga memang yang baik hati, bersedia berbagi. Bagus jika demikian :-)
Tingkat berikutnya, melakukan perubahan kerangka berpikir bahwa seluruh kegiatan menempuh pendidikan, bekerja, dan memperoleh penghasilan adalah bagian dari ibadah. Toh memang muslim yang kaya lebih disukai Allah daripada muslim yang miskin. Dan bukankah dengan menjadi kaya, banyak amal soleh yang bisa dilakukan.
Yang paling baik sebetulnya, adalah sebagaimana pada Al Qur’an :
“Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi. (Al Qashash : 77)”
Maka kewajiban untuk mengejar akhirat, mempelajari ilmu akhirat, itulah yang paling utama. Itulah yang bersifat fardhu ain, tiap-tiap manusia berkewajiban untuk mempelajari dan memahaminya. Kehidupan dunia sekedar pada tingkat “jangan kamu melupakan”.
Tadi pagi saya sempat berdiskusi dengan anak saya tentang perlunya uang. Anak saya teringat dengan salah satu buku komik Smurf yang bercerita tentang adanya uang yang justru malah membuat desa Smurf yang sebelumnya damai dengan sistem barter menjadi penuh pertikaian.
Anak saya lalu mengusulkan, sebaiknya kita kembali ke sistem barter. Namun perlu dipastikan bahwa dalam suatu masyarakat, misalnya skala RT, masing-masing orang memiliki peran untuk kehidupan masyarakat tersebut. Ada yang bertani, ada yang beternak, ada yang membuat kain, ada yang membuat pakaian. Hehehe, menarik juga ya.. :-)
Mungkin kita tidak perlu ekstrim kembali ke sistem barter. Tetapi satu hal yang penting dalam pembahasan tersebut adalah, bahwa untuk aspek kehidupan dunia, yang terpenting adalah bahwa setiap peran dalam masyarakat, ada yang menguasainya. Agar kehidupan masyarakat dapat berjalan dengan baik, tetap dalam rangka menunjang kehidupan akhirat.
Sedangkan peran utama kehidupan, proporsi terbesar waktu, kegiatan utama yang terlihat di dalam keseharian, adalah kegiatan mencari ilmu akhirat, berbagi ilmu akhirat, dan melakukan ibadah semaksimal mungkin.
Kira-kira apa bisa terwujud ya? :-)
Friday, October 21, 2011
Minta Doa ketika Berangkat Haji, Terbalik?
Ada satu kegiatan yang dilakukan di Indonesia oleh mereka yang akan berangkat haji.
Yaitu membuat acara selamatan / syukuran, dan dalam acara tersebut calon jamaah haji akan memohon maaf atas kesalahan dan meminta doa agar perjalanan lancar dan menjadi haji mabrur.
Acara ini sudah dilakukan di Indonesia sejak berpuluh-puluh tahun yang lalu. Dan kemungkinan, acara ini dibuat karena dulu, berangkat haji sangat sulit, bisa kembali ke tanah air, bisa juga tidak. Perjalanan dengan kapal laut memakan waktu berbulan-bulan lamanya. Maka, memang bisa dimengerti jika calon jamaah haji membutuhkan doa, dan perlu pamit dan mohon maaf atas segala kesalahan, karena bisa jadi tidak akan kembali lagi ke tanah air.
Dan mungkin mirip-mirip dengan semangat “mohon maaf” ketika Lebaran, bahwa agar dapat fokus beribadah haji, diharapkan segala “sangkutan” dengan sesama manusia sudah diselesaikan.
Saat ini, walaupun pada kegiatan haji masih ada kemungkinan kesulitan akibat banyaknya jamaah haji berkumpul dari berbagai negara pada satu waktu, namun sebenarnya perjalanan sudah sangat simpel. Untuk perjalanannya, tidak ada bedanya dengan perjalanan ke luar negeri lainnya. Keamanan dan tingkat keselamatan sudah sangat baik, prosentase jamaah yang tidak kembali sudah sangat rendah. Maka boleh dibilang,”tidak urgen lagi” untuk meminta maaf dan meminta doa.
Saya pernah mendengar ceramah dari ustadz, bahwa meminta doa ketika akan berangkat haji, sebenarnya terbalik.
Para jamaah haji akan pergi ke tanah suci, tempat ibadah dapat dilakukan dengan fokus, ibadah dijanjikan balasan berlipat ganda, banyak lokasi-lokasi untuk memanjatkan doa yang makbul.
Maka ini bisa dianalogikan seperti seseorang yang akan menghadap ke raja. Dan raja itu dapat mengabulkan berbagai permintaan rakyatnya. Maka, jika kita pada posisi tersebut, apa yang akan kita lakukan? Apakah kita akan minta doa kepada teman-teman kita? Justru seharusnya sebaliknya, teman-teman kita yang akan “titip berbagai permintaan”, dan yang sangat baik adalah kita menawarkan kepada teman-teman kita, akan “menitipkan permintaan apa”.
Sehingga, calon jamaah haji, sebaiknya bukan minta doa, tetapi justru meminta titipan doa. Yang nanti akan disampaikan ketika “menghadap” di tanah suci.
Demikian pembahasan kali ini, mudah-mudahan dapat dipertimbangkan :-)
Yaitu membuat acara selamatan / syukuran, dan dalam acara tersebut calon jamaah haji akan memohon maaf atas kesalahan dan meminta doa agar perjalanan lancar dan menjadi haji mabrur.
Acara ini sudah dilakukan di Indonesia sejak berpuluh-puluh tahun yang lalu. Dan kemungkinan, acara ini dibuat karena dulu, berangkat haji sangat sulit, bisa kembali ke tanah air, bisa juga tidak. Perjalanan dengan kapal laut memakan waktu berbulan-bulan lamanya. Maka, memang bisa dimengerti jika calon jamaah haji membutuhkan doa, dan perlu pamit dan mohon maaf atas segala kesalahan, karena bisa jadi tidak akan kembali lagi ke tanah air.
Dan mungkin mirip-mirip dengan semangat “mohon maaf” ketika Lebaran, bahwa agar dapat fokus beribadah haji, diharapkan segala “sangkutan” dengan sesama manusia sudah diselesaikan.
Saat ini, walaupun pada kegiatan haji masih ada kemungkinan kesulitan akibat banyaknya jamaah haji berkumpul dari berbagai negara pada satu waktu, namun sebenarnya perjalanan sudah sangat simpel. Untuk perjalanannya, tidak ada bedanya dengan perjalanan ke luar negeri lainnya. Keamanan dan tingkat keselamatan sudah sangat baik, prosentase jamaah yang tidak kembali sudah sangat rendah. Maka boleh dibilang,”tidak urgen lagi” untuk meminta maaf dan meminta doa.
Saya pernah mendengar ceramah dari ustadz, bahwa meminta doa ketika akan berangkat haji, sebenarnya terbalik.
Para jamaah haji akan pergi ke tanah suci, tempat ibadah dapat dilakukan dengan fokus, ibadah dijanjikan balasan berlipat ganda, banyak lokasi-lokasi untuk memanjatkan doa yang makbul.
Maka ini bisa dianalogikan seperti seseorang yang akan menghadap ke raja. Dan raja itu dapat mengabulkan berbagai permintaan rakyatnya. Maka, jika kita pada posisi tersebut, apa yang akan kita lakukan? Apakah kita akan minta doa kepada teman-teman kita? Justru seharusnya sebaliknya, teman-teman kita yang akan “titip berbagai permintaan”, dan yang sangat baik adalah kita menawarkan kepada teman-teman kita, akan “menitipkan permintaan apa”.
Sehingga, calon jamaah haji, sebaiknya bukan minta doa, tetapi justru meminta titipan doa. Yang nanti akan disampaikan ketika “menghadap” di tanah suci.
Demikian pembahasan kali ini, mudah-mudahan dapat dipertimbangkan :-)
Wednesday, October 19, 2011
Beberapa Ketentuan untuk Panitia Kurban
Ceramah Dzuhur kali ini tentang Kurban, disampaikan oleh Ust. Ade Purnama. Sekali lagi mohon maaf saya hadir tidak dari awal, sehingga topik yang saya peroleh terutama berkaitan dengan kepanitiaan kurban sebagai berikut. Semoga bermanfaat.
Bagi pemotong kurban, tidak diperbolehkan memberikan upah dari kambing kurban. Jangan pula salah satu kambing dipotong terlebih dahulu untuk dimasak dan dimakan bersama oleh para pemotong kurban. Untuk upah pemotong kurban harus disiapkan dana operasional, termasuk dana untuk makan siang.
Pemotong tidak berhak untuk memperoleh bagian dari kurban. Apa lagi kepala, kulit, dan lain-lain yang sebenarnya bisa bernilai jual cukup tinggi, yang lebih baik diberikan kepada penerima kurban.
Pada dasarnya, bersamaan dengan kewajiban berkurban adalah pemberi kurban melaksanakan sendiri pemotongan, pencincangan, sampai pembagian hewan kurban. Maka jika hal itu diwakilkan kepada orang lain, wajar jika diperlukan biaya operasional.
Pemberi kurban sebaiknya tidak meminta bagian dari kurban, namun jika diberi, tidak perlu menolak.
Yang perlu diingat ketika melakukan pembagian hewan kurban, bahwa adil bukan berarti sama. Jamaah yang hanya datang ketika kurban, cukup diberikan 1 kantong kurban. Namun jamaah yang rajin memakmurkan masjid, kurang mampu dengan keluarga yang besar, dapat diberikan lebih, misalnya 4-6 kantong kurban, dan dapat juga diberikan tambahan kepala atau kulit hewan kurban.
Kulit hewan kurban jangan dijual oleh panitia. Yang terbaik adalah dibagikan kepada penerima kurban. Jika kemudian dijual oleh penerima kurban tersebut, maka hal itu dibolehkan.
Dalam zakat ada hak amil, dalam kurban tidak ada hak amil.
Maka panitia juga tidak berhak atas daging kurban. Jika dirasa perlu diberikan “uang lelah”, dapat digunakan dari dana operasional. Kalaupun akhirnya panitia menerima bagian daging kurban, bukan karena ia menjadi panitia, tetapi karena ia sebagai mustahik, yang dalam daftar termasuk yang berhak menerima kurban, misalnya sebagai jamaah masjid yang rajin.
Bagi pemotong kurban, tidak diperbolehkan memberikan upah dari kambing kurban. Jangan pula salah satu kambing dipotong terlebih dahulu untuk dimasak dan dimakan bersama oleh para pemotong kurban. Untuk upah pemotong kurban harus disiapkan dana operasional, termasuk dana untuk makan siang.
Pemotong tidak berhak untuk memperoleh bagian dari kurban. Apa lagi kepala, kulit, dan lain-lain yang sebenarnya bisa bernilai jual cukup tinggi, yang lebih baik diberikan kepada penerima kurban.
Pada dasarnya, bersamaan dengan kewajiban berkurban adalah pemberi kurban melaksanakan sendiri pemotongan, pencincangan, sampai pembagian hewan kurban. Maka jika hal itu diwakilkan kepada orang lain, wajar jika diperlukan biaya operasional.
Pemberi kurban sebaiknya tidak meminta bagian dari kurban, namun jika diberi, tidak perlu menolak.
Yang perlu diingat ketika melakukan pembagian hewan kurban, bahwa adil bukan berarti sama. Jamaah yang hanya datang ketika kurban, cukup diberikan 1 kantong kurban. Namun jamaah yang rajin memakmurkan masjid, kurang mampu dengan keluarga yang besar, dapat diberikan lebih, misalnya 4-6 kantong kurban, dan dapat juga diberikan tambahan kepala atau kulit hewan kurban.
Kulit hewan kurban jangan dijual oleh panitia. Yang terbaik adalah dibagikan kepada penerima kurban. Jika kemudian dijual oleh penerima kurban tersebut, maka hal itu dibolehkan.
Dalam zakat ada hak amil, dalam kurban tidak ada hak amil.
Maka panitia juga tidak berhak atas daging kurban. Jika dirasa perlu diberikan “uang lelah”, dapat digunakan dari dana operasional. Kalaupun akhirnya panitia menerima bagian daging kurban, bukan karena ia menjadi panitia, tetapi karena ia sebagai mustahik, yang dalam daftar termasuk yang berhak menerima kurban, misalnya sebagai jamaah masjid yang rajin.
Tuesday, October 18, 2011
Hamil Di Luar Nikah - Kapan Dinikahkan?
Ceramah kali ini disampaikan oleh Ust. Syahroni Mardani, tentang surat Al Ahqaf 15, dan kaitannya dengan kehamilan di luar nikah.
Al Qur’an Surat Al Ahqaf 15 :
Kami perintahkan kepada manusia supaya berbuat baik kepada dua orang ibu bapaknya, ibunya mengandung dengan susah paya, dan melahirkannya dengan susah paya (pula). Mengandungnya sampai menyapihnya adalah tiga puluh bulan, sehingga apabilah ia telah dewasa dan umurnya sampai empat puluh tahun ia berdo'a. "Ya Tuhanku, tunjukilah aku untuk mensyukuri nikmat Engkau berikan kepadaku dan kepada ibu bapakku dan supaya aku dapat berbuat amal yang saleh yang Engkau ridai, berilah kebaikan kepadaku dengan (memberikan kebaikan) kepada anak cucuku. Sesungguhnya aku bertaubat kepada engkau dan sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang berserah diri."
Berkaitan dengan periode kehamilan dan menyusui dalam ayat tersebut, dihubungkan dengan kejadian hamil di luar nikah, maka untuk perempuan yang hamil di luar nikah apakah sebaiknya segera dinikahkan, atau menunggu sampai melahirkan?
Dalam ayat tersebut dinyatakan bahwa seorang ibu hamil dan menyusui selama 30 bulan. Di ayat yang lain dinyatakan bahwa menyusui dilakukan sampai 2 tahun, atau 24 bulan. Maka dapat disimpulkan bahwa usia termuda kehamilan untuk dapat dilahirkan adalah 6 bulan.
Hamil yang tidak diperbolehkan untuk menikah adalah hamil yang terhormat. Yaitu hamil, yang kemudian suaminya meninggal, maka masa iddah adalah sampai melahirkan.
Untuk kasus hamil di luar nikah, maka ada 2 pendapat.
Pendapat pertama, sebaiknya segera dinikahkan, untuk kemaslahatan. Jika jarak antara menikah dan melahirkan lebih dari 6 bulan, maka dapat “terlihat” sebagai kehamilan yang sah di masyarakat.
Pendapat kedua, menunda sampai melahirkan, dengan meng-qiyas-kan atau menganalogikan dengan kasus hamil terhormat.
Al Qur’an Surat Al Ahqaf 15 :
Kami perintahkan kepada manusia supaya berbuat baik kepada dua orang ibu bapaknya, ibunya mengandung dengan susah paya, dan melahirkannya dengan susah paya (pula). Mengandungnya sampai menyapihnya adalah tiga puluh bulan, sehingga apabilah ia telah dewasa dan umurnya sampai empat puluh tahun ia berdo'a. "Ya Tuhanku, tunjukilah aku untuk mensyukuri nikmat Engkau berikan kepadaku dan kepada ibu bapakku dan supaya aku dapat berbuat amal yang saleh yang Engkau ridai, berilah kebaikan kepadaku dengan (memberikan kebaikan) kepada anak cucuku. Sesungguhnya aku bertaubat kepada engkau dan sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang berserah diri."
Berkaitan dengan periode kehamilan dan menyusui dalam ayat tersebut, dihubungkan dengan kejadian hamil di luar nikah, maka untuk perempuan yang hamil di luar nikah apakah sebaiknya segera dinikahkan, atau menunggu sampai melahirkan?
Dalam ayat tersebut dinyatakan bahwa seorang ibu hamil dan menyusui selama 30 bulan. Di ayat yang lain dinyatakan bahwa menyusui dilakukan sampai 2 tahun, atau 24 bulan. Maka dapat disimpulkan bahwa usia termuda kehamilan untuk dapat dilahirkan adalah 6 bulan.
Hamil yang tidak diperbolehkan untuk menikah adalah hamil yang terhormat. Yaitu hamil, yang kemudian suaminya meninggal, maka masa iddah adalah sampai melahirkan.
Untuk kasus hamil di luar nikah, maka ada 2 pendapat.
Pendapat pertama, sebaiknya segera dinikahkan, untuk kemaslahatan. Jika jarak antara menikah dan melahirkan lebih dari 6 bulan, maka dapat “terlihat” sebagai kehamilan yang sah di masyarakat.
Pendapat kedua, menunda sampai melahirkan, dengan meng-qiyas-kan atau menganalogikan dengan kasus hamil terhormat.
Memasuki Usia 40 : Apa Rencanamu?
Ceramah kali ini disampaikan oleh Ust. Syahroni Mardani, saya buat dalam dua tulisan, yang pertama tentang Usia 40.
Di usia 40 tahun, biasanya orang mengalami banyak ujian dan masalah. Di usia tersebut usia pernikahan pada umumnya mencapai usia 15 tahun, kita menjadi orang tua, dan juga masih memiliki orang tua.
Sebelum usia 40 tahun orang masih berfokus pada kebutuhan dunia, misalnya kemapanan, karir, rumah, kendaraan.
Di usia 40 tahun target dunia ini kebanyakan sudah tercapai.
Maka di usia 40 tahun perlu didefinisikan target hidup yang baru.
Merujuk ke Al Qur’an Surat Al Ahqaf 15 :
Kami perintahkan kepada manusia supaya berbuat baik kepada dua orang ibu bapaknya, ibunya mengandung dengan susah paya, dan melahirkannya dengan susah paya (pula). Mengandungnya sampai menyapihnya adalah tiga puluh bulan, sehingga apabilah ia telah dewasa dan umurnya sampai empat puluh tahun ia berdo'a. "Ya Tuhanku, tunjukilah aku untuk mensyukuri nikmat Engkau berikan kepadaku dan kepada ibu bapakku dan supaya aku dapat berbuat amal yang saleh yang Engkau ridai, berilah kebaikan kepadaku dengan (memberikan kebaikan) kepada anak cucuku. Sesungguhnya aku bertaubat kepada engkau dan sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang berserah diri.
Dari ayat tersebut, maka ada 5 hal yang dimintakan kepada Allah agar dapat dilakukan setelah berusia 40 tahun :
1. Bersyukur kepada Allah
2. Berterima kasih kepada orang tua, dan berbuat baik kepada orang tua
3. Beramal soleh dengan yang Allah ridhai, antara lain semakin memperbaiki shalat
4. Diberikan kebaikan dengan cara memberikan kebaikan kepada anak cucu
5. Bertobat kepada Allah SWT
6. Diberi petunjuk agar termasuk orang yang berserah diri
Semoga kita semua dapat memasuki usia 40 dengan menjadi manusia yang lebih baik.
Di usia 40 tahun, biasanya orang mengalami banyak ujian dan masalah. Di usia tersebut usia pernikahan pada umumnya mencapai usia 15 tahun, kita menjadi orang tua, dan juga masih memiliki orang tua.
Sebelum usia 40 tahun orang masih berfokus pada kebutuhan dunia, misalnya kemapanan, karir, rumah, kendaraan.
Di usia 40 tahun target dunia ini kebanyakan sudah tercapai.
Maka di usia 40 tahun perlu didefinisikan target hidup yang baru.
Merujuk ke Al Qur’an Surat Al Ahqaf 15 :
Kami perintahkan kepada manusia supaya berbuat baik kepada dua orang ibu bapaknya, ibunya mengandung dengan susah paya, dan melahirkannya dengan susah paya (pula). Mengandungnya sampai menyapihnya adalah tiga puluh bulan, sehingga apabilah ia telah dewasa dan umurnya sampai empat puluh tahun ia berdo'a. "Ya Tuhanku, tunjukilah aku untuk mensyukuri nikmat Engkau berikan kepadaku dan kepada ibu bapakku dan supaya aku dapat berbuat amal yang saleh yang Engkau ridai, berilah kebaikan kepadaku dengan (memberikan kebaikan) kepada anak cucuku. Sesungguhnya aku bertaubat kepada engkau dan sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang berserah diri.
Dari ayat tersebut, maka ada 5 hal yang dimintakan kepada Allah agar dapat dilakukan setelah berusia 40 tahun :
1. Bersyukur kepada Allah
2. Berterima kasih kepada orang tua, dan berbuat baik kepada orang tua
3. Beramal soleh dengan yang Allah ridhai, antara lain semakin memperbaiki shalat
4. Diberikan kebaikan dengan cara memberikan kebaikan kepada anak cucu
5. Bertobat kepada Allah SWT
6. Diberi petunjuk agar termasuk orang yang berserah diri
Semoga kita semua dapat memasuki usia 40 dengan menjadi manusia yang lebih baik.
Hadits - Rendah Hati
"Sesungguhnya Allah mewahyukan kepadaku agar kalian bersikap rendah hati hingga tak seorangpun yang bangga atas yang lain dan tidak ada yang berbuat aniaya terhadap yang lain"
HR Muslim 2853
(Copy paste dari email Hikmah Pagi di kantor)
HR Muslim 2853
(Copy paste dari email Hikmah Pagi di kantor)
Monday, October 17, 2011
Menuntut Ilmu dalam Islam
Ceramah Kamis diisi oleh Ust. Muhsinin Fauzi tentang Menuntut Ilmu. Mohon maaf saya datang terlambat, maka pembahasan langsung ke tengah-tengah.
Dalam Islam, ilmu dibagi dua, yaitu ilmu akhirat yang bersifat fardhu ain, yaitu wajib dikuasai oleh setiap muslim dan ilmu dunia untuk memenuhi kebutuhan di dunia yang bersifat fardhu kifayah.
Dengan kondisi saat ini, pandangan masing-masing orang berbeda-beda, tidak ada panduan dari Allah, maka terjadi kesalahan dalam memilih pemimpin. Karena orang akan memilih pemimpin yang sejenis dengan mereka masing-masing. Akhirnya lahirlah keputusan-keputusan yang tidak bersandar pada ilmu.
Salah satu cabang iman adalah taat kepada pemimpin Negara, yaitu waliyul amr. Memilih imam adalah kewajiban. Imam / khalifah adalah orang yang diamanahi Allah mengganti rasulullah, membawa muslimin selamat dunia akhirat. Bukan sekedar membawa kesejahteraan di dunia. Tugas waliyul amr adalah menjaga agama rakyat dan menjaga kemaslahatan masyarakat.
Jika tidak ada ada ilmu, yang terjadi adalah pemimpin yang sesat dan menyesatkan.
Juga dalam hadits Muawiah bin Abi Sufyan radhiallahu anhuma dia berkata:
Aku mendengar Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
“Barangsiapa yang Allah kehendaki menjadi baik maka Allah faqihkan dia terhadap agama.” (HR. Al-Bukhari no. 69 dan Muslim no. 1719) Ilmu wajib, tradisi
Maka sebaliknya, barangsiapa yang tidak Allah pahamkan agama, tidak akan menjadi baik
Merujuk kepada kebiasaan para sahabat dan tabiin, maka tugas untuk mengajarkan ilmu agama kepada anak-anak dilakukan oleh ayahnya. Ayah lah yang mengajarkan Aqidah, Hadits, Al Qur'an, Sirah, Fiqih.
Dalam sistem pendidikan di Indonesia saat ini ada beberapa metode dengan masing-masing kelebihan dan kekurangannya. Metode Islam Terpadu lengkap antara ilmu dunia dan ilmu agama, namun dirasa cukup berat karena menghabiskan waktu hampir sehari penuh. Sekolah alam lebih menekankan kepada kepemimpinan dan kreativitas, namun dari aspek keilmuan menjadi kurang mendalam. Sekolah madrasah, materi terlalu banyak dengan waktu yang singkat, sehingga kurang berhasil mengajarkan ilmu agama maupun ilmu dunia.
Salah satu pendekatan yang baik untuk diimplementasikan adalah mengakomodasi cara belajar yang berbeda pada tiap anak, meliputi visual, kinestetik, dan auditori.
Orang yang berilmu berbeda dengan orang yang tidak berilmu.
Abu Ad-Darda radhiallahu anhu berkata: Aku mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
“Barangsiapa meniti jalan untuk menuntut ilmu, maka Allah akan mempermudahnya jalan ke surga. Sungguh, para Malaikat merendahkan sayapnya sebagai keridlaan kepada penuntut ilmu. Orang yang berilmu akan dimintakan maaf oleh penduduk langit dan bumi hingga ikan yang ada di dasar laut. Kelebihan serang alim dibanding ahli ibadah seperti keutamaan rembulan pada malam purnama atas seluruh bintang. Para ulama adalah pewaris para nabi, dan para nabi tidak mewariskan dinar dan dirham, mereka hanyalah mewariskan ilmu. Barangsiapa mengambilnya maka ia telah mengambil bagian yang banyak.” (HR. Abu Daud no. 3157 dengan sanad yang hasan).
Sebagai contoh, Imam Syafii, maka selama 13 abad manusia menyerap ilmunya.
Dengan ilmu,lebih mudah memperoleh cara untuk mencari kemuliaan akhirat. Dengan ilmu, kualitas amal dengan lebih mudah didapatkan.
Berkaitan dengan ilmu, maka ada tiga kewajiban muslim, yaitu tholabun ilmu (menuntut ilmu), mengamalkan ilmu, dan nashrun ilmu (mengajarkan ilmu).
Ketiga kewajiban tersebut berdiri sendiri yang saling mendukung. Ketiganya wajib secara mandiri. Muslim wajib untuk belajar, muslim wajib untuk mengamalkan, muslim wajib untuk mengajarkan.
Bahkan belajar dikatakan sejajar dengan jihad. Jika dianalogikan dengan perusahaan, maka jihad adalah peran marketing / sales untuk mendapatkan pelanggan, atau rekrutmen untuk mendapatkan pegawai, sedangkan belajar/mengajar adalah peran customer service / SDM dalam pembinaan pelanggan / karyawan tersebut.
Dengan adanya peran nashrun ilmu, ada peran besar yang menjamin, menggaransi tegaknya agama. Jika seluruh masyarakat muslim menguasai ilmu agama sebagai kewajiban yang bersifat fardhu ain, maka agama akan tegak. Setiap muslim akan mengambil peran.
Definisi ulama, yaitu mereka yang mengenal / ma’rifat kepada Allah dan memahami hukum Allah. Maka setiap muslim adalah ulama.
Dalam Al Qur’an surat Fathir 28, Allah berfirman : “Di antara hamba-hamba Allah yang takut kepada-Nya, hanyalah para ulama.”
Pada dasarnya setiap muslim pun takut pada Allah, maka setiap muslim adalah ulama, yang wajib mengajarkan ilmu.
Setiap ayah punya murid, yaitu anaknya. Kalau perlu, kita beri “reward” pada anak jika mendengarkan ajaran kita. Jika anak sudah diajari, maka “sasaran” pengajaran bisa diperluas ke lingkungan kecil, yang terus diperluas ke masyarakat luas. Subhanallah.
Sumber copy paste hadits : http://al-atsariyyah.com
Dalam Islam, ilmu dibagi dua, yaitu ilmu akhirat yang bersifat fardhu ain, yaitu wajib dikuasai oleh setiap muslim dan ilmu dunia untuk memenuhi kebutuhan di dunia yang bersifat fardhu kifayah.
Dengan kondisi saat ini, pandangan masing-masing orang berbeda-beda, tidak ada panduan dari Allah, maka terjadi kesalahan dalam memilih pemimpin. Karena orang akan memilih pemimpin yang sejenis dengan mereka masing-masing. Akhirnya lahirlah keputusan-keputusan yang tidak bersandar pada ilmu.
Salah satu cabang iman adalah taat kepada pemimpin Negara, yaitu waliyul amr. Memilih imam adalah kewajiban. Imam / khalifah adalah orang yang diamanahi Allah mengganti rasulullah, membawa muslimin selamat dunia akhirat. Bukan sekedar membawa kesejahteraan di dunia. Tugas waliyul amr adalah menjaga agama rakyat dan menjaga kemaslahatan masyarakat.
Jika tidak ada ada ilmu, yang terjadi adalah pemimpin yang sesat dan menyesatkan.
Juga dalam hadits Muawiah bin Abi Sufyan radhiallahu anhuma dia berkata:
Aku mendengar Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
“Barangsiapa yang Allah kehendaki menjadi baik maka Allah faqihkan dia terhadap agama.” (HR. Al-Bukhari no. 69 dan Muslim no. 1719) Ilmu wajib, tradisi
Maka sebaliknya, barangsiapa yang tidak Allah pahamkan agama, tidak akan menjadi baik
Merujuk kepada kebiasaan para sahabat dan tabiin, maka tugas untuk mengajarkan ilmu agama kepada anak-anak dilakukan oleh ayahnya. Ayah lah yang mengajarkan Aqidah, Hadits, Al Qur'an, Sirah, Fiqih.
Dalam sistem pendidikan di Indonesia saat ini ada beberapa metode dengan masing-masing kelebihan dan kekurangannya. Metode Islam Terpadu lengkap antara ilmu dunia dan ilmu agama, namun dirasa cukup berat karena menghabiskan waktu hampir sehari penuh. Sekolah alam lebih menekankan kepada kepemimpinan dan kreativitas, namun dari aspek keilmuan menjadi kurang mendalam. Sekolah madrasah, materi terlalu banyak dengan waktu yang singkat, sehingga kurang berhasil mengajarkan ilmu agama maupun ilmu dunia.
Salah satu pendekatan yang baik untuk diimplementasikan adalah mengakomodasi cara belajar yang berbeda pada tiap anak, meliputi visual, kinestetik, dan auditori.
Orang yang berilmu berbeda dengan orang yang tidak berilmu.
Abu Ad-Darda radhiallahu anhu berkata: Aku mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
“Barangsiapa meniti jalan untuk menuntut ilmu, maka Allah akan mempermudahnya jalan ke surga. Sungguh, para Malaikat merendahkan sayapnya sebagai keridlaan kepada penuntut ilmu. Orang yang berilmu akan dimintakan maaf oleh penduduk langit dan bumi hingga ikan yang ada di dasar laut. Kelebihan serang alim dibanding ahli ibadah seperti keutamaan rembulan pada malam purnama atas seluruh bintang. Para ulama adalah pewaris para nabi, dan para nabi tidak mewariskan dinar dan dirham, mereka hanyalah mewariskan ilmu. Barangsiapa mengambilnya maka ia telah mengambil bagian yang banyak.” (HR. Abu Daud no. 3157 dengan sanad yang hasan).
Sebagai contoh, Imam Syafii, maka selama 13 abad manusia menyerap ilmunya.
Dengan ilmu,lebih mudah memperoleh cara untuk mencari kemuliaan akhirat. Dengan ilmu, kualitas amal dengan lebih mudah didapatkan.
Berkaitan dengan ilmu, maka ada tiga kewajiban muslim, yaitu tholabun ilmu (menuntut ilmu), mengamalkan ilmu, dan nashrun ilmu (mengajarkan ilmu).
Ketiga kewajiban tersebut berdiri sendiri yang saling mendukung. Ketiganya wajib secara mandiri. Muslim wajib untuk belajar, muslim wajib untuk mengamalkan, muslim wajib untuk mengajarkan.
Bahkan belajar dikatakan sejajar dengan jihad. Jika dianalogikan dengan perusahaan, maka jihad adalah peran marketing / sales untuk mendapatkan pelanggan, atau rekrutmen untuk mendapatkan pegawai, sedangkan belajar/mengajar adalah peran customer service / SDM dalam pembinaan pelanggan / karyawan tersebut.
Dengan adanya peran nashrun ilmu, ada peran besar yang menjamin, menggaransi tegaknya agama. Jika seluruh masyarakat muslim menguasai ilmu agama sebagai kewajiban yang bersifat fardhu ain, maka agama akan tegak. Setiap muslim akan mengambil peran.
Definisi ulama, yaitu mereka yang mengenal / ma’rifat kepada Allah dan memahami hukum Allah. Maka setiap muslim adalah ulama.
Dalam Al Qur’an surat Fathir 28, Allah berfirman : “Di antara hamba-hamba Allah yang takut kepada-Nya, hanyalah para ulama.”
Pada dasarnya setiap muslim pun takut pada Allah, maka setiap muslim adalah ulama, yang wajib mengajarkan ilmu.
Setiap ayah punya murid, yaitu anaknya. Kalau perlu, kita beri “reward” pada anak jika mendengarkan ajaran kita. Jika anak sudah diajari, maka “sasaran” pengajaran bisa diperluas ke lingkungan kecil, yang terus diperluas ke masyarakat luas. Subhanallah.
Sumber copy paste hadits : http://al-atsariyyah.com
Hadits : 10 Hari Pertama Dzulhijjah
Dari Ibnu ‘Abbas r.a. berkata, Rasulullah s.a.w. bersabda :
“Tiada hari-hari yang mana amal shalih lebih disukai oleh Allah daripada dalam sepuluh hari permulaan bulan Dzulhijjah”.
Para shahabat bertanya: “Wahai rasulullah, walaupun berjuang pada jalan Allah?”.
Beliau bersabda :”Walaupun berjuang pada jalan Allah, kecuali seseorang yang keluar dengan jiwa dan hartanya kemudian ia tidak menginginkan balasan apa-apa dari yang dikorbankannya itu”.
(H.R. Bukhari)
Dari Umar Radhiyallahu 'Anhuma, bahwa Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda :
"Tidak ada hari yang paling agung dan amat dicintai Allah untuk berbuat kebajikan di dalamnya daripada sepuluh hari (Dzulhijjah) ini. Maka perbanyaklah pada saat itu tahlil, takbir dan tahmid".
Imam Bukhari Rahimahullah menuturkan bahwa Ibnu Umar dan Abu Hurairah Radhiyallahu 'Anhuma keluar ke pasar pada sepuluh hari tersebut seraya mengumandangkan takbir lalu orang-orangpun mengikuti takbirnya.
Dan Ishaq, Rahimahullah, meriwayatkan dari fuqaha', tabiin bahwa pada hari-hari ini mengucapkan : Allahu Akbar, Allahu Akbar, Laa Ilaha Ilallah, wa-Allahu Akbar, Allahu Akbar wa Lillahil Hamdu
(H.R. Imam Ahmad)
(Copy paste dari email Hikmah Pagi di kantor)
“Tiada hari-hari yang mana amal shalih lebih disukai oleh Allah daripada dalam sepuluh hari permulaan bulan Dzulhijjah”.
Para shahabat bertanya: “Wahai rasulullah, walaupun berjuang pada jalan Allah?”.
Beliau bersabda :”Walaupun berjuang pada jalan Allah, kecuali seseorang yang keluar dengan jiwa dan hartanya kemudian ia tidak menginginkan balasan apa-apa dari yang dikorbankannya itu”.
(H.R. Bukhari)
Dari Umar Radhiyallahu 'Anhuma, bahwa Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda :
"Tidak ada hari yang paling agung dan amat dicintai Allah untuk berbuat kebajikan di dalamnya daripada sepuluh hari (Dzulhijjah) ini. Maka perbanyaklah pada saat itu tahlil, takbir dan tahmid".
Imam Bukhari Rahimahullah menuturkan bahwa Ibnu Umar dan Abu Hurairah Radhiyallahu 'Anhuma keluar ke pasar pada sepuluh hari tersebut seraya mengumandangkan takbir lalu orang-orangpun mengikuti takbirnya.
Dan Ishaq, Rahimahullah, meriwayatkan dari fuqaha', tabiin bahwa pada hari-hari ini mengucapkan : Allahu Akbar, Allahu Akbar, Laa Ilaha Ilallah, wa-Allahu Akbar, Allahu Akbar wa Lillahil Hamdu
(H.R. Imam Ahmad)
(Copy paste dari email Hikmah Pagi di kantor)
Friday, October 14, 2011
Jawaban Kegelisahan
Pernah mengalami kegelisahan? Kekhawatiran?
Yang terasa cukup pelik, yang terasa sulit dicari pemecahannya? Yang terasa hampir membuat putus asa?
Dan dalam keterpurukan itu Allah tiba-tiba saja memberikan jawabannya.
Dan ada kalanya jawaban itu bukan berupa jawaban atas persoalan itu sendiri. Tetapi berupa titik terang, bahwa sebenarnya kita tidak perlu gelisah, bahwa kita tidak perlu khawatir.
Dan ketika ini terjadi, hati sudah bisa menjadi sangat tenang.
Maka memang doa yang paling tepat bukanlah “kabulkan semua permintaanku” tetapi “hilangkan rasa sedihku, hilangkan rasa takutku”.
Persoalannya mungkin masih ada, tetapi kita sudah berani menghadapinya. Paling tidak satu langkah maju sudah terjadi.
Dan yakinlah bahwa Allah begitu dekat, pertolongan-Nya begitu dekat.
Yang terasa cukup pelik, yang terasa sulit dicari pemecahannya? Yang terasa hampir membuat putus asa?
Dan dalam keterpurukan itu Allah tiba-tiba saja memberikan jawabannya.
Dan ada kalanya jawaban itu bukan berupa jawaban atas persoalan itu sendiri. Tetapi berupa titik terang, bahwa sebenarnya kita tidak perlu gelisah, bahwa kita tidak perlu khawatir.
Dan ketika ini terjadi, hati sudah bisa menjadi sangat tenang.
Maka memang doa yang paling tepat bukanlah “kabulkan semua permintaanku” tetapi “hilangkan rasa sedihku, hilangkan rasa takutku”.
Persoalannya mungkin masih ada, tetapi kita sudah berani menghadapinya. Paling tidak satu langkah maju sudah terjadi.
Dan yakinlah bahwa Allah begitu dekat, pertolongan-Nya begitu dekat.
Insya Allah - Maher Zain
Everytime you feel like you cannot go on
You feel so lost
That your so alone
All you is see is night
And darkness all around
You feel so helpless
You can’t see which way to go
Don’t despair and never loose hope
Cause Allah is always by your side
Insha Allah x3
Insya Allah you’ll find your way
Everytime you commit one more mistake
You feel you can’t repent
And that its way too late
Your’re so confused, wrong decisions you have made
Haunt your mind and your heart is full of shame
Don’t despair and never loose hope
Cause Allah is always by your side
Insha Allah x3
Insya Allah you’ll find your way
Insha Allah x3
Insya Allah you’ll find your way
Turn to Allah
He’s never far away
Put your trust in Him
Raise your hands and pray
OOO Ya Allah
Guide my steps don’t let me go astray
You’re the only one that showed me the way,
Showed me the way x2
Insyaallah x3
Insya Allah we’ll find the way
You feel so lost
That your so alone
All you is see is night
And darkness all around
You feel so helpless
You can’t see which way to go
Don’t despair and never loose hope
Cause Allah is always by your side
Insha Allah x3
Insya Allah you’ll find your way
Everytime you commit one more mistake
You feel you can’t repent
And that its way too late
Your’re so confused, wrong decisions you have made
Haunt your mind and your heart is full of shame
Don’t despair and never loose hope
Cause Allah is always by your side
Insha Allah x3
Insya Allah you’ll find your way
Insha Allah x3
Insya Allah you’ll find your way
Turn to Allah
He’s never far away
Put your trust in Him
Raise your hands and pray
OOO Ya Allah
Guide my steps don’t let me go astray
You’re the only one that showed me the way,
Showed me the way x2
Insyaallah x3
Insya Allah we’ll find the way
Hadits : Qurban
Hadits Zaid ibn Arqam, ia berkata atau mereka berkata:
“Wahai Rasulullah SAW, apakah kurban itu?”
Rasulullah menjawab: “Kurban adalah sunahnya bapak kalian, Nabi Ibrahim.”
Mereka menjawab: “Apa keutamaan yang kami akan peroleh dengan kurban itu?”
Rasulullah menjawab: “Setiap satu helai rambutnya adalah satu kebaikan.”
Mereka menjawab: “Kalau bulu-bulunya?”
Rasulullah menjawab: “Setiap satu helai bulunya juga satu kebaikan.”
(H.R. Ahmad dan Ibnu Majah)
(Copy paste dari email Hikmah Pagi di kantor)
“Wahai Rasulullah SAW, apakah kurban itu?”
Rasulullah menjawab: “Kurban adalah sunahnya bapak kalian, Nabi Ibrahim.”
Mereka menjawab: “Apa keutamaan yang kami akan peroleh dengan kurban itu?”
Rasulullah menjawab: “Setiap satu helai rambutnya adalah satu kebaikan.”
Mereka menjawab: “Kalau bulu-bulunya?”
Rasulullah menjawab: “Setiap satu helai bulunya juga satu kebaikan.”
(H.R. Ahmad dan Ibnu Majah)
(Copy paste dari email Hikmah Pagi di kantor)
Tuesday, September 27, 2011
Keajaiban Marci Schimoff
Sore ini saya terima email bagus sekali. Semoga menginspirasi.
==
Message of Monday - Senin 4 Juli 2011
Keajaiban Marci Schimoff
Oleh: Sonny Wibisono
"Charity begins at home, but should not end there."
-- Peribahasa Amerika
SEORANG kawan saya, Pak Bayu Ludvianto, penulis buku best seller
`Analisis Tulisan Tangan: Grapho for Success', beberapa hari yang lalu
mengirim pesan blackberry messenger (BBM) ke saya. Pesan BBM ini ia
sampaikan juga ke rekan lainnya. Isi pesannya, "Kami sedang
mempraktekkan ajaran Marci Schimoff untuk `mengeluarkan dari rumah' 17
barang yang tak terpakai sejak 6 bulan lalu, setiap hari selama 40 hari.
Beberapa hari kami berhasil `mengeluarkan' 17 item, beberapa hari lain
kami hanya berhasil 8 tetapi efeknya? Waooo, rejeki mengalir masuk dari
berbagai sumber. Hari demi hari. Bayangkan kalau kami bisa berhasil
`mengeluarkan dari rumah' 680 items dalam 40 hari? Hmmmm ini tantangan,
well mumpung pagi kami mau seleksi `barang yang mau dikeluarin lagi
nih'. Hmm, Apa lagi ya?? Udah dapat lima nih!"
Pak Bayu sedang mempraktikkan aturan main dari Marci Shimoff. Shimoff
adalah motivator terkenal asal Amerika, penulis buku best seller, `Happy
For No Reason' dan `Love For No Reason'. Buku-buku seri 'Chicken Soup'
yang fenomenal itu beberapa diantaranya juga merupakan garapan dari
Shimoff.
Dalam buku aslinya, 'Happy For No Reason', Schimoff berkisah bahwa ia
mengeluarkan 27 barang selama 9 hari berturut-turut dari rumahnya, atau
bila ditotal 243 barang. Barang-barang bekas, jarang dipakai, yang
sebenarnya masih bisa digunakan, bahkan barang-barang yang tergolong
baru sekalipun. Kemudian barang-barang tersebut diberikan kepada mereka
yang membutuhkan. Sebenarnya, apa yang dilakukan Shimoff bukanlah hal
baru, karena seperti yang ditulis olehnya, ini merupakan ritual feng
shui. Schimoff menamakannya dengan`give-away game'.
Lantas, apa yang diperoleh oleh Shimoff kemudian? Ia mengatakan bahwa
beberapa keajaiban menghampiri dirinya, dan bukan itu saja, ujarnya,
"...I feel lighter, clearer, and more excited about what I get to create
next in life. I've done this practice three times now, and each time,
wonderful things have happened...."
Kawan saya, Pak Bayu, tidak memilih 27 items dalam waktu 9 hari, tetapi
17 items dalam waktu 40 hari berturut-turut. Sungguh menarik. Apa
alasannya? Pak Bayu memilih angka-angka tersebut karena angka 17
mengingatkannya tentang hari kemerdekaan RI, dan mengeluarkan barang
berarti kebebasan dari kemelekatan pada barang-barang tersebut.
Sedangkan jumlah 40 mengingatkannya akan budaya Jawa yang sering memakai
angka 40. Rumah pun makin terlihat rapi dan resik.
Apakah keajaiban juga datang padanya dan kawan-kawannya? Berikut
kisahnya. Setelah ia membereskan rumahnya, selain rumahnya terlihat
nyaman dan bersih, ia mendapatkan rezeki yang masuk mengalir ke
rumahnya. Seorang kawan Pak Bayu mendapat hadiah jam tangan Guess secara
tak terduga-duga ketika ia selesai mengeluarkan beberapa barang dari
rumahnya. Lalu seorang ibu bercerita tentang pengalamannya berbagi,
awalnya si ibu agak kesulitan untuk mendapat anak kedua, bahkan sudah ke
dokter segala. Setelah beres-beres kamar anak pertamanya, ia
membagi-bagikan mainan yang sudah tidak dipakai, dan dalam beberapa hari
kemudian dinyatakan hamil. Dan, ini yang lebih wow lagi, seorang kawan
Pak Bayu di pagi hari mendapatkan BMW 320i! This is a true story!
Seseorang mengirimkan mobil itu langsung ke rumah kawan Pak Bayu setelah
ia merapikan rumahnya dari barang-barang rongsokan. Padahal menurut Pak
Bayu, ia belum menyampaikan pesan itu ke kawannya. Hanya berselang
beberapa jam ia mengirimkan pesan itu setelah sang kawan mendapatkan
mobil mewah tersebut. Yang mengejutkan, cerita keajaiban masih terus
mengalir ke bbm saya hingga saat ini.
Berbagi memang bisa dilakukan dengan berbagai cara. Aturan main yang
dilakukan Shimoff hanyalah sekian dari berbagai cara kita berbagi
terhadap sesama. Penelitian manapun memperlihatkan, dengan memberi
terhadap sesama, membuat diri kita menjadi lebih bahagia. Lagi pula,
dengan berbagi, tak akan ada yang hilang dari apa yang Anda berikan.
Malah sebaliknya, ia akan kembali lagi. Sesuai dengan hukum kekekalan
energi, tiada energi yang hilang bila dikeluarkan, ia akan kembali dalam
bentuk lain.
Tidak harus Anda mengikuti jumlah barang yang dikeluarkan dalam sekian
hari seperti yang dilakukan oleh Shimoff. Anda boleh memilih sesuka
hati. Sebaiknya Anda menetapkan jumlahnya, asalkan ada target. Bila
sekenanya, maka tak ada tekanannya. Nah, bagaimana, Anda siap untuk
memulainya?
==
Message of Monday - Senin 4 Juli 2011
Keajaiban Marci Schimoff
Oleh: Sonny Wibisono
"Charity begins at home, but should not end there."
-- Peribahasa Amerika
SEORANG kawan saya, Pak Bayu Ludvianto, penulis buku best seller
`Analisis Tulisan Tangan: Grapho for Success', beberapa hari yang lalu
mengirim pesan blackberry messenger (BBM) ke saya. Pesan BBM ini ia
sampaikan juga ke rekan lainnya. Isi pesannya, "Kami sedang
mempraktekkan ajaran Marci Schimoff untuk `mengeluarkan dari rumah' 17
barang yang tak terpakai sejak 6 bulan lalu, setiap hari selama 40 hari.
Beberapa hari kami berhasil `mengeluarkan' 17 item, beberapa hari lain
kami hanya berhasil 8 tetapi efeknya? Waooo, rejeki mengalir masuk dari
berbagai sumber. Hari demi hari. Bayangkan kalau kami bisa berhasil
`mengeluarkan dari rumah' 680 items dalam 40 hari? Hmmmm ini tantangan,
well mumpung pagi kami mau seleksi `barang yang mau dikeluarin lagi
nih'. Hmm, Apa lagi ya?? Udah dapat lima nih!"
Pak Bayu sedang mempraktikkan aturan main dari Marci Shimoff. Shimoff
adalah motivator terkenal asal Amerika, penulis buku best seller, `Happy
For No Reason' dan `Love For No Reason'. Buku-buku seri 'Chicken Soup'
yang fenomenal itu beberapa diantaranya juga merupakan garapan dari
Shimoff.
Dalam buku aslinya, 'Happy For No Reason', Schimoff berkisah bahwa ia
mengeluarkan 27 barang selama 9 hari berturut-turut dari rumahnya, atau
bila ditotal 243 barang. Barang-barang bekas, jarang dipakai, yang
sebenarnya masih bisa digunakan, bahkan barang-barang yang tergolong
baru sekalipun. Kemudian barang-barang tersebut diberikan kepada mereka
yang membutuhkan. Sebenarnya, apa yang dilakukan Shimoff bukanlah hal
baru, karena seperti yang ditulis olehnya, ini merupakan ritual feng
shui. Schimoff menamakannya dengan`give-away game'.
Lantas, apa yang diperoleh oleh Shimoff kemudian? Ia mengatakan bahwa
beberapa keajaiban menghampiri dirinya, dan bukan itu saja, ujarnya,
"...I feel lighter, clearer, and more excited about what I get to create
next in life. I've done this practice three times now, and each time,
wonderful things have happened...."
Kawan saya, Pak Bayu, tidak memilih 27 items dalam waktu 9 hari, tetapi
17 items dalam waktu 40 hari berturut-turut. Sungguh menarik. Apa
alasannya? Pak Bayu memilih angka-angka tersebut karena angka 17
mengingatkannya tentang hari kemerdekaan RI, dan mengeluarkan barang
berarti kebebasan dari kemelekatan pada barang-barang tersebut.
Sedangkan jumlah 40 mengingatkannya akan budaya Jawa yang sering memakai
angka 40. Rumah pun makin terlihat rapi dan resik.
Apakah keajaiban juga datang padanya dan kawan-kawannya? Berikut
kisahnya. Setelah ia membereskan rumahnya, selain rumahnya terlihat
nyaman dan bersih, ia mendapatkan rezeki yang masuk mengalir ke
rumahnya. Seorang kawan Pak Bayu mendapat hadiah jam tangan Guess secara
tak terduga-duga ketika ia selesai mengeluarkan beberapa barang dari
rumahnya. Lalu seorang ibu bercerita tentang pengalamannya berbagi,
awalnya si ibu agak kesulitan untuk mendapat anak kedua, bahkan sudah ke
dokter segala. Setelah beres-beres kamar anak pertamanya, ia
membagi-bagikan mainan yang sudah tidak dipakai, dan dalam beberapa hari
kemudian dinyatakan hamil. Dan, ini yang lebih wow lagi, seorang kawan
Pak Bayu di pagi hari mendapatkan BMW 320i! This is a true story!
Seseorang mengirimkan mobil itu langsung ke rumah kawan Pak Bayu setelah
ia merapikan rumahnya dari barang-barang rongsokan. Padahal menurut Pak
Bayu, ia belum menyampaikan pesan itu ke kawannya. Hanya berselang
beberapa jam ia mengirimkan pesan itu setelah sang kawan mendapatkan
mobil mewah tersebut. Yang mengejutkan, cerita keajaiban masih terus
mengalir ke bbm saya hingga saat ini.
Berbagi memang bisa dilakukan dengan berbagai cara. Aturan main yang
dilakukan Shimoff hanyalah sekian dari berbagai cara kita berbagi
terhadap sesama. Penelitian manapun memperlihatkan, dengan memberi
terhadap sesama, membuat diri kita menjadi lebih bahagia. Lagi pula,
dengan berbagi, tak akan ada yang hilang dari apa yang Anda berikan.
Malah sebaliknya, ia akan kembali lagi. Sesuai dengan hukum kekekalan
energi, tiada energi yang hilang bila dikeluarkan, ia akan kembali dalam
bentuk lain.
Tidak harus Anda mengikuti jumlah barang yang dikeluarkan dalam sekian
hari seperti yang dilakukan oleh Shimoff. Anda boleh memilih sesuka
hati. Sebaiknya Anda menetapkan jumlahnya, asalkan ada target. Bila
sekenanya, maka tak ada tekanannya. Nah, bagaimana, Anda siap untuk
memulainya?
Metode Menghafal Al Qur’an untuk Anak-anak
Kemarin Cak Amin, guru tahfizh saya menyampaikan tentang metode menghafal Al Qur’an yang ternyata sangat efektif untuk anak-anak.
Yaitu menggunakan MP3 Player dan Al Qur’an. Simpel kaan?
Metode ini digunakan di Arab Saudi, untuk anak-anak yang baru berusia 3.5 tahun! Dan anak-anak itu berhasil menghafal Al Qur’an, menjadi penghafal Al Qur’an termuda di dunia.
Dalam metode ini, anak-anak ditempatkan di sebuah ruangan. Masing-masing memiliki Al Qur’an yang besar (ajaibnya lagi, di usia 3.5 tahun, mereka sudah bisa membaca Al Qur’an :-) ), lalu diperdengarkanlah MP3 salah satu surat, misalnya An Naba, dari bacaan Al Qur’an seorang Imam, misalnya Imam Sudais.
Mereka diminta untuk ikut membaca. Benar-benar harus mengikuti membaca. Surat An Naba tersebut diulang sampai 20 kali.
Anak kecil yang memang sebenarnya sangat mudah menghafal, akan segera dapat menghafalkan surat An Naba tersebut, lengkap dengan nada sesuai Imam Sudais.
Cara ini bisa digunakan untuk anak-anak kita menghafalkan Al Qur’an. Atau bisa juga untuk kita. Kira-kira demikian tahapannya :
1. Tetapkan satu jadwal setiap hari, misalnya setelah shalat maghrib selama 20 menit.
2. Minta anak-anak untuk membuka Al Qur’an.
3. Perdengarkan MP3 bacaan Al Qur’an salah satu Imam untuk salah satu surat.
4. Minta mereka ikut membaca bersama MP3 tersebut, benar-benar ikut membaca. Jika perlu, berikan teguran jika mereka tidak ikut membaca.
5. Ulang MP3 surat tersebut sampai sampai 20x.
6. Setelah selesai, minta mereka untuk membacakan hafalan tersebut tanpa MP3, tanpa membaca. Insya Allah sudah bisa.
7. Besok, setor dulu surat sebelumnya, lalu mulai menghafal surat yang lain.
8. Yang penting, disiplin agar tetap konsisten :-)
Selamat mencoba, dan semoga sukses :-)
Yaitu menggunakan MP3 Player dan Al Qur’an. Simpel kaan?
Metode ini digunakan di Arab Saudi, untuk anak-anak yang baru berusia 3.5 tahun! Dan anak-anak itu berhasil menghafal Al Qur’an, menjadi penghafal Al Qur’an termuda di dunia.
Dalam metode ini, anak-anak ditempatkan di sebuah ruangan. Masing-masing memiliki Al Qur’an yang besar (ajaibnya lagi, di usia 3.5 tahun, mereka sudah bisa membaca Al Qur’an :-) ), lalu diperdengarkanlah MP3 salah satu surat, misalnya An Naba, dari bacaan Al Qur’an seorang Imam, misalnya Imam Sudais.
Mereka diminta untuk ikut membaca. Benar-benar harus mengikuti membaca. Surat An Naba tersebut diulang sampai 20 kali.
Anak kecil yang memang sebenarnya sangat mudah menghafal, akan segera dapat menghafalkan surat An Naba tersebut, lengkap dengan nada sesuai Imam Sudais.
Cara ini bisa digunakan untuk anak-anak kita menghafalkan Al Qur’an. Atau bisa juga untuk kita. Kira-kira demikian tahapannya :
1. Tetapkan satu jadwal setiap hari, misalnya setelah shalat maghrib selama 20 menit.
2. Minta anak-anak untuk membuka Al Qur’an.
3. Perdengarkan MP3 bacaan Al Qur’an salah satu Imam untuk salah satu surat.
4. Minta mereka ikut membaca bersama MP3 tersebut, benar-benar ikut membaca. Jika perlu, berikan teguran jika mereka tidak ikut membaca.
5. Ulang MP3 surat tersebut sampai sampai 20x.
6. Setelah selesai, minta mereka untuk membacakan hafalan tersebut tanpa MP3, tanpa membaca. Insya Allah sudah bisa.
7. Besok, setor dulu surat sebelumnya, lalu mulai menghafal surat yang lain.
8. Yang penting, disiplin agar tetap konsisten :-)
Selamat mencoba, dan semoga sukses :-)
Al Qur’an Call – Setor Hafalan via Telepon
Beberapa waktu lalu saya menulis tentang setoran hafalan via telepon, yang sepertinya cukup efektif untuk orang yang saat ini sibuk, ditambah dengan kondisi jalan yang macet, sehingga sulit untuk rutin bertemu guru untuk menyetorkan hafalan.
Ternyata, metode ini sudah ada di website Daarul Qur’an :-)
Dan, saya Tanya Cak Amin, guru tahfizh saya yang juga guru di Daarul Qur’an, malah ternyata sudah ada sejak 2008 :-)
Wehehe, Alhamdulillah kalau begitu.
Jadi sebenarnya sudah ada sarananya, kalau ada yang mau mulai menghafal, dan menyetorkan hafalannya.
Mungkin ada yang tanya, apa manfaat setoran hafalan? Yang terutama adalah mengecek benar tidaknya hafalan, termasuk cara membaca huruf-hurufnya, dan panjang pendeknya. Jika tidak disetor, sering kali kita merasa sudah benar, padahal ada satu dua yang masih kurang tepat.
Penjelasan lebih lanjut dari Cak Amin, di Al Qur’an Call tersebut selalu ada “guru” yang siap menerima setoran, dan di sana kita juga bisa minta guru untuk datang ke rumah.
Yuuukk kita mulai menghafal Al Qur’an yuukk..
Ternyata, metode ini sudah ada di website Daarul Qur’an :-)
Dan, saya Tanya Cak Amin, guru tahfizh saya yang juga guru di Daarul Qur’an, malah ternyata sudah ada sejak 2008 :-)
Wehehe, Alhamdulillah kalau begitu.
Jadi sebenarnya sudah ada sarananya, kalau ada yang mau mulai menghafal, dan menyetorkan hafalannya.
Mungkin ada yang tanya, apa manfaat setoran hafalan? Yang terutama adalah mengecek benar tidaknya hafalan, termasuk cara membaca huruf-hurufnya, dan panjang pendeknya. Jika tidak disetor, sering kali kita merasa sudah benar, padahal ada satu dua yang masih kurang tepat.
Penjelasan lebih lanjut dari Cak Amin, di Al Qur’an Call tersebut selalu ada “guru” yang siap menerima setoran, dan di sana kita juga bisa minta guru untuk datang ke rumah.
Yuuukk kita mulai menghafal Al Qur’an yuukk..
Friday, September 23, 2011
Mewujudkan Baiti Jannati
Ceramah kali ini disampaikan Ustadzah Nani Handayani, mohon maaf saya hanya datang di 15 menit terakhir, mudah-mudahan tetap ada manfaatnya :-)
Rezeki tidak bisa dibandingkan dengan gaji. Rezeki akan Allah berikan dari mana pun sumbernya. Sedangkan gaji sesuai dengan ketentuan yang ada.
Ada contoh dari Ustadzah Nani, seorang ibu rumah tangga yang bersuamikan supir, selalu mengutamakan sekolah anak-anak dari berapa pun dana yang diterimanya. Dan Alhamdulillah ketiga anaknya dapat terus melanjutkan sekolah sampai ke perguruan tinggi.
Jika terjadi perselisihan antar orang tua, tetap utamakan anak. Jadikan Allah sebagai pelindung.
Untuk mengetahui seseorang, dapat kita lihat dari loyalitas dan kesetiaannya ke mana. Kebaikan sangat berkaitan dengan pengorbanan, dan ganjaran dari Allah tergantung pada pengorbanan yang kita lakukan.
Persembahkan cinta pada Allah di atas segalanya. Buatlah aturan dalam keluarga, bahwa hanya akan mengikuti aturan Allah.
Nasihat Ustadzah Yoyoh Yusroh kepada anak-anaknya, apapun yang dilakukan, mudah-mudahan seluruh anggota keluarga dapat “reuni” di surga, dari pintu mana pun nanti masuknya.
Rezeki tidak bisa dibandingkan dengan gaji. Rezeki akan Allah berikan dari mana pun sumbernya. Sedangkan gaji sesuai dengan ketentuan yang ada.
Ada contoh dari Ustadzah Nani, seorang ibu rumah tangga yang bersuamikan supir, selalu mengutamakan sekolah anak-anak dari berapa pun dana yang diterimanya. Dan Alhamdulillah ketiga anaknya dapat terus melanjutkan sekolah sampai ke perguruan tinggi.
Jika terjadi perselisihan antar orang tua, tetap utamakan anak. Jadikan Allah sebagai pelindung.
Untuk mengetahui seseorang, dapat kita lihat dari loyalitas dan kesetiaannya ke mana. Kebaikan sangat berkaitan dengan pengorbanan, dan ganjaran dari Allah tergantung pada pengorbanan yang kita lakukan.
Persembahkan cinta pada Allah di atas segalanya. Buatlah aturan dalam keluarga, bahwa hanya akan mengikuti aturan Allah.
Nasihat Ustadzah Yoyoh Yusroh kepada anak-anaknya, apapun yang dilakukan, mudah-mudahan seluruh anggota keluarga dapat “reuni” di surga, dari pintu mana pun nanti masuknya.
Ihtikar (Menimbun Barang)
Ceramah dzuhur kali ini disampaikan oleh Ust. Ade Purnama, dengan topik Ihtikar.
Sebelum masuk ke topik, ustadz menjelaskan tentang puasa syawal, yang berdasarkan pada satu hadits (hadits ahad) yang berasal dari Abu Ayyub Al Anshory.
Abu Ayyub Al Anshory adalah yang rumahnya digunakan oleh Nabi Muhammad setelah dipilih berdasarkan berhentinya unta Rasulullah. Ketika Rasulullah berkata bahwa Konstantinopel akan ditaklukkan Islam, dan bahwa sebaik-baik panglima adalah panglima pada penaklukan Konstantinopel, sebaik-baik pasukan adalah pasukan pada penaklukan Konstantinopel, maka Abu Ayyub Al Anshory langsung berangkat ke Konstantinopel dan akhirnya syahid di benteng Konstantinopel.
Konstantinopel baru ditaklukkan 400 tahun kemudian oleh Muhamman Al Fatih yang saat itu berusia 24 tahun.
Maka, perlu diyakini bahwa umur perjuangan sangat panjang, lebih panjang dari umur para pejuangnya.
Di antara buah puasa, sebagai ciri ketakwaan, adalah tidak mencari harta dengan cara yang bathil.
Ihtikar adalah menimbun dengan maksud menghilangkan barang di pasaran, sehingga otomatis harga naik, dan ia bisa mempermainkan harga. Ihtikar termasuk mencari harta dengan cara bathil.
Rasulullah SAW bersabda, “Tidak akan melakukan ihtikar kecuali para pendosa.”
Untuk dinar emas, kita membeli dengan tujuan melindungi nilai tukar, bukan untuk mempermainkan harga, maka tidak termasuk dalam ihtikar. Ada perbedaan mendasar antara dinar emas dan uang kertas. Pada dinar emas, nilai tukar dan nilai barang (bahan emas pembuat dinarnya) sama. Sedangkan pada uang kertas, nilai yang tertulis tidak sama dengan nilai bahannya.
Contoh lain, jika kita sebagai karyawan, yang juga memiliki sawah di kampung. Karena kita belum membutuhkan hasil panennya, maka hasil panen tersebut disimpan di lumbung. Suatu ketika, di saat paceklik dan harga sedang tinggi, kita membutuhkan dana, dan menjual hasil panen tersebut dengan harga saat itu yang tinggi. Karena hal ini terjadi bukan kita niatkan, tidak ada kesengajaan, maka tidak termasuk ihtikar.
Namun, jika kita membeli ketika harga murah, lalu berniat untuk menjual ketika paceklik waktu harga mahal, maka ini adalah memanfaatkan kenaikan harga akibat kurangnya barang ketika harganya tinggi, sehingga termasuk ke dalam “berbau ihtikar”.
Pembelian cash penjualan kredit dibolehkan. Begitu pula sebaliknya, pembelian kredit penjualan cash. Penjualan atas barang yang belum lunas pun dibolehkan.
Yang tidak dibolehkan adalah pindah transaksi di tengah-tengah, yaitu menjual dengan 2 harga. Misalnya harga cash 1jt, harga kredit 100rb per bulan selama setahun. Ini dibolehkan, kita bisa memilih salah satu dari skema tersebut. Selanjutnya, misalnya kita memilih skema kredit, namun setelah 6 bulan, kita akan melunasi, dan meminta untuk digunakan skema cash. Hal ini tidak dibolehkan.
Bedanya pegadaian syariah dan non syariah, pada pegadaian syariah, biaya adalah untuk sewa tempat, bukan skema tebus – lelang. Pegadaian adalah untuk jaminan ketika membantu orang yang sedang kesusahan, bukan dalam rangka mencari keuntungan, juga bukan memanfaatkan kesusahan orang untuk mencari kesenangan.
Ada skema gadai yang beredar di masyarakat, yang sangat dzalim. Yaitu penggadaian sawah, yang selama peminjam dana belum melunasi, sawah digarap oleh pemberi pinjaman. Yang lebih dzalim lagi, sawah tetap digarap oleh peminjam, namun separuh hasilnya diberikan kepada pemberi pinjaman.
Sebelum masuk ke topik, ustadz menjelaskan tentang puasa syawal, yang berdasarkan pada satu hadits (hadits ahad) yang berasal dari Abu Ayyub Al Anshory.
Abu Ayyub Al Anshory adalah yang rumahnya digunakan oleh Nabi Muhammad setelah dipilih berdasarkan berhentinya unta Rasulullah. Ketika Rasulullah berkata bahwa Konstantinopel akan ditaklukkan Islam, dan bahwa sebaik-baik panglima adalah panglima pada penaklukan Konstantinopel, sebaik-baik pasukan adalah pasukan pada penaklukan Konstantinopel, maka Abu Ayyub Al Anshory langsung berangkat ke Konstantinopel dan akhirnya syahid di benteng Konstantinopel.
Konstantinopel baru ditaklukkan 400 tahun kemudian oleh Muhamman Al Fatih yang saat itu berusia 24 tahun.
Maka, perlu diyakini bahwa umur perjuangan sangat panjang, lebih panjang dari umur para pejuangnya.
Di antara buah puasa, sebagai ciri ketakwaan, adalah tidak mencari harta dengan cara yang bathil.
Ihtikar adalah menimbun dengan maksud menghilangkan barang di pasaran, sehingga otomatis harga naik, dan ia bisa mempermainkan harga. Ihtikar termasuk mencari harta dengan cara bathil.
Rasulullah SAW bersabda, “Tidak akan melakukan ihtikar kecuali para pendosa.”
Untuk dinar emas, kita membeli dengan tujuan melindungi nilai tukar, bukan untuk mempermainkan harga, maka tidak termasuk dalam ihtikar. Ada perbedaan mendasar antara dinar emas dan uang kertas. Pada dinar emas, nilai tukar dan nilai barang (bahan emas pembuat dinarnya) sama. Sedangkan pada uang kertas, nilai yang tertulis tidak sama dengan nilai bahannya.
Contoh lain, jika kita sebagai karyawan, yang juga memiliki sawah di kampung. Karena kita belum membutuhkan hasil panennya, maka hasil panen tersebut disimpan di lumbung. Suatu ketika, di saat paceklik dan harga sedang tinggi, kita membutuhkan dana, dan menjual hasil panen tersebut dengan harga saat itu yang tinggi. Karena hal ini terjadi bukan kita niatkan, tidak ada kesengajaan, maka tidak termasuk ihtikar.
Namun, jika kita membeli ketika harga murah, lalu berniat untuk menjual ketika paceklik waktu harga mahal, maka ini adalah memanfaatkan kenaikan harga akibat kurangnya barang ketika harganya tinggi, sehingga termasuk ke dalam “berbau ihtikar”.
Pembelian cash penjualan kredit dibolehkan. Begitu pula sebaliknya, pembelian kredit penjualan cash. Penjualan atas barang yang belum lunas pun dibolehkan.
Yang tidak dibolehkan adalah pindah transaksi di tengah-tengah, yaitu menjual dengan 2 harga. Misalnya harga cash 1jt, harga kredit 100rb per bulan selama setahun. Ini dibolehkan, kita bisa memilih salah satu dari skema tersebut. Selanjutnya, misalnya kita memilih skema kredit, namun setelah 6 bulan, kita akan melunasi, dan meminta untuk digunakan skema cash. Hal ini tidak dibolehkan.
Bedanya pegadaian syariah dan non syariah, pada pegadaian syariah, biaya adalah untuk sewa tempat, bukan skema tebus – lelang. Pegadaian adalah untuk jaminan ketika membantu orang yang sedang kesusahan, bukan dalam rangka mencari keuntungan, juga bukan memanfaatkan kesusahan orang untuk mencari kesenangan.
Ada skema gadai yang beredar di masyarakat, yang sangat dzalim. Yaitu penggadaian sawah, yang selama peminjam dana belum melunasi, sawah digarap oleh pemberi pinjaman. Yang lebih dzalim lagi, sawah tetap digarap oleh peminjam, namun separuh hasilnya diberikan kepada pemberi pinjaman.
Cara Mudah Dzikir 100x
Dalam tuntunan dzikir, seringkali ada dzikir yang diulang 100x.
Cara yang paling tepat tentunya menggunakan tasbih, atau hitungan tangan, atau counter, seperti yang dipakai oleh kondektur kereta api itu looowh :-)
Dengan target dzikir yang cukup banyak, padahal kita cukup punya banyak aktivitas, maka ada kalanya kita perlu bersiasat agar bisa memiliki waktu dzikir di antara kesibukan itu. Misalnya kita sambil mengerjakan sesuatu, sambil menyetir, atau sambil menunggu antrian di ATM, bank, dokter, atau bahkan di rapat, di lift, di mall, dsb.
Selain dalam rangka mencapai target dzikir tersebut, membiasakan dzikir di sebanyak mungkin waktu luang insya Allah sangat bermanfaat. Baik untuk pengendalian diri, maupun terus mengingat Allah di manapun kita berada.
Jika kita bergantung dengan tasbih, counter, ataupun dengan hitungan tangan, maka agak sulit juga untuk menyelipkan dzikir di antara kesibukan.
Tips yang bisa dicoba adalah dengan menetapkan waktu untuk melakukan dzikir tersebut.
Jadi, awalnya, di waktu yang luang, kita coba lakukan dzikir tersebut dengan kecepatan normal, dengan alat hitung tasbih, hitungan tangan, atau counter, lalu kita catat waktunya. Misalnya 6 menit, atau 8 menit.
Bisa juga lebih simpel lagi, walaupun akurasinya lebih rendah. Yaitu kita coba hitung dalam 1 menit, kita bisa mendapatkan berapa hitungan. Misalnya 1 menit 20 hitungan, maka total untuk 100 hitungan, kita perlu 5 menit.
Selanjutnya, kita dapat menggunakan waktu tersebut sebagai patokan membaca dzikir tersebut. Maka ketika di keramaian, kita cukup melihat jam, misalnya dzikir dimulai jam 10.45, dan waktu yang diperlukan adalah 5 menit, maka jam 10.51, jumlah dzikir yang direncanakan akan tercapai.
Tentunya, dengan cara ini jumlah dzikir tidak tepat betul, untuk amannya, boleh ditambahkan 1 atau 2 menit :-)
Contohnya, untuk Istighfar 100x : 8 menit
Yuk, kita perbanyak dzikir, mudah kok :-)
Cara yang paling tepat tentunya menggunakan tasbih, atau hitungan tangan, atau counter, seperti yang dipakai oleh kondektur kereta api itu looowh :-)
Dengan target dzikir yang cukup banyak, padahal kita cukup punya banyak aktivitas, maka ada kalanya kita perlu bersiasat agar bisa memiliki waktu dzikir di antara kesibukan itu. Misalnya kita sambil mengerjakan sesuatu, sambil menyetir, atau sambil menunggu antrian di ATM, bank, dokter, atau bahkan di rapat, di lift, di mall, dsb.
Selain dalam rangka mencapai target dzikir tersebut, membiasakan dzikir di sebanyak mungkin waktu luang insya Allah sangat bermanfaat. Baik untuk pengendalian diri, maupun terus mengingat Allah di manapun kita berada.
Jika kita bergantung dengan tasbih, counter, ataupun dengan hitungan tangan, maka agak sulit juga untuk menyelipkan dzikir di antara kesibukan.
Tips yang bisa dicoba adalah dengan menetapkan waktu untuk melakukan dzikir tersebut.
Jadi, awalnya, di waktu yang luang, kita coba lakukan dzikir tersebut dengan kecepatan normal, dengan alat hitung tasbih, hitungan tangan, atau counter, lalu kita catat waktunya. Misalnya 6 menit, atau 8 menit.
Bisa juga lebih simpel lagi, walaupun akurasinya lebih rendah. Yaitu kita coba hitung dalam 1 menit, kita bisa mendapatkan berapa hitungan. Misalnya 1 menit 20 hitungan, maka total untuk 100 hitungan, kita perlu 5 menit.
Selanjutnya, kita dapat menggunakan waktu tersebut sebagai patokan membaca dzikir tersebut. Maka ketika di keramaian, kita cukup melihat jam, misalnya dzikir dimulai jam 10.45, dan waktu yang diperlukan adalah 5 menit, maka jam 10.51, jumlah dzikir yang direncanakan akan tercapai.
Tentunya, dengan cara ini jumlah dzikir tidak tepat betul, untuk amannya, boleh ditambahkan 1 atau 2 menit :-)
Contohnya, untuk Istighfar 100x : 8 menit
Yuk, kita perbanyak dzikir, mudah kok :-)
Hadits - Jangan Marah
Abu Hurairah ra. berkata, seorang laki-laki berkata kepada Nabi saw.,
“Berilah aku nasihat."
Beliau menjawab,
“Jangan marah."
Beliau mengulanginya beberapa kali,
“Jangan marah!”
(H.R. Bukhari)
(Copy paste dari email Hikmah Pagi di kantor)
“Berilah aku nasihat."
Beliau menjawab,
“Jangan marah."
Beliau mengulanginya beberapa kali,
“Jangan marah!”
(H.R. Bukhari)
(Copy paste dari email Hikmah Pagi di kantor)
Thursday, September 22, 2011
Arti Bahagia
Di sebuah pagi setelah shubuh, dari seorang Kyai pimpinan sebuah pesantren di Surabaya :
“Orang menjalani hidup itu, jangan terpaku pada harapan, keinginan, target. Jangan.
Silakan kamu bercita-cita, tapi jangan terpaku. Jangan kemudian menutup diri, menolak yang selain cita-citamu itu.
Kenapa? Kalau kamu hanya terpaku pada harapanmu, maka selamanya kamu tidak akan merasakan kebahagiaan.
Sebab yang namanya orang bahagia, itu adalah orang yang lahir dan batinnya selalu siap menerima dan menghadapi kenyataan yang ada di depan matanya.
Bahagia bukanlah "terwujudnya harapan". Bukan. Itu tipuan nafsu. Itu semu dan sementara.
Coba kamu buktikan, ikuti kemauanmu, dan amati, dalam waktu yang tidak lama, kamu akan bosan, dan merasa sudah tidak bahagia lagi, padahal yang kamu inginkan itu masih ada dalam genggaman tanganmu.”
“Orang menjalani hidup itu, jangan terpaku pada harapan, keinginan, target. Jangan.
Silakan kamu bercita-cita, tapi jangan terpaku. Jangan kemudian menutup diri, menolak yang selain cita-citamu itu.
Kenapa? Kalau kamu hanya terpaku pada harapanmu, maka selamanya kamu tidak akan merasakan kebahagiaan.
Sebab yang namanya orang bahagia, itu adalah orang yang lahir dan batinnya selalu siap menerima dan menghadapi kenyataan yang ada di depan matanya.
Bahagia bukanlah "terwujudnya harapan". Bukan. Itu tipuan nafsu. Itu semu dan sementara.
Coba kamu buktikan, ikuti kemauanmu, dan amati, dalam waktu yang tidak lama, kamu akan bosan, dan merasa sudah tidak bahagia lagi, padahal yang kamu inginkan itu masih ada dalam genggaman tanganmu.”
Al Qur’an Membawa Kebaikan
Masih dari pencerahan Cak Amin, guru tahfizh saya, tentang Al Qur’an yang secara perlahan-lahan dapat menambah kebaikan, dan mengikis keburukan.
Cak Amin menceritakan tentang seorang ibu yang kaya raya di Jakarta Pusat, dengan suami yang juga sangat sibuk, sampai tidak memiliki waktu lagi untuk mendidik anak-anaknya. Dan anak-anaknya akhirnya berada di jalan yang sangat sesat. Yang laki-laki minum minuman keras dan sering membawa teman perempuan ke rumah. Yang perempuan pergi malam pulang pagi. Dan sulitnya, mereka sudah tidak bisa lagi dinasehati.
Sang Ibu sangat terpukul dan mencari bantuan ke PTIQ, tempat Cak Amin belajar. Di PTIQ, sang Ibu bertemu ustadz di PTIQ dan bercerita tentang masalahnya. Akhirnya, sebagaimana yang biasa diterapkan di PTIQ, bahwa jika ada yang bermasalah, dibacakan Al Qur’an sampai khatam. Maka, kepada Ibu tersebut disarankan agar di rumahnya dibacakan Al Qur’an sampai khatam, misalnya 1 bulan sekali khatam, atau 2 bulan sekali, atau bahkan 1 tahuh sekali.
Sang Ibu memutuskan bahwa ia ingin agar di rumahnya Al Qur’an dapat dikhatamkan seminggu sekali. Maka dipanggillah para hafizh Al Qur’an setiap hari ke rumahnya untuk mewujudkan target tersebut.
Singkat cerita, setelah 10 tahun berlalu, perlahan-lahan, sang anak mulai dapat diajak bicara, dimulai dari hal-hal yang ringan, misalnya bahwa keluar malam tidak baik untuk kesehatan. Sampai akhirnya mereka kembali menjadi anak yang saleh dan salehah, dan bahkan ada yang berniat untuk menghafalkan Al Qur’an.
Subhanallah. Semoga kita semua dapat terus mendekatkan diri kepada Al Qur’an, dan terus memperbaiki diri dan meninggalkan semua keburukan.
Cak Amin menceritakan tentang seorang ibu yang kaya raya di Jakarta Pusat, dengan suami yang juga sangat sibuk, sampai tidak memiliki waktu lagi untuk mendidik anak-anaknya. Dan anak-anaknya akhirnya berada di jalan yang sangat sesat. Yang laki-laki minum minuman keras dan sering membawa teman perempuan ke rumah. Yang perempuan pergi malam pulang pagi. Dan sulitnya, mereka sudah tidak bisa lagi dinasehati.
Sang Ibu sangat terpukul dan mencari bantuan ke PTIQ, tempat Cak Amin belajar. Di PTIQ, sang Ibu bertemu ustadz di PTIQ dan bercerita tentang masalahnya. Akhirnya, sebagaimana yang biasa diterapkan di PTIQ, bahwa jika ada yang bermasalah, dibacakan Al Qur’an sampai khatam. Maka, kepada Ibu tersebut disarankan agar di rumahnya dibacakan Al Qur’an sampai khatam, misalnya 1 bulan sekali khatam, atau 2 bulan sekali, atau bahkan 1 tahuh sekali.
Sang Ibu memutuskan bahwa ia ingin agar di rumahnya Al Qur’an dapat dikhatamkan seminggu sekali. Maka dipanggillah para hafizh Al Qur’an setiap hari ke rumahnya untuk mewujudkan target tersebut.
Singkat cerita, setelah 10 tahun berlalu, perlahan-lahan, sang anak mulai dapat diajak bicara, dimulai dari hal-hal yang ringan, misalnya bahwa keluar malam tidak baik untuk kesehatan. Sampai akhirnya mereka kembali menjadi anak yang saleh dan salehah, dan bahkan ada yang berniat untuk menghafalkan Al Qur’an.
Subhanallah. Semoga kita semua dapat terus mendekatkan diri kepada Al Qur’an, dan terus memperbaiki diri dan meninggalkan semua keburukan.
Istiqamah, Al Qur'an, dan Marah
Alhamdulillah hari ini dapat satu pencerahan dari Cak Amin, guru tahfizh saya, dan berkaitan dengan niat saya untuk berhenti jadi pemarah :-)
Konteksnya masih dalam rangka menghafal Al Qur'an. Bahwa untuk menghafal Al Qur'an, diperlukan niat yang kuat, juga usaha yang sungguh-sungguh. Perlu ditetapkan jadwal wajib harian, yang tidak terganggu oleh aktivitas lain, serta tidak terganggu oleh interaksi dengan orang lain.
Dan yang terpenting dalam menjalankan itu, adalah sifat isitqamah. Istiqamah, disebut oleh ulama lebih baik daripada seribu karomah. Dan ternyata istiqamah adalah salah satu tanda orang yang ikhlash.
Cak Amin sendiri misalnya, menjadwalkan waktu wajib mengulang hafalan Al Qur’an ketika dalam perjalanan dengan sepeda motor setiap harinya, dari rumah dan ke berbagai tempat mengajar. Dalam perjalanan itu, bisa diulang 1 sampai 2.5 juz. Subhanallah. Dan karena melakukan perjalanan sambil menghafal, ada manfaat lain yang bisa diperoleh, yaitu emosi lebih terkendali, menghadapi perilaku pengendara motor di jalan yang beraneka ragam.
Wah! Pas sekali dengan saya yang sedang mencari cara untuk berhenti jadi pemarah. Sepertinya dengan lebih sering mengulang hafalan di mana pun berada, mudah-mudahan akan memudahkan saya untuk mengendalikan emosi, semakin sabar, zero anger :-)
Semoga :-)
Konteksnya masih dalam rangka menghafal Al Qur'an. Bahwa untuk menghafal Al Qur'an, diperlukan niat yang kuat, juga usaha yang sungguh-sungguh. Perlu ditetapkan jadwal wajib harian, yang tidak terganggu oleh aktivitas lain, serta tidak terganggu oleh interaksi dengan orang lain.
Dan yang terpenting dalam menjalankan itu, adalah sifat isitqamah. Istiqamah, disebut oleh ulama lebih baik daripada seribu karomah. Dan ternyata istiqamah adalah salah satu tanda orang yang ikhlash.
Cak Amin sendiri misalnya, menjadwalkan waktu wajib mengulang hafalan Al Qur’an ketika dalam perjalanan dengan sepeda motor setiap harinya, dari rumah dan ke berbagai tempat mengajar. Dalam perjalanan itu, bisa diulang 1 sampai 2.5 juz. Subhanallah. Dan karena melakukan perjalanan sambil menghafal, ada manfaat lain yang bisa diperoleh, yaitu emosi lebih terkendali, menghadapi perilaku pengendara motor di jalan yang beraneka ragam.
Wah! Pas sekali dengan saya yang sedang mencari cara untuk berhenti jadi pemarah. Sepertinya dengan lebih sering mengulang hafalan di mana pun berada, mudah-mudahan akan memudahkan saya untuk mengendalikan emosi, semakin sabar, zero anger :-)
Semoga :-)
Wednesday, September 21, 2011
Saya dan Marah
Tadi pagi saya ngobrol-ngobrol dengan anak saya yang kedua. Saya berbicara bahwa ada hari-hari kita sepertinya banyak masalah, banyak kekacauan, biasanya itu karena ada kebiasaan baik yang kita lupakan. Misalnya biasanya kita berinfak, kita lupa. Atau biasanya kita berdoa pagi hari, kita lupa.
Lalu anak saya bertanya, "Memangnya ada ya hari Mama yang kacau?"
Saya jawab, "Iya ada, misalnya banyak kerjaan yang gak selesai, atau Mama marah-marah terus."
Lalu saya tanya juga dia, "Kalau Adek gimana, ada nggak hari yang kacau?"
Anak saya menjawab, "Kayaknya setiap hari kacau, misalnya dimarahin Mama."
Weleh, kasian juga anak saya. Saya coba tanya lagi apa benar tiap hari saya marah? Kata dia iya. Waduh. Benar-benar harus ada perubahan mendasar nih.
Lalu saya pun berkomitmen pada dia, bahwa sejak saat itu, "Mama mau nggak marah-marah lagi." Dia tanya, "Hari ini aja apa seterusnya?". Saya jawab seterusnya.
Sebenarnya ini sudah jadi target 2011 saya, tapi sejauh ini sepertinya masih belum sukses :-)
Kalau kembali ke masa lalu, saya sebenarnya sangat-sangat tidak pemarah. Saya pernah punya prinsip bahwa, "Apa perlunya marah? Segala sesuatu bisa disampaikan tanpa marah."
Namun, kalau saya coba ingat-ingat kembali, saya mulai jadi pemarah setelah saya punya anak, dan mendelegasikan perawatan anak ke perawat. Ketika "harta karun" saya itu diperlakukan dengan "cara yang tidak sesuai harapan saya yang perfeksionis ini", maka marah lah saya. Dan awalnya hanya ke perawat.
Namun, setelah "kran" marah itu terbuka, maka bergulirlah ia, merembetlah "bukaan kran" itu ke hal-hal lain, obyek-obyek lain.
Ini harus dihentikan. Sekarang. Semoga Allah memudahkan :-)
Lalu anak saya bertanya, "Memangnya ada ya hari Mama yang kacau?"
Saya jawab, "Iya ada, misalnya banyak kerjaan yang gak selesai, atau Mama marah-marah terus."
Lalu saya tanya juga dia, "Kalau Adek gimana, ada nggak hari yang kacau?"
Anak saya menjawab, "Kayaknya setiap hari kacau, misalnya dimarahin Mama."
Weleh, kasian juga anak saya. Saya coba tanya lagi apa benar tiap hari saya marah? Kata dia iya. Waduh. Benar-benar harus ada perubahan mendasar nih.
Lalu saya pun berkomitmen pada dia, bahwa sejak saat itu, "Mama mau nggak marah-marah lagi." Dia tanya, "Hari ini aja apa seterusnya?". Saya jawab seterusnya.
Sebenarnya ini sudah jadi target 2011 saya, tapi sejauh ini sepertinya masih belum sukses :-)
Kalau kembali ke masa lalu, saya sebenarnya sangat-sangat tidak pemarah. Saya pernah punya prinsip bahwa, "Apa perlunya marah? Segala sesuatu bisa disampaikan tanpa marah."
Namun, kalau saya coba ingat-ingat kembali, saya mulai jadi pemarah setelah saya punya anak, dan mendelegasikan perawatan anak ke perawat. Ketika "harta karun" saya itu diperlakukan dengan "cara yang tidak sesuai harapan saya yang perfeksionis ini", maka marah lah saya. Dan awalnya hanya ke perawat.
Namun, setelah "kran" marah itu terbuka, maka bergulirlah ia, merembetlah "bukaan kran" itu ke hal-hal lain, obyek-obyek lain.
Ini harus dihentikan. Sekarang. Semoga Allah memudahkan :-)
Hadits - Bertakwa dan Berbuat Baik
Abu Dzar Jundub bin Junadah dan Abu Abdurrahman Mu’adz bin Jabal ra., keduanya berkata, Rasulullah saw. bersabda :
“Bertakwalah kepada Allah dimanapun kamu berada.
Iringilah kesalahanmu dengan berbuat baik, niscaya kebaikan itu menghapusnya.
Dan pergaulilah manusia dengan akhlak terpuji.”
(H.R. Tirmidzi)
“Bertakwalah kepada Allah dimanapun kamu berada.
Iringilah kesalahanmu dengan berbuat baik, niscaya kebaikan itu menghapusnya.
Dan pergaulilah manusia dengan akhlak terpuji.”
(H.R. Tirmidzi)
Tuesday, September 20, 2011
Hadits - Allah Menjagamu
Abu Abbas Abdullah bin Abbas ra. berkata :
Suatu hari aku berada di belakang Rasulullah saw., (membonceng).
Beliau bersabda,
“Nak. Aku hendak mengajarimu beberapa kalimat:
Jagalah Allah, pasti Dia menjagamu.
Jagalah Allah, Dia senantiasa bersamamu.
Jika kamu memohon sesuatu, mohonlah kepada-Nya.
Jika meminta pertolongan, minta tolonglah kepada-Nya.
Ketahuilah, seandainya semua umat manusia bersatu untuk memberikan suatu kebaikan kepadamu, mereka tidak akan mampu, kecuali yang sudah ditetapkan Allah untukmu.
Dan seandainya semua umat manusia bersatu untuk mencelakakanmu, mereka tidak akan mampu, kecuali keburukan yang telah ditetapkan Allah untukmu.
Pena telah diangkat dan tinta telah kering.”
(H.R. Tirmidzi)
Suatu hari aku berada di belakang Rasulullah saw., (membonceng).
Beliau bersabda,
“Nak. Aku hendak mengajarimu beberapa kalimat:
Jagalah Allah, pasti Dia menjagamu.
Jagalah Allah, Dia senantiasa bersamamu.
Jika kamu memohon sesuatu, mohonlah kepada-Nya.
Jika meminta pertolongan, minta tolonglah kepada-Nya.
Ketahuilah, seandainya semua umat manusia bersatu untuk memberikan suatu kebaikan kepadamu, mereka tidak akan mampu, kecuali yang sudah ditetapkan Allah untukmu.
Dan seandainya semua umat manusia bersatu untuk mencelakakanmu, mereka tidak akan mampu, kecuali keburukan yang telah ditetapkan Allah untukmu.
Pena telah diangkat dan tinta telah kering.”
(H.R. Tirmidzi)
Monday, September 19, 2011
Sebaik-baik Penyampaian
Kalau kau harus mencela seseorang
Jangan kaucela ketidakmampuannya
Karena semua orang seringkali sudah berusaha maksimal
Dalam koridor kemampuan dan kesempatan yang mereka punya
Yang lebih baik adalah mencela ketidakmauan
Itu pun sebaiknya disampaikan dengan bahasa positif
Agar orang termotivasi
Agar orang tidak merasa terintimidasi
Manusia tidak ada yang sempurna
Hal yang baik akan jadi baik
Jika disampaikan dengan baik
Cara adalah segalanya
Tetaplah berkata baik
Siapa tahu itu perjumpaan terakhir kalian
Tetaplah bersikap ramah
Siapa tahu tidak ada lagi kesempatan
Menegakkan kebenaran tidak harus dengan kekerasan
Kekerasan akan membuat baur
Apakah tegak karena takut
Atau tegak karena kesepakatan
Kebenaran dengan kebaikan
Akan lebih abadi
Akan lebih meresap
Karena didasarkan kesadaran
Mungkin waktunya akan lebih panjang
Mungkin perlu beberapa kali penyampaian
Bisa jadi ribuan kali
Bisa jadi jutaan kali
Tetapi yakinlah
Di angka ke 10.001 mungkin mereka berubah
Atau di angka ke 10.000.001
Atau mungkin lebih jauh lagi
Toh tugasmu bukan mengubah orang
Tugasmu menyampaikan
Hanya menyampaikan
Karena itu sampaikan dengan sebaik-baik penyampaian
Jangan kaucela ketidakmampuannya
Karena semua orang seringkali sudah berusaha maksimal
Dalam koridor kemampuan dan kesempatan yang mereka punya
Yang lebih baik adalah mencela ketidakmauan
Itu pun sebaiknya disampaikan dengan bahasa positif
Agar orang termotivasi
Agar orang tidak merasa terintimidasi
Manusia tidak ada yang sempurna
Hal yang baik akan jadi baik
Jika disampaikan dengan baik
Cara adalah segalanya
Tetaplah berkata baik
Siapa tahu itu perjumpaan terakhir kalian
Tetaplah bersikap ramah
Siapa tahu tidak ada lagi kesempatan
Menegakkan kebenaran tidak harus dengan kekerasan
Kekerasan akan membuat baur
Apakah tegak karena takut
Atau tegak karena kesepakatan
Kebenaran dengan kebaikan
Akan lebih abadi
Akan lebih meresap
Karena didasarkan kesadaran
Mungkin waktunya akan lebih panjang
Mungkin perlu beberapa kali penyampaian
Bisa jadi ribuan kali
Bisa jadi jutaan kali
Tetapi yakinlah
Di angka ke 10.001 mungkin mereka berubah
Atau di angka ke 10.000.001
Atau mungkin lebih jauh lagi
Toh tugasmu bukan mengubah orang
Tugasmu menyampaikan
Hanya menyampaikan
Karena itu sampaikan dengan sebaik-baik penyampaian
Sabar Pertama, Syukur Konsisten
Hidup tak selamanya ceria
Teman tak selamanya gembira
Kita tak selamanya benar
Kita tak selamanya sukses
Orang lain bisa sengaja menyakiti
Bisa juga tak sengaja
Orang lain bisa sengaja merendahkan
Bisa juga tak sengaja
Ketika waktu itu tiba
Tetap tersenyum
Tetap sabar
Ujian sedang berjalan
Ruang ujian sedang dipenuhi pengawas
Melihat apa reaksi kita
Melihat kesungguhan kita
Melihat pilihan-pilihan kita
Akankah kita lulus?
Atau lagi-lagi harus mengulang?
Akankah nilai kita A?
Atau lagi-lagi C bahkan E?
Tahan semua kesalmu
Tahan semua sedihmu
Tahan semua amarahmu
Tahan semua deritamu
Bangkit, berpikir, cari solusi
Tetap tegak dan pilih reaksi
Tetap tersenyum walaupun matamu panas
Tetap sabar walaupun hatimu terbakar
Semua kejadian tidak lepas dari izin Allah
Kalau kita sedih, bisa jadi artinya kita sedih dengan pilihan Allah
Kalau kita marah, bisa jadi artinya kita marah dengan pilihan Allah
Kalau kita kesal, bisa jadi artinya kita kesal dengan pilihan Allah
Lihat sisi baiknya
Sesulit apa pun kita mencarinya
Karena ia pasti ada
Allah sudah siapkan itu untuk kita
Kritik bisa saja disampaikan dengan pedas
Kita bisa saja menuntut cara penyampaian yang lebih baik
Tapi Allah sudah tetapkan demikian
Maka tentu itulah cara yang paling tepat buat kita menurut Allah
Bahwa orang lain melakukan kesalahan dalam berlaku pada kita
Biarlah itu menjadi urusannya dengan Allah
Tak usah urus urusan orang lain
Doakan, itu jauh lebih baik
Tetap semangat
Jangan menyerah
Paralel sabar dan syukur
Carilah hikmah
Jadikan sabar reaksi pertamamu
Jadikan syukur reaksi konsistenmu
Ingat Allah dalam setiap pilihanmu
Maka masalah hidup akan senantiasa menjadi ruang ujian dan tantangan kreasimu
Mengalah
Tiada pamrih
Tiada ingin penghargaan
Kedamaian
Pandang kritik dengan obyektif
Abaikan cara penyampaian
Abaikan cara penyampaian
Catat masukan dan lakukan perbaikan
Bukan saatnya memberikan justifikasi
Bukan saatnya memberikan pembenaran
Bukan saatnya melakukan perdebatan
Terimalah masukan dan buatlah perbaikan
Bukan saatnya berdalih dengan ketidaksempurnaan
Perbaikan selalu bisa dimulai
Yang perlu dilakukan hanyalah menanggalkan ego
Bahwa memang kita perlu perbaikan
Tak usah menuntut orang lain
Cukuplah kita yang melalui ujian
Biarlah Allah yang buatkan ujian buat mereka
Doakan saja yang baik, Allah akan kabulkan juga buat kita nantinya
Teman tak selamanya gembira
Kita tak selamanya benar
Kita tak selamanya sukses
Orang lain bisa sengaja menyakiti
Bisa juga tak sengaja
Orang lain bisa sengaja merendahkan
Bisa juga tak sengaja
Ketika waktu itu tiba
Tetap tersenyum
Tetap sabar
Ujian sedang berjalan
Ruang ujian sedang dipenuhi pengawas
Melihat apa reaksi kita
Melihat kesungguhan kita
Melihat pilihan-pilihan kita
Akankah kita lulus?
Atau lagi-lagi harus mengulang?
Akankah nilai kita A?
Atau lagi-lagi C bahkan E?
Tahan semua kesalmu
Tahan semua sedihmu
Tahan semua amarahmu
Tahan semua deritamu
Bangkit, berpikir, cari solusi
Tetap tegak dan pilih reaksi
Tetap tersenyum walaupun matamu panas
Tetap sabar walaupun hatimu terbakar
Semua kejadian tidak lepas dari izin Allah
Kalau kita sedih, bisa jadi artinya kita sedih dengan pilihan Allah
Kalau kita marah, bisa jadi artinya kita marah dengan pilihan Allah
Kalau kita kesal, bisa jadi artinya kita kesal dengan pilihan Allah
Lihat sisi baiknya
Sesulit apa pun kita mencarinya
Karena ia pasti ada
Allah sudah siapkan itu untuk kita
Kritik bisa saja disampaikan dengan pedas
Kita bisa saja menuntut cara penyampaian yang lebih baik
Tapi Allah sudah tetapkan demikian
Maka tentu itulah cara yang paling tepat buat kita menurut Allah
Bahwa orang lain melakukan kesalahan dalam berlaku pada kita
Biarlah itu menjadi urusannya dengan Allah
Tak usah urus urusan orang lain
Doakan, itu jauh lebih baik
Tetap semangat
Jangan menyerah
Paralel sabar dan syukur
Carilah hikmah
Jadikan sabar reaksi pertamamu
Jadikan syukur reaksi konsistenmu
Ingat Allah dalam setiap pilihanmu
Maka masalah hidup akan senantiasa menjadi ruang ujian dan tantangan kreasimu
Mengalah
Tiada pamrih
Tiada ingin penghargaan
Kedamaian
Pandang kritik dengan obyektif
Abaikan cara penyampaian
Abaikan cara penyampaian
Catat masukan dan lakukan perbaikan
Bukan saatnya memberikan justifikasi
Bukan saatnya memberikan pembenaran
Bukan saatnya melakukan perdebatan
Terimalah masukan dan buatlah perbaikan
Bukan saatnya berdalih dengan ketidaksempurnaan
Perbaikan selalu bisa dimulai
Yang perlu dilakukan hanyalah menanggalkan ego
Bahwa memang kita perlu perbaikan
Tak usah menuntut orang lain
Cukuplah kita yang melalui ujian
Biarlah Allah yang buatkan ujian buat mereka
Doakan saja yang baik, Allah akan kabulkan juga buat kita nantinya
Amalan Lailatul Qadar - Tweet Ust. Didin Hafidhuddin
Di Ramadhan yang lalu, ada serial tweet dari Ust. Didin Hafidhuddin, @hafidhuddin, semoga bermanfaat, sebagai referensi untuk Ramadhan yang akan datang, semoga Allah sampaikan umur kita..
O ya, saya edit sedikit dari singkatan-singkatan yang sering digunakan di twitter.
==
Lailatul Qadar Tweet
Tweet dari Ust. Didin Hafidhuddin @hafidhuddin :
Malam ini malam ke-27. Mari kita niatkan untuk mengoptimalkan ibadah kita.
Hal-hal yang dapat dilakukan:
1. Memperbanyak baca Alquran
2. Qiyamullail memperbanyak sujud dengan sholat sunnah-tahajjud
3. Perbanyak istigfar & taubat
4. Perbanyak doa
5. Perbanyak dzikir tasbih, tahmid, takbir, dan tahlil.
6. Baca dzikir yang dituntunkan Rasulullah ketika lailatul qdar: اَللَّهُمَّ إنَّكَ عَفُوٌّ, تُحِبُّ
"Allahumma innaka 'afuwwun tuhibbul 'afwa fa' fu 'anna"
"Ya Allah sesungguhnya Engkau Maha Pemberi ampun, mencintai pengampunan,maka ampunilah aku"
Bagi wanita yang sedang berhalangan, dapat menghidupkan malam dengan melakukan poin 3 sampai 6.
Insya Allah, semoga kita semua mendapatkan keagungan lailatul qadar. Amin.
===
O ya, saya edit sedikit dari singkatan-singkatan yang sering digunakan di twitter.
==
Lailatul Qadar Tweet
Tweet dari Ust. Didin Hafidhuddin @hafidhuddin :
Malam ini malam ke-27. Mari kita niatkan untuk mengoptimalkan ibadah kita.
Hal-hal yang dapat dilakukan:
1. Memperbanyak baca Alquran
2. Qiyamullail memperbanyak sujud dengan sholat sunnah-tahajjud
3. Perbanyak istigfar & taubat
4. Perbanyak doa
5. Perbanyak dzikir tasbih, tahmid, takbir, dan tahlil.
6. Baca dzikir yang dituntunkan Rasulullah ketika lailatul qdar: اَللَّهُمَّ إنَّكَ عَفُوٌّ, تُحِبُّ
"Allahumma innaka 'afuwwun tuhibbul 'afwa fa' fu 'anna"
"Ya Allah sesungguhnya Engkau Maha Pemberi ampun, mencintai pengampunan,maka ampunilah aku"
Bagi wanita yang sedang berhalangan, dapat menghidupkan malam dengan melakukan poin 3 sampai 6.
Insya Allah, semoga kita semua mendapatkan keagungan lailatul qadar. Amin.
===
Subscribe to:
Posts (Atom)